10 : Mengambil Langkah

6.1K 511 129
                                    

Sejujurnya Klara malas mengetahui bahwa Kanya dan dua lainnya adalah teman seperkawanan Aidan. Ada keinginan untuk lebih baik tidak menyukai Aidan, tapi Klara tidak bisa mengungkiri bahwa perasaan untuk cowok itu justru semakin bertumbuh.

Di lapangan sehabis pelajaran Olahraga, Aidan mengelap keringat dengan punggung tangannya lalu mengebelakangkan poninya. Dia sempat mengangkat bajunya hingga terlihat perutnya kemudian bajunya dia kibas agar tubuhnya mendapat angin.

Klara memberanikan diri untuk mengambil langkah agar dekat dengan Aidan. Klara melangkah lalu berhenti di depan cowok itu. "Aidan?"

"Hm?" tanya Aidan sembari mengangkat alis kirinya.

"Gue mau nanya sebentar," ujar Klara, jantungan memang namun Klara harus berusaha.

"Nanya lah." Aidan menunggu sambil memperhatikan bibir Klara. 

Bodohnya Klara menggigit bibirnya. Aidan langsung meneguk ludahnya.

Aidan mengerutkan dahinya. "Mau nanya apaan cewek? Cepet."

"Aidan kenapa sih," ucap Klara dalam hati. Kemudian tersenyum kaku. "Lo.."

"Lo gugup? Kenapa? Sayang ya sama gua?" Satu sudut bibir Aidan naik. 

Klara menggeleng. 

"Terus? Lo mau ngomong apa sih? Yang jelas. Kalo gak ngomel ngelak ya gak jelas," tutur Aidan tidak sabaran.

Telunjuk Klara menunjuk wajah Aidan. "Kok lo hafal gue?" 

"Akhir ini gua sering ketemu lo," ungkap Aidan pelan lalu mendekatkan wajahnya ke depan hidung Klara. "Cepet, lo mau apa? Gua buru-buru."

"Astaga gue harus bilang apaa, gue lupa mendadakkk." Klara panik, Aidan belum juga menjauhkan jarak antara mereka.

Hidung Aidan menyentuh hidung Klara lalu Aidan tertawa miring. "Masih mau ngomong atau gua tinggal?" Lalu menjauhkan Klara darinya.

"Lo ini ngebaperin atau beneran dari diri lo sih?" tanya Klara bingung.

"Mana gua tau," lontar Aidan.

Klara menghela napasnya berat lalu kembali menatap Aidan. "Pulang sekolah lo bisa tunggu di parkiran gak?" 

"Ngapain? Lo siapa gua?" 

"Sebentar aja Dan. Gue gak maksa kok," ujar Klara pelan.

"Liat entar," balas Aidan kemudian dia pergi meninggalkan Klara sendirian di lapangan. Aidan sama sekali tidak menyadari ada sedikit perubahan dari Klara. Kan dia tidak peduli.

...

Sepulang sekolah Klara keluar dari kelas namun ditahan oleh Rea. "Lo mau kemana sih? Buru-buru banget Klar."

"Kepooo," ujar Klara sambil tertawa.

"Masa gitu sih sama gue! Gue kan sahabat lo Klar! Jahat lo sama gue ya!" kesal Rea kemudian Klara tersenyum.

"Gue lagi mau ambil langkah maju," jelas Klara namun tidak spesifik.

"Maksudnya langkah maju? Lo keluar kelas juga udah langkah maju kali Klar," bingung Rea.

"Ada deh nanti gue kasih tau ya kalo gue siap," janji Klara lalu Rea mengangguk.

"Yaudah Klar! Semangat deh apapun yang lo lakuin wahai sahabat! Gue mau ke ruang guru dulu! Bye!" Rea lari keluar dari kelas. 

DANKLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang