07. Masih marah

16.6K 1.2K 37
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨

Malam ini Aileen memilih tak ikut makan malam, ia tak mau melihat wajah sedih Bundanya, ia lebih memilih duduk di balkon kamarnya menikmati angin malam dengan menatap indahnya langit yang di sinari ribuan Bintang.

"Ai" panggil Devano menghampiri dirinya.

"Hm"

"Makan Ai" ujar Devano.

"Gue gak laper Van" balasnya.

"Lo harus makan Ai" ujarnya lagi.

"Gue kenyang Van" tolaknya.

"Lo harus ikut gue Ai, kita makan" ujarnya dengan meraih tangan Aileen.

"Van...

"Lo mau gue marah?" tanya Devano di balas gelengan. Ia tahu Aileen tak akan membiarkan dirinya marah.

"Maka nya ayo ikut gue ke bawah" ujar Devano membuat Aileen pasrah.

"Selamat malam" ujar Devano.

"Malam" jawab mereka.

"Bun...

"Makan" potong Bunda membuat Aileen menundukkan kepalanya.

"Ay...

"Makan Ai" ujar Ayah membuat Aileen menunduk kembali dan mereka pun memulai makan malamnya.

"Rekan perusahaan Ayah minggu depan ngadain pembukaan cabang baru" ujar Ayah setelah selesai makan.

"Ayah mau kalian semua ikut"lanjutnya lagi di angguki mereka tapi tidak dengan Aileen.

"Ai gak bi...

"Harus Ai" ujar Ayah.

"Ayah mau kamu ikut, jangan cari alasan" lanjutnya.

"Bunda mau ke kamar" ujar Bunda ingin berjalan ke kamar namun tangannya di pegang aileen.

"Bunda, Bunda masih marah sama Ai?" tanya Aileen membuat Bunda memejamkan matanya.

"Bunda mau ke kamar" ujar Bunda mencoba melepas tangan putrinya.

"Bunda Ai mohon maafin Ai" ujar Aileen tapi tak di ubris Bundanya, Bunda pun berhasil melepas tangan putrinya dan melanjutkan langkahnya namun ia berhenti saat mendengar perkataan putrinya.

"Ai tau Bunda kecewa sama Ai, mungkin bukan Bunda aja Ayah, Kakak, dan Vano juga kecewa karena Ai gak bisa jaga diri Ai, karena Ai selalu pulang dengan luka luka, tapi Ai bersumpah Bunda kali ini Ai gak tau kenapa tangan Ai luka, Ai bingung Bunda Ai bingung Ayah, kenapa tangan Ai berdarah padahal Ai gak ngapa-ngapain Ai cuma pengen marah aja" ujar Aileen dengan lirih, perkataan Aileen membuat keluarganya tertegun, Bunda membalikan tubuhnya menatap putrinya yang tengah menunduk menatap tangannya yang terbalut perban.

"Ai...

"Ai gak pernah ngelukain diri Ai sendiri, Ai bersumpah tadi juga Ai gak tawuran atau berantem, Ai cuma marah tapi Ai gak tau kenapa Ai marah,bener Bunda beneran Ai gak bohong" ujar Aileen memotong ucapan Bunda, ia menggeleng kuat ia benar benar tak ingat luka di tangannya karena apa.

"Sayang hei....

"Ai gak bohong Bun...P.. papah? Kai gak bohong pah, jangan pukul Kai pah Kai gak bohong" ujarnya langsung berlanjut dengan menangis ia mencengkram kuat rambutnya dan memejamkan matanya.

"Ai ini bunda Ai" ujar Bunda menangis melihat kondisi putrinya begitupun kedua anaknya dan suaminya.

"Hei sayang" ujar Ayah lembut mencoba meraih tubuh Aileen namun Aileen menghindar.

"Jangan Pah, Kaila gak bohong jangan pukul Kai pah hiks sa..kit pah" Aileen menangis dengan histeris membuat kedua saudaranya ikut menangis, apa Aileen teringat masa lalunya?

"ARGHHHHH"erangnya kencang membuat hati keluarganya tersayat sayat.

"Ai sayang hei" ujar Ayah pelan.

"Eímai thymoménos (saya marah)" teriaknya dalam bahasa Yunani, membuat mereka kembali tertegun mendengar ucapan Aileen.

"Ai...

"eímai lypiménos (saya sedih)" teriaknya lagi.

"Ini Ayah sayang ini Ayah" ujar Ayah ia berhasil memeluk putrinya yang menangis histeris dan meronta-ronta di dalam pelukannya.

"Thélo na pethánoun (Saya ingin mereka mati)" ujarnya lirih.

"Ai lihat ayah, i-ni A-yah" ujar Ayah penuh penekanan ia menangkup wajah putrinya yang mulai menatapnya sendu.

"ARGHHHH" sungguh mereka benar-benar terkejut secara bersamaan melihat Aileen yang berteriak dengan wajah sangat merah bahkan matanya juga ikut memerah dengan sorot yang tajam.

"AILEEN! i-ni A-yah" Ayah berhasil membuat Aileen diam dengan nafas memburu.

"Ayah?" tanya Aileen dengan lirih di angguki Ayah. Aileen menatap sekeliling dengan pandangan seolah bertanya apa yang terjadi.

"Ayah, Bunda, Kakak sama Vano Kenapa nangis?" tanya Aileen bingung, membuat mereka terenyuh kenapa dengan Aileen?.

"Maafin Bunda Ai" ujar Bunda memeluk erat Aileen.

"Bunda minta maaf soal apa?" tanya Aileen.

"Soal apapun itu Bunda minta maaf" ujar Bunda dengan hatinya yang sesak.

"Ayah, Bunda kepala Ai sakit, tangan Ai juga sakit" ujar Aileen menunjukkan tangan dengan perban yang sudah merembes darah.

"Ai kita ke rumah sakit ya?" ujar ayah.

"Enggak ma...

"Ai, Kakak mohon kamu mau ya, ke rumah sakit" ujar Elina di angguki Vano.

"Tapi Ai tak...

"Ada kita Ai, kita ikut Ai ke rumah sakit" ujar Devano.

"Mau ya?" ujar Bunda di angguki Aileen membuat mereka bernafas lega.

"Yuk" ujar Ayah.

"Ai pakai ini aja" ujar Vano memakai kan hoodie merahnya.

"Masih sakit sayang?" tanya Bunda menatap lembut putrinya yang matanya sembab.

"Sedikit sakitnya" jawabnya dengan kekehan membuat mereka tersenyum kecut.











See u part ❤️

AIGHA Where stories live. Discover now