Pasar Malam

1.1K 62 1
                                    

Selamat Membaca:)

"Jordi, bangun. Udah mau magrib. Kebo banget sih," gerutu Jesika menatap Jordi yang tertidur pulas di lantai beralaskan karpet tebal berbulu.

"Jordi bangun ihh."

"Jordi jigong lu muncrat kemana-mana tuh."

Grap

Jordi memeluk Jesika dan memposisikan kepala Jesika didadanya. "Berisik sayang," bisik Jordi dengan suara serak khas bangun tidur.

Jesika mengerjapkan matanya beberapa kali, menatap pahatan wajah Jordi yang terukir indah.

"Jor-Astagfirullah, gue gak lihat. Beneran gak lihat cuma mata gue yang lihat," teriakan itu dengan nyaring terdengar dari arah pintu kamar.

Jesika dan Jordi sontak menatap kearah pintu dan menemukan Kenan yang kini membelakangi mereka. Jesika segera bengkit, menjauh dari Jordi karena posisi mereka yang sangat intim.

Jesika menggaruk tengkuknya karena malu kepada Kenan sedangkan Jordi hanya santai melempar abangnya dengan sebuah bantal yang telah ia ukir peta yang indah.

"Pergi lo, ganggu!"

"Mama bilang, sholat jamaah. Lo jadi imamnya," ucap Kenan yang kini membalikan badannya kearah Jordi dan Jesika dan menatap Jesika dengan tatapan jahilnya.

"Kenapa enggak lo aja?" tanya Jordi.

"Mana saya tau, sayakan cogan. Mama maunya lo dugong. Dahlah, anak sholeh mau ngambil wudhu dulu. Jes, hati-hati ya sama Jordi, keknya mainnya kasar," ucap Kenan dengan tawa garingnya dan lari dari sana sebelum meja yang melayang pada wajah tampannya.

"Brownisnya mana?" tanya Jordi menatap Jesika kemudian berjalan mengambil handuk yang tergantung di pintu kamar mandi.

"Didapurlah," balas Jesika. Tangannya sibuk memilih baju koko yang akan dikenakan Jordi beserta sarungnya. Jordi hanya menganggukan kepalanya  dan melangkah kekamar mandi.

Pintu kamar mandi terdengar telah tertutup, Jesika menghelah nafasnya. Kedua tangannya menyentuh pipinya yang memanas dan tentunya memerah.

Hanya Jordi yang mampu membuatnya salting seperti saat ini dengan pipi memerah tersipu.

👯👯

"Asslamu Alaikum, Gaini datang. Mama mertua, Gaini calon menantu kesayangan mama datang dengan pesona layaknya putri Indonesia." Teriakan cempreng itu terdengar menggema di rumah keluarga Jordi.

Kini Jordi, Jesika, Kenan dan Mamanya tengah makan malam bersama dimeja makan. Mereka mendengar teriakan cempreng yang tak asing itu terdengar memekakan telinga.

"Mati gue," guman Kenan menepuk dahinya.

Gadis bernama Gaini itu telah berdiri manis dihadapan mereka dengan senyum lebarnya.

"Gaini," ucap Yani yang sudah sangat mengenal gadis tersebut dengan tersenyum.

"Malam calon mama mertua. Maafin Gaini ganggu ya pastinya," ucap Gaini mengambil kursi disebelah Kenan yang dituntun Yani.

"Banget," cibir Kenan yang dihadiahi cubitan maut oleh Gaini. Gaini tersenyum pada Yani.

"Itu siapa?" bisik Jesika penasaran dengan gadis dihadapannya.

"Gaini, sahabatnya si Bangke," balas Jordi dengan matanya yang fokus pada makanan dihadapannya sebelum rasa mual kembali menyerangnya. Jesika membulatkan mulutnya lalu mengangguk.

STILL LOVE YOUWhere stories live. Discover now