45 : Belajar Yang Serius

8.2K 446 78
                                    

Klara dan Rea memegang buku paket Biologi di tangan mereka berdua sambil mengobrol ingin belajar di perpustakaan karena kalau di kelas berisik jadi mereka tidak akan fokus. Namun dua orang lari menghampiri mereka. Zeha dan Kanya. 

"Klar! Tunggu dong!" teriak Zeha. Kanya lari mengikuti Zeha.

Rea menolehkan kepalanya ke samping saat masih bicara dengan Klara. "Si Zeha manggil lo tuh Klar."

"Denger gue," ucap Klara namun tidak berhenti berjalan.

"Gue bilang berhenti anjir! Gue mau minjem buku cetak Biologi lo!" pinta Zeha kemudian Klara menghela napas kesal. Klara langsung menghentikan langkahnya begitupun Rea.

"Disuruh tunggu masih aja jalan lo," kata Kanya sedikit sewot.

"Gue mau belajar jadi gue pake. Lo pinjem aja ke perpustakaan," ujar Klara malas.

"Gue mau belajar di kelas Klar, pinjem yaa? Boleh dong. Gue kan udah gak gangguin lo lagi masa lo masih marah sih sama gue," ucap Zeha lalu mengambil buku Biologi dari tangan Klara. "Ya? Pinjem ya? Kita kan udah friend sekarang."

"Friend? Hah?" Rea mengernyitkan alisnya bingung. "Sejak kapan Klara mau temenan sama lo?"

"Udah sih Klara aja gak bales dendam tuh sama Zeha. Santai aja kali lo Re," ujar Kanya. "Kita udah damai nih sekarang guys! Kecuali Leva, benci banget gue sama dia. Pengkhianat. Lo sabar ya Klar, dimanfaatin tuh sakit."

Rea makin bingung, Klara juga. Bisa-bisanya dua cewek aneh itu bersikap tidak seperti biasanya kepada Klara.

Zeha tertawa renyah. "Gue kan udah bilang gue udah gak suka lagi sama Aidan, gue gak peduli sih dia sama siapa lagi. Mau balikan sama lo atau siapa terserah. Lo bingung kan kenapa gue masih gak suka sama Leva? Karena.." 

"Udah gue gak mau ikut campur, lo pinjem deh tuh bukunya. Ayo Re," ajak Klara pergi secepatnya dari pada dapat komporan dari Kanya dan Zeha.

"Yeh! Yaudah gue pinjem Klar! Thank youuuu!" teriak Zeha kemudian kembali ke kelasnya ditemani Kanya. Kanya juga belajar di kelas Zeha karena di kelasnya ada Leva. 

Males banget kali ketemu Leva.

"Friend pantat lo! Kesel gue! Dikira mau kali ya kita punya temen modelan biadab kayak mereka," cibir Rea sembari menuruni tangga dan belok ke arah perpustakaan.

"Udah sih diemin aja. Gue sebenernya kesel juga sih, gak ada minta maaf atau apa tapi mereka seenaknya. Tapi biarin deh, seenggaknya musuh gue berkurang Re," ujar Klara masih punya hati yang mulia.

"Ih Klar! Hati lo kok mulia banget sih kayak Pak Jokowi! Gue aja yang tau lo udah di-bully  masih benci gue sama mereka," tukas Rea menunjuk lantai atas karena dua orang itu berada di sana.

"Lo benci sama yang nyiptain lo? Nunjuk ke atas lo," kata Klara lalu ditoyor oleh Rea.

"Rada-rada lo! Walaupun yang nyiptain gue gak bisa satuin gue sama Felix Mallard yang gantengnya subhanallah banget minta dikandangin, gue gak benci tuh Klar," tutur Rea greget akan ketampanan yang dimiliki cowok yang baru disebutnya barusan.

"Yang di atas juga mikir-mikir kali Re! Hahahahaha!" tawa Klara kemudian di dorong sama Rea pelan.

"Yeee menyebalkan sekali!" kesal Rea dan tertawa setelahnya.

Mereka berdua masuk ke dalam perpustakaan. Rea menangkap ada suara tawa di belakang lemari besar yang di belakangnya terdapat space kosong. Karena Rea penasaran jadi dia mendekati lemari itu kemudian malu semalu-malunya. 

Ada Aidan dan teman-temannya di sana sedang bersandar di belakang lemari sampai ada yang tiduran seperti rumah sendiri. Mata lima cowok di sana melihat Rea. Rea langsung putar balik namun Klara berdiri di dekatnya sampai mereka berdua tabrakan.

DANKLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang