Demam

1.3K 48 0
                                    

Selamat Membaca :)

Jordi menatap air hujan yang membasahi kota dari teras rumah sakit. Ia teringat dengan istri cantiknya yang mungkin sedang menunggunya dirumah.

Senyum Jesika, tawanya serta bagaimana perempuan itu bertingkah terekam jelas di kepala Jordi. Mengingatnya, Jordi semakin merindukan istri cantiknya itu.

Jordi langsung menerebos hujan tersebut kearah motornya terparkir dan menyalakan mesinnya, berjalan di jalanan yang basah dan dibawah guyuran air hujan.

Ia tersenyum dibalik helmnya menuju rumahnya tidak sabar untuk memeluk perempuan tersebut.

Setelah menempuh 30 menit perjalanan, Jordi tiba di rumahnya dengan keadaan basah tentunya dan hujan masih saja turun dengan deras.

"Astaga Jordi," ucap seorang yang sangat dirindukan Jordi saat ini, Jesika. Jesika geleng-geleng kepala melihat suaminya yang ditunggunya itu tiba dengan keadaan basah.

Jordi tersenyum hangat menatap Jesika kemudian tanpa basa-basi memeluk tubuh Jesika, tidak peduli jika baju yang dikenakan Jesika akan basah karena ulahnya.

Jesika mematung sejenak karena terkejut dengan kelakuan suami jahilnya yang tiba-tiba tersebut. "Di, kamu kenapa?" tanya Jesika khawatir.

"Aku gapapa kok sayang, tapi biarin aku meluk kamu dulu. Aku kangen," ucap Jordi dengan tangan masih memeluk tubuh Jesika.

"Astagfirullah, baju aku ikutan basah jadinya," kesal Jesika merasakan dingin karena bajunya yang ikutan basah.

Jordi terkekeh mengecupi pipi kanan dan kiri Jesika kemudian mengusap rambut istrinya itu.

"Jangan kesel dong sayang, nanti cantiknya hilang," ucap Jordi kemudian melogos pergi kedalam dengan kecepatannya membuat Jesika menghelah nafasnya kasar.

"Jago banget bikin anak orang jantungan, sangatt tidak baik buat jantung," guman Jesika mengusap perutnya dan masuk kedalam rumah.

Setibanya Jesika dikamar, matanya melotot menatap Jordi yang dengan santainya tidur ditempat tidur tanpa mandi lebih dahulu dan masih memakai seragam basahnya.

"JORDI!" kesal Jesika menepuk tangan Jordi. Jordi membuka matanya lalu menututpnya kembali.

"Jordi ih, mandi dulu. Itu sepreinya jadi basah karena kamu!" kesal Jesika menarik tangan Jordi namun lelaki itu enggan membuka matanya.

"Jordi, ntar masuk angin lho!" Jesika lama lama pusing karena kelewat kesal dengan Jordi. Jesika sesekali mengelus dadanya dan beristigfar.

Cup

Jesika dengan inisiatifnya mencium pipi Jordi dan itu sangat berpengaruh karena lelaki itu kini membuka matanya.

"Yahhh kok disitu, disini dong," ucap Jordi menunjuk bibirnya.

"Gak! Mandi dulu sana!"

"Gak asik, berarti habis mandi boleh dong ya?"

"Jordi!" Jesika menatap tajam Jordi seketika Jordi langsung ciut, ia cengengesan dan bangkit kekamar mandi.

Jesikapun akhirnya bernafas lega, perempuan itupun langsung mengganti pakaiannya lalu mengganti sprei kasur karena ulah Jordi.

Setelah itu, ia turun kedapur untuk menyiapkan teh hangat untuk suaminya serta makanan karena Jesika yakin jika Jordi pasti belum makan karena lelaki itu sangat malas sekali makan siang, sungguh tidak patut dicontoh.

(・´з'・)

Jesika kembali kekamarnya dengan nampan ditangannya. Ia menatap Jordi yang kini tengah tidur di tempat tidur mereka dengan baju santainya.

STILL LOVE YOUWhere stories live. Discover now