31 : Janji Aidan

8.4K 500 58
                                    

Setelah pulang kerja, Jofar datang lalu membuka pintu secara kasar dan masuk dengan langkah cepat. Lalu memarahi Klara habis-habisan sebab menghalangi jalannya padahal Klara masih kaget saat Jofar tiba-tiba datang jadi belum sempat pindah.

"Klara! Bodoh kamu! Saya lewat bukannya pindah!" Jofar menunjuk-nunjuk kepala Klara.

"Klara gak sengaja Pah, Papa dateng mendadak tadi. Klara minta maaf," ujar Klara pelan.

"Maaf maaf!" Jofar melihat ke meja makan. "Mana makanan buat saya?! Dimana?! Saya baru pulang bukannya dibuatin makanan!"

"Mama baru pulang dari arisan. Papa juga pulangnya lebih awal," jawab Klara.

"Kalian berdua sama-sama bikin saya marah! Kalau gitu saya gak usah pulang sekalian!" Jofar memukul tembok di sebelah Klara lalu mendecak dan pergi ke kamarnya.

Mata Klara berkaca-kaca. Setiap sebelum dan sesudah kerja, jika apa yang Jofar inginkan tidak ada bahkan telat sedikit dikasihnya, Jofar marah terus seperti tidak ada kesabaran dalam dirinya.

"Gapapa Klar," ucap Klara dalam hatinya lalu naik ke kamarnya untuk tidur. Klara tidak jadi untuk ambil minum, tenggorokannya seketika tidak menginginkan lagi.

...

Klara melupakan kesedihan semalamnya, Klara menghela napas pelan. Pandangannya terpaku kepada Aidan yang sedang meledeki guru. Aidan dijewer dan dimarahi tapi cowok itu terlihat puas dengan tingkahnya sendiri.

"Aidan nakal banget." Klara geleng kepala.

Tiba-tiba Bu Asih memanggil Klara. Bu Asih tuh musuh bubuyutan Aidan.

"Klara! Sini kamu! Tolongin Ibu sebentar bisa kan?"

"Hah gue dipanggil?" tanya Klara bingung.

Satu panggilan lagi, Klara mendatangi Bu Asih yang masih setia menjewer telinga Aidan. Yang dijewer tertawa sambil mengaduh kesakitan.

"Kamu liat kan dia siapa? Pacar kamu. Satu sekolah tau kalian pacaran. Jadi jagain pacarnya dong Klaraaa! Jangan sampai lepas dari kandang! Mulutnya dia bikin saya kesal!"

"A.. A.. Bu udah! Telinga saya bisa numbuh lagi kalo dijewer terus putus. Jadi Ibu bikin capek diri sendiri," ujar Aidan dengan tangannya yang ingin merauk Bu Asih.

"Tuh tuh kamu liat sendiri Klar, tangannya mau ngerauk saya." Bu Asih menunjuk tangan Aidan.

Klara menahan tawanya. "Iya Bu, saya jagain. Udah ya Bu, kasian dia tuh kesakitan keliatan dari mukanya."

Aidan melihat Klara dengan alis tersentak.

Bu Asih menghentikan jewerannya lalu bersilang tangan di atas perut. "Lain kali kamu jangan suka songong mulutnya. Cocok kamu sama Klara, Klara baik. Jagain ya Klara jangan sampai berulah lagi."

"Iyaa Bu. Pasti hehe," respon Klara.

Setelah Bu Asih pergi, Klara menarik Aidan untuk pergi dari depan ruang guru. Sepanjang koridor, Klara menertawakan Aidan tanpa henti.

"Hahahaha, lo ngapain sih Dan? Sampe berkeliaran di ruang guru?" tanya Klara masih dengan tawanya.

"Kepo banget lo," jawab Aidan malas.

Kenapa Aidan bisa dari ruang guru? Kertas ulangan harian yang Aidan isi di kelas saat tidak ada guru tuh direbut sama Argo dan Dalu. Alhasil robek. Aidan sudah marah-marah tapi mereka cengengesan. Makanya Aidan ulang di ruangan itu.

Ribet kalo Argo sama Dalu udah rebutan. Kayak dua monyet nemu satu pisang.

"Masih mending gue mau yaa ngebantuin lo dari jeweran Bu Asih. Kalo enggak? Liat tuh kuping lo udah merah malah makin merah nanti." Klara jinjit lalu mengusap lembut daun telinga Aidan.

DANKLARWhere stories live. Discover now