32 : Bersamanya

7K 507 79
                                    

Part ini bakal lebih panjang dan dipenuhin sama Aidan-Klara yaa. Bonus buat kalian yang udah baca sampe sejauh ini.

Makasih mantemannn!

...

Rea mengikat rambutnya didepan cermin dalam toilet. "Klar, lo sama Aidan gimana? Gue gak mau ya lo diapa-apain sama Aidan. Gue tau dia bantuin lo dari Javas. Tapi perasaan itu gak bisa dipake main Klar. Lo jangan mau dipacarin tanpa rasa timbal balik."

Klara tersenyum sambil memakai perfume. "Aidan gak jahat kok Re. Dia emang belum suka sama gue, tapi gue udah buat janji bakal bikin dia suka sama gue. Jadi gue yakin gak lama lagi perasaan gue bakal terbalas."

"Kenapa sih Klar lo itu yakin banget?! Lo jujur sekarang sama gue! Temen-temen Aidan gak suka kan kalian berdua jadian?!" marah Rea karena kasihan dengan Klara.

"Lo.. Lo tau dari mana Re?" tanya Klara merasa bersalah tidak bercerita.

"Lo tuh apaan sih Klar! Aidan gak suka sama lo! Temen-temennya gak suka! Lo sama siapa Klar? Siapa yang ada di pihak lo?! Gue realistis! Rasanya berjuang sendirian itu sakit Klar! Gue kasian sama lo!" 

"Re.. Tapi udah ada kemajuan dari Aidan. Dia udah mulai deket sama gue. Siapapun temen Aidan, gue gak peduli. Gue bakal nyerah kalo gue udah gak kuat lagi sama dia Re. Gak mustahil buat dia suka sama gue juga," ujar Klara penuh keyakinan.

Rea menghela napas sabar. "Klar. Gue harap lo bener ya. Gue gak ada di pihak temen-temen Aidan, tapi gue juga gak bisa liat lo sakit hati Klar. Lo sahabat gue."

"Re..." Klara memeluk Rea. 

"Keep strong yaa Klar!" ucap Rea diangguki oleh Klara.

Rea memang tidak menyetujui hubungan Klara dengan Aidan. Tapi semua keputusan ada di tangan Klara. Klara masih ingin berusaha membuat Aidan jatuh cinta kepadanya. Kegigihan Klara membuat Rea berpikir dua kali untuk menghentikkan usaha Klara. Rea juga tidak ingin Klara sedih. Tapi Klara itu keras kepala.

...

Sesuai janji Aidan kemarin untuk menuruti permintaan Klara. Kini Aidan menepatinya. Sepulang sekolah Aidan pulang ke rumah Klara untuk menemani pacarnya memasak. Aidan cukup susah dicari saat pulang sekolah tapi akhirnya setelah ditelepon mereka bertemu di depan sekolah.

Klara turun dari motor untuk membuka gerbang. "Sebentar yaa."

Aidan memasukkan motornya lalu memarkirkannya di garasi. Klara berdiri di sebelah motor Aidan.

"Ayo Dan," ajak Klara.

"Rumah lo ada siapa?" tanya Aidan sembari melepaskan kunci dari motornya kemudian berdiri di sebelah Klara.

"Ada Mama gue. Papa gue belum pulang kerja," jawab Klara. "Gak usah takut. Mama gue gak galak kok."

"Iya apa kata lo," ujar Aidan.

Klara masuk ke dalam rumah dengan Aidan di belakangnya yang melihat seisi rumah Klara. Rumah bercat putih dengan ruang tamu yang besar dan wangi. Dingin juga. 

Anggun datang menghampiri mereka. "Loh Klara, kamu sama siapa? Temen kamu kok cuma satu? Kerja kelompok ya?"

Tidak lupa Aidan salim kepada Anggun.

"Pacar aku hehe," kata Klara sesekali melihat Aidan tanpa lepas dari cengirannya.

Aidan kaget. Ingin mengelak tapi Anggun sudah menepuk lengan Aidan lembut. "Kamu pacarnya Klara? Jagain Klara ya. Dia anak saya satu-satunya loh. Keras kepala tapi hatinya lembut."

DANKLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang