Mama Mertua

961 42 1
                                    

Selamat Membaca:)

Jesika mengusap wajahnya saat cahaya yang masuk dari cela cela diatas jendela mengenai mata coklatnya.

Ia menatap jam yang ada di handphonnya dengan menghelah nafasnya. Dimana tertera pukul 09. 22 wib, itu artinya ia terlambat bangun. Semalaman ia kekurangan tidur karena merawat Jordi

Jesika menatap kesebalahnya dimana suaminya yang tampak gelisah dalam tidurnya. Tangan Jesika terulur menyentuh kening Jordi yang ternyata masih terasa panas sejak tadi malam.

Jesika melangkahkan kakinya kekamar mandi terlebih dahulu. Lalu setelahnya ia melangkah ke dapur, untungnya Bi Ina telah memasak jadi ia membawakan sarapan untuk Jordi dan lupa dengan sebuah obat yang tadi ia minta tolongi dari Bi Ina untuk membelinya di apotek depan kompleks rumah mereka.

"Di, bangun dulu yuk. Kamu makan dulu, biar cepat sembuh," ucap Jesika dengan lembut membelai pipi Jordi. Jordi membuka matanya yang terasa berat karena kepalanya yang terasa sakit. Jordi menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Dikit aja ya," ucap Jesika dengan nada khawatirnya. Jordi membuka matanya kembali menatap wajah khawatir milik Jesika. Jordi akhirnya menganggukan kepalanya.

Jesikapun tersenyum lega dan mulai menyuapi Jordi. Jordi bersusah payah untuk menelannya.

"Kamu udah makan?" tanya Jordi disela makannya. Jesika menggeleng pelan. "Ntar aku makan setelah suapin kamu."

Jordi menggelengkan kepalanya, mengambil alih piring tersebut. "Sekarang aku yang suapin kamu, buka mulut!"

"Tapi kamu-"

"Aku Udah kenyang Jesi, sekarang buka mulut, ayo," ucap Jordi. Jesikapun pasrah membuka mulutnya menerima suapan demi suapan yang diberikan Jordi kepadanya hingga habis.

Jesikapun tak lupa memberikan obat kepada Jordi yang diterima langsung oleh Jordi. Jordi tidak ingin membuat Jesika menjadi cemas terhadapnya meskipun ia tergolong orang yang paling susah di urus saat sakit apalagi disuruh minum obat.

"Yaudah kamu istirahat aja ya. Aku mau kebawah. Kata Mama kamu, mereka mau datang bareng Teh Diah sama Cila," ucap Jesika.

Jordi mengerutkan dahinya sesaat. "Ngapain mereka kesini?" tanyanya sedikit memales.

"Gitu amat mukanya Mas, palingan juga main-main. Aku jadi gak sabar buat gendong Cila," ucap Jesika dengan senyum lebarnya membayangkan menggendong Cila, seorang balita dengan pipi gembul tersebut.

"Aku mau mandi," ucap Jordi membuat Jesika langsung menatap cowok tersebut.

"Lho kok mandi? Jangan mandi dulu, kamu masih panas. Dah istirahat dulu, adem adem disini sampe sembuh," Ucap Jesika menaikkan selimut ke tubuh Jordi yang membuat Jordi menghembuskan nafasnya.

"Jesi," panggil Jordi.

"Hmm."

"Aku tau obat yang paling mujarab deh untuk turunin demam sama ngilangin sakitnya," ucap Jordi.

"Apa Di, biar aku beli di apotek depan siapa tau ada," jawab Jesika menatap Jordi penuh penasaran.

"Itu gak ada di apotek," ucap Jordi. Tangan lelaki itu bergerak memanggil Jesika untuk lebih mendekat padanya. Jesika yang kepopun mendekatkan dirinya ke Jordi. Jordi tersenyum lebar lalu menunjuk bibir Jesika. "Kiss me," bisiknya dengan suara serak yang dibuatnya.

"Itu obat paling mujarab sayang," bisik Jordi lagi. Jesika membulatkan matanya lalu dengan segera menjauhkan tubuhnya dari Jordi.

Plak

Jesika manampar lengan Jordi membuat cowok itu mengaduh kesakitan lalu terkekeh. "Masih sakit juga sempet-sempatnya buat mesum," cibir Jesika meninggalkan Jordi yang tertawa melihat wajah memerah Jesika.

STILL LOVE YOUDove le storie prendono vita. Scoprilo ora