Lagi pula jika ini tentang perjodohan yang di alami mereka, bukankah kemarin sudah di bicarakan? Ia juga memilih untuk bertahan, karena sedikit tak rela jika semua batal begitu saja, entah mengapa rasa tenang dan aman selalu hadir ketika dekat dengan Bagas, meskipun Bagas bersikap seperti tadi.

Tak lama, Rasya pun segera berjalan dengan langkah cepat, agar sampai ke kelas. Ia ingin bercerita pada Rere-- sahabatnya.

***

Rasya mengernyit saat di lihatnya, Rere dengan Farhan sebangku.

Apa mungkin pembicaraan waktu itu, di pakai langsung oleh Farhan. Tapi ... bagaimana dengan Rio, apa status mereka hanya sebagai teman tanpa mengubahnya?

Rasya menggelengkan kepalanya dan mulai menelungkupkan wajahnya di meja, berbantal-an tas.

Pusing dengan kejadian pagi ini. Tingkah Bagas yang berubah, juga Rere yang tiba-tiba dekat dengan Farhan.

Padahal awalnya ia ingin bercerita tentang Bagas pada Rere. Tapi agaknya dia sibuk dengan dunianya bersama Farhan. Jelas ia tak akan menganggu waktu mereka berdua.

Saat sedang asik dengan dunianya sendiri, bel masuk pun berbunyi. Dan itu membuat semua murid berada di kelas dan di bangkunya masing-masing, termasuk Rere.

Rasya melihat Rere yang senyum ke arahnya, ia pun segera membalas senyuman itu, lebih tepatnya senyum palsu. Ia ingin sekali bercerita pada Rere, juga mengajukan beberapa pertanyaan. Berhubung bel masuk berbunyi, akhirnya ia mengurungkan niat yang sejak tadi di pendam dalam hati.

Selama pelajaran berlangsung Rasya tidak fokus. Ia masih memikirkan tingkah Bagas yang aneh sejak tadi pagi hingga sampai di kelas ini. Senyum dan godaan itu hilang, melainkan tatapan datar yang di tunjukkan-nya.

Mengapa semua ini terjadi padanya, pada mereka berdua?
Ada rasa kehilangan ketika Bagas menjaga jarak padanya. Itu membuat perasaan-nya sesak juga ingin menangis.

Dan ia ingin hubungan-nya dengan Bagas, dapat berlangsung lama. Selama kenal dengan Bagas, mereka belum ada interaksi yang baik, juga berbicara dari hati ke hati. Melainkan godaan darinya dan amarah dirinya yang terlihat.

Sekelibat, ia ingat atas pembicaraan pada saat pertemuan pertama dengan keluarga Bagas. Katanya ... dirinya dan Bagas sudah akrab sedari kecil, bahkan ia kerap menempeli Bagas terus, tak ingin lepas.

Ia ingin tahu cerita itu, ingin mencoba mengingat kembali. Karena selama ini, ia lupa dengan masa lalunya.

Setelah memikirkan hal itu. Rasya segera mengusap wajahnya. Menghirup dan membuang nafas secara perlahan dan teratur, mencoba fokus pada pelajaran saat ini. Meskipun, tetap saja ia tak akan bisa fokus.

***

"Re, lo mau ke mana?" tanya Rasya saat Rere ingin melangkahkan kakinya. Berhubung bel istirahat sudah di bunyikan.

"Ini gue mau buang sampah, ayo sekalian ke kantin!" jawab Rere santai. Rasya pun segera bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah Rere.

Saat mereka sudah berada di kantin. Rere segera memesan makanan mereka berdua, sementara Rasya menunggu di bangku pojok dekat jendela, tepat menghadap lapangan.

Rere selesai memesan makanan dan langsung menyimpan-nya di meja.

"Re, gue mau cerita sama lo," ujar Rasya tak sabar.

Gasya (End)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant