UKS & Permintaan

2.3K 110 7
                                    

Selamat mambaca, semoga kalian suka:)

Jangan lupa Vote-Coment&Share cerita ini jika kalian suka 🍁

Jesika telah rapi dengan seregamnyapun segera turun kemeja makan yang kini telah ada Farah dan sang Papa.

Tangan Jesika meraih beberapa lembar roti kemudian mengolesinya dengan selai stroberi. Farah menatap Jesika dengan alis terangkat dengan apa yang dilakukan Jesika.

Jesika menyadari tatapan sang Mama padanya namun dirinya tidak peduli, masa bodo jika Farah akan memarahinya.

Jesika mengambil kotak bekal didapur dan meletakan roti yang telah dibaluri selai itu kedalam kotak bekalnya dan melangkahkan kakinya menyelonong pergi begitu aja tanpa pamit. Bukan dirinya tidak sopan hanya saja melihat sang Mama membuatnya jengkel karena dirinya selalu dijadikan boneka oleh sang Mama kandungnya sendiri.

"Jesi kenapa?" tanya Yendri yang heran melihat sikap Jesika. Farah mengangkat bahunya juga bingung dengan sikap Jesika. "Aku gak tau mas."

Setibanya Jesika disekolah, dirinya disambut oleh kelima temannya yang berdiri di depan pintu kelas. Mata Jesika menatap mereka berlima dengan jengah.

Tanpa sepatah katapun dirinya masuk kekelasnya tanpa memperdulikan teman-temannya yang memanggil namanya dan bingung melihatnya.

Jesika mengambil bangku paling ujung kelas yang awalnya dirinya duduk bersama Desi di meja paling depan kini dirinya memutuskan untuk pindah dari kursinya yang semula.

"Tuh anak kenapa?" tanya Yura pada Desi. Desi hanya mengangkat bahunya acuh, tidak peduli terhadap apa yang terjadi pada temannya itu.

"Mungkin lagi PMS dianya," celetuk Gigi, teman Jesika yang berdiri disebelah Desi.

Yura mengangkat bahunya acuh kemudian kembali ketempat duduknya begitupun yang lainnya karena guru mata pelajaran saat ini telah datang.

Guru Matematika itu menjelaskan materinya hingga jam istirahat tiba. Setelah tiba waktu istirahat, Jesika yang merasa hari sangat bosanpun melangkahkan kakinya dengan tasnya menuju UKS, agar dirinya bisa bersantai disana.

"Izinin gue ya ntar ke Buk Sari, gue di UKS, kepala gue pusing," ucap Jesika kepada ketua kelas sebelum dirinya meninggalkan kelas. Yang diucapkan Jesika tidaklah bohong, emang kepalanya saat ini sedang pusing.

Jesika lagi-lagi mengabaikan tatapan para teman-temannya. Langkahnya terus membawanya menuju Uks, dirinya sudah tidak sabar untuk membaringkan tubuhnya di kasur nyaman Uks.

Setibanya di pintu Uks, Jesika membuka pintu tersebut. Sepi, itulah kondisi yang dilihat Jesika saat membuka uks.

"Mari nenangin diri sejenak," gumannya kemudian membaringkan tubuhnya di kasur uks. Matanya menatap langit-langit UKS dengan tatapan kosongnya.

Pikirannya kembali melayang saat Jordi membentaknya dan mengatakan dirinya jahat, dirinya akui jika dirinya sangat jahat, dia bagaikan iblis namun rasanya sakit jika Jordi yang mengatakannya, dirinya juga tidak tau kenapa.

Alisnya saling bertautan saat dirinya mendengar keributan disebelah kasur yang saat ini ditempatinya yang hanya terhalang oleh sebuah tirai.

"Ampun ka, aku gak bakal ngulangin lagi kok," teriak seorang gadis yang merupakan sumber keributan yang didengar Jesika.

Jesika mendengar suara sebuah tamparan dari bilik kasur tersebut segera bangkit dari rebahannya kemudian menyibak tirai yang menghalangi itu.

Jesika dapat melihat jika ada dua oramg perempuan. Satu orang perempuan adalah Nica, kakak kelas mereka yang suka membully. Sedangkan satu lagi Caca, cewek berkaca mata yang merupakan korban bullyan Nica.

STILL LOVE YOUOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz