Positif?

2.9K 120 8
                                    

Selamat membaca semuanya dan semoga suka💜

Selepas dari kamar mandi, Jordi segera masuk kedalam mobilnya. Dirinya memilih duduk di bangku belakang yang disana juga terdapat Jesika yang sedang meminkan handphonenya.

Wajah Jordi pucat dan lemas. "Mual lagi?" Tanya Arland melihat sahabatnya itu yang kini menutup matanya dan memijit keningnnya.

Jesika merasa kasian melihat Jordi yang kini tengah bercucuran keringat. Jordi hanya. berdehem membalas ucapan Arland.

"Kita ke dokter aja dulu kalo gitu," saran Arland namun dibalas gelengan oleh Jordi. "Gak usah, kita balik aja," ucapnya dengan suara lemahnya.

Arlandpun mengendrai mobil Jordi dengan kecepatan sedang. Jordi menutup matanya namun pusing dikepalanya masih saja berlanjut.

Jesika yang kasihanpun membuka tasnya dan mengambil freshcare didalam tasnya. Jesika mengoleskannya di dahi Jordi membuat Jordi membuka matanya dan tepat menatap mata Jesika.

Jesika tersenyum canggung kemudian memijit kening Jordi. Jordi terus memandangi wajah Jesika, rasa mualnya hilang begitu saja, lenyap entah kemana.

"Udah gak sakit lagi, thanks ya," ucap Jordi menarik tangan Jesika dari dahinya. Dirinya menatap kearah luar jendela kaca mobilnya.

"Land Stop bentar," ucap Jordi tiba-tiba membuat Arland mengerem mobil tersebut dan menatap Jordi dengan alis yang terangkat.

"Gue pengen martabak itu," ucap Jordi menunjuk ke arah jual Martabak yang menjadi tujuan awalnya menyuruh Arland menstopkan mobilnya.

Arland menatap Jordi bingung. "Teruss?"

"Beliin buat gue," ucap Jordi membuat Arland melongo. "Lu kan punya kaki, beli sendirilah," kesalnya.

"Tapi gue pengennya lu yang beliin," ucap Jordi dengan wajah memalesnya.

Arland mendengus kesal. "Udah sini, mana duit lo? Kek orang lagi ngidam aje lo," ucap Arland dengan kesal menjulurkan tangannya.

"Sembarangan aja lo, gue maunya pake uang lo," jawab Jordi.

"Dasar teman sialan. Udah nyuruh, make uang gue segala lagi," gerutunya namun dirinya melakukan apa yang diperintahkan Jordi padanya.

Arland berjalan menuju tempat jual Martabak tersebut dan kini tinggalah Jordi dan Jesika. Jordi yang sedari sibuk dengan pikirannya begitupun Jesika. "Jes," panggil Jordi menatap Jesika.

Jesika membalasnya dengan deheman saja. "Gue mau nanya," ucap Jordi membuat Jesika menatap cowok tersebut.

"Nanya aja Jor, gak perlu izin segala," ucapnya terkekeh pelan. Jordi terdiam beberapa detik hingga sebuah pertanyaan yang sedari tadi ingin ditanyakannya meluncur dari mulutnya.

"Lo gak hamil kan?" Tanyanya membuat mata Jesika melebar namun setelahnya Jesika terkekeh. "Ngaco lo, gue gak hamil," ucap Jesika yang sebenarnya takut dan ragu karena sedari tadi benaknya selalu muncul pertanyaan yang sama dengan Jordi.

"Oh," jawab Jordi dengan singkat dan tak lamapun Arland masuk kedalam mobil dengan sekantung martabak.

"Thanks Land," ucap Jordi dengan mata berbinarnya kemudian mengambil pesanannya itu. Arland menganggukan kepalanya.

Jordi dengan raut bahagianya memakan martabak itu dengan lahap bahkan dirinya sampai lupa untuk menawarkannya kepada dua orang tesebut.

Setibanya di pekarangan rumah Jesika, mobil Jordi pun berhenti bersamaan dengan mobil Alres yang baru saja datang.

Jesika keluar dari mobil Jordi. "Makasih tumpangannya," ucap Jesika kepada Arland namun dirinya enggan menatap Jordi.

Mata Jesika beralih menatap Alres yang kini tengah memasang wajah sedihnya karena Audy masuk duluan kerumah tanpa sepatah katapun kepada Alres.

STILL LOVE YOUWhere stories live. Discover now