31. Teror

8.2K 608 7
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨

Happy Reading ❤️

Aileen keluar dari kamarnya ia merasa haus hingga berniat berjalan ke dapur tapi langkahnya terhenti kala melihat ada suara barang yang dibanting dari ruang kerja ayahnya. Karena penasaran Aileen berjalan ke ruang kerja Ayahnya ia melihat jam dinding yang tak jauh dari sana menunjukkan pukul 2 malam. Ia penasaran suara apa dan mengapa ayahnya belum tidur.

"Ayah" panggil Aileen berjalan menghampiri ayahnya.

"Ai kamu belum tidur?" ujar Ayah terlihat terkejut dengan kehadiran putrinya.

"Ai tadi mau ambil minum, tapi denger suara bantingan, jadi Ai nyari asal suaranya ternyata dari sini" ujar Aileen.

"Ayah kenapa belum tidur?" tanya Aileen.

"Ini mau tidur, tadi yang kamu denger itu suara barang yang gak sengaja ke senggol" ujar Ayah.

"Udah malem loh, tidur lagi Ai" ujar Ayah.

"Ayah jangan bohong, ayah lagi nutupin sesuatu kan?" ujar Aileen melangkah ke arah ponsel yang tergeletak di lantai.

"Ai ja-

Ucapan Ayah terpotong kala Aileen lebih dulu mengambil ponsel yang tadi di bantingnya bahkan Aileen sudah membuka pesan itu.

08xxxxxxxx
Kehancuran sudah di depan mata!

Aileen yang membaca pesan itu meremas kuat ponsel milik ayahnya. Ia tak akan membiarkan siapapun menghancurkan keluarganya bahkan sekalipun orang itu adalah orang yang pertama kali mengajarinya bagaimana cara berjalan dan berbicara. Jangan lupakan hal yang tertinggal bahwa dia juga yang mengajari Aileen bagaimana caranya menyalurkan rasa dendam.

-AIGHA-

Aileen masih memikirkan kejadian tadi malam dimana Ayahnya terlihat biasa saja padahal tersirat dari wajahnya jika ia menyimpan rasa takut dan khawatir untuk keluarga nya.

"Udah istirahat woi, lo masih mau di sini?" tanya Raymond.

"Ikut gue" ujar Aileen meminta Raymond dan kedua sahabatnya untuk ikut dengannya.

"Gas" panggil panggil Gerri melihat Bagas yang baru keluar dari kelas sebelah.

"Oit" balas Bagas menghampiri Aileen diikuti Tito dan Dimas.

"Ayo is-

"Ikut gue" ujar Aileen. Sebelum ia membalikkan tubuhnya ia melirik Agha yang sedari tadi menatapnya tanpa berkedip Aileen tersenyum manis membuat Agha ikut tersenyum tapi Agha salah ia mengikuti arah pandang Aileen yang justru tersenyum pada Zakka yang tengah membalas senyumnya.

"Ayo Mada aku laper" ujar Rizka menarik tangan Agha.

Aileen sudah berada di gudang belakang sekolah dengan ke enam pemuda tampan tak lain sahabatnya.

"Mau apa sih Ai, gue laper malah lo bawa kesini" ujar Tito mengelus perutnya yang meronta.

"Keluarga gue di teror" ujar Aileen membuta ke enam sahabatnya itu terkejut.

"Teror?" beo mereka.

"Siapa?" tanya Abizar.

"Brian" jawab Aileen datar, keenam sahabat Aileen mengepalkan tangannya.

"Mereka udah bermain terlalu jauh Ai" ujar Raymond.

"Sebelum dia hancurin keluarga gue, gue bakal lebih dulu habisin dia dengan tangan gue sendiri" ujar Aileen membolak-balikan kedua telapak tangannya.

"Ai bisa lebih cepet gak sih? Gue greget mau lihat tubuh si Brian itu pisah-pisah" ujar Gerri yang tak sabar.

"Bukan cuma dia, tapi wanita ular kesayangannya juga" ujar Aileen menyeringai.

"Wih gila makin gak sabar, kasian juga Bruno udah 1 bulan gak makan daging haram" ujar Bagas. Bruno itu nama Singa milik Aileen yang di simpan di kandang yang ada di halaman belakang basecamp nya.

"Secepatnya gue kasih Bruno asupan yang lebih bergizi" ujar Aileen lagi.





See u part ❤️

AIGHA Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz