40 : Tidak Utuh Lagi

15.9K 849 120
                                    

Aku seneng kalian udah baca sampe sini. Semoga tetep suka yaa.

Vote sama komennya boleh kalii WKWKWK.

...

Kondisi hati Klara hancur, pikirannya terus fokus kepada Aidan yang sudah mempermainkan perasaannya untuk waktu yang lama. Tiga minggu menjalin hubungan bukanlah hal yang mudah bagi Klara. Meladeni sikap ketus dan tidak dianggap sudah cukup menampar Klara sekarang. Aidan sejahat itu.

"Papa gue udah bikin batin gue sakit, sekarang Aidan nyakitin hati gue. Siapa lagi yang mau bikin gue sakit?" pikir Klara miris.

Klara duduk di depan kelasnya sambil memegang buku cetak tebal dan tidak sadar mencoret asal satu halaman dari buku itu. Tatapan Klara kosong. Jika mengingat nama Aidan justru meningkatkan kebencian Klara.

"Klara!" panggil Aidan. Klara benci suara itu.

Aidan lari menghampiri Klara lalu memeluknya erat sampai Klara sesak napas dan tidak ingin membalas pelukan itu. "Kenapa gak lo bales? Jangan tinggalin gua Klar."

Tangan Klara mengepal dan giginya menggertak saking marahnya. Klara mendorong Aidan. "Lo bilang apa tadi?! Jangan tinggalin lo?! Gue gak akan peduli permintaan lo!"

Aidan meraih tangan Klara lalu mengelusnya dengan rasa khawatir. "Klar. Tolong. Jangan tinggalin gua. Gua gak peduli respon lo. Gua gak mau lo pergi."

Klara menepis tangan Aidan kasar lalu tersenyum, senyum yang kini sudah beda arti bukan kebahagiaan lagi yang Klara tunjukan. "Lo itu punya dua telinga yang berfungsi dengan baik! Lo denger gue! Gue gak akan pernah balik ke lo! Lo bukan Aidan yang gue pikir! Lo orang jahat yang udah tega mainin gue!"

"Klara! Dengerin gua! Lo cuma salah paham Klar!" pinta Aidan akan Klara yang harus mengalihkan perhatian padanya.

Klara tidak peduli ucapan Aidan dan memilih masuk ke dalam kelas daripada mendengarkan colotehan yang hanya membuatnya marah. Namun Aidan tidak menyerah, dia jalan cepat lalu memeluk Klara dari belakang.

"Denger gua Klar, lo masih pacar gua. Lo butuh penjelasan gua," desak Aidan tanpa melonggarkan pelukannya.

"Gue gak butuh penjelasan lo! Gue juga gak butuh raga lo!" Klara menginjak kaki Aidan lalu menunjuk Aidan. "Gue gak mau denger lo manggil nama gue! Jangan pernah nginjekin kaki lo di dalam kelas gue!" Lalu Klara masuk ke kelasnya dan menutup pintunya kencang.

Aidan tanpa henti memperhatikan lewat jendela sampai Klara duduk di tempatnya. Aidan mengacak rambutnya frustasi. "Gua gak akan nyerah Klar. Lo nolak gua sekalipun, gua gak akan berhenti ngejar lo sampe kembali ke gua lagi."

Kelas 11 IPS 4 seketika langsung berisik saat Aidan masuk dan Dewa menarik Aidan dan mendorongnya sampai tubuh Aidan menubruk meja guru.

Dewa menatap tajam kedua bola mata Aidan. "Gua putus sama Leva! Puas lo! Gua masih gak terima! Bangsat! Pengkhianat!"

"Haha lo bilang apa?" Aidan berdiri lalu mencengkeram kerah seragam Dewa. "Gua gak pernah ngungkit masalah lo! Lo udah buat gua putus sama Dea! Lo nembak dia di saat gua masih pacaran sama dia! Kurang anjing apalagi lo?! Gua gak pernah ngehancurin hubungan lo sama Leva! Gak ada yang minta lo putus sama Leva! Brengsek!" Aidan menendang kaki Dewa sampai tersungkur di lantai.

DANKLARWhere stories live. Discover now