Sweet 25 | Bagian 3

Start from the beginning
                                    

Refleks Tata mengusap dahinya, keringatan memang. Tapi keringatnya tidak sampai sebesar biji jagung juga. "Lave anjir, sialan, nyebelin!" Umpat Tata kesal.

Orang tadi yang sudah berjalan menjauh berhenti lalu membalikkan badan. "Haha! Kamu cantik kalau lagi kesal." Goda Lavender. Yups! Benar sekali, orang tadi adalah Lavender. Si mantan tunangan Tata.

"Ngadi-ngadi, Lo!" Kekesalan Tata semakin memuncak.

Lavender tak gencar menggoda Tata, "tapi seneng kan aku puji cantik?"

"In your dream, jerk!"

"Tapi pipi kamu kamu merah, tuh. Cie blushing!"

Tata berusaha mencari pembelaan. "Lo gak liat ini panas banget, hah?!"

"Pergi, Lo!" Lanjutnya mengusir Lavender.

***

Tata berjalan tak tentu arah, mencari dimana keberadaan Daniell. Terakhir kali Daniell berlari itu menuju ke arah barat dan sekarang Tata juga berjalan ke arah barat. Okay, berarti dia sudah berada di jalur yang tepat.

Sepanjang perjalanan Tata terus-terusan mengoceh, "kemana coba Si kutil kuda?"

Kalau dipikir-pikir tidak buruk juga olahraga di Taman Kota seperti ini. Buktinya Tata fine-fine saja berjalan menyusuri taman untuk mencari Daniell. Hanya saja, yang membuat tidak fine adalah pertemuannya dengan Lavender dan juga Daniell yang tak kunjung ketemu.

Sambil berjalan Tata menengok kanan-kiri siapa tau bisa menemukan Daniell. "Nah, kan!" Gumamnya ketika melihat Daniell sedang duduk di depan gerobak bubur ayam.

"Bisa-bisanya ya, Lo! Gue cari-cari malah lagi nongki di gerobak bubur ayam. Awas aja, Lo!" Tata berjalan dengan cepat sambil mengepalkan tangannya.

"Heh kutil kuda! Enak ya Lo ngadem disini? Enak, hm? Enak!?" Ujar Tata sambil menjewer telinga kanan Daniell.

"Eh...eh, ampun Kak, ampun." Mohon Daniell.

Darah Tata semakin mendidih ketika melihat semangkok bubur ayam dan segelas es teh manis di depan Daniell. "Enak ya makan sambil ngadem begini? Gak sadar Lo, Gue cariin sampai muter-muter, panas-panasan?"

"Siapa suruh Lo nyari, Gue?" Daniell masih bisa menjawab walaupun telinganya sudah berubah warna menjadi kemerahan.

Mendengar jawaban dari Daniell energi Tata untuk menjewer telinganya semakin bertambah. "Kurang ajar Lo, ya? Iiih!"

"Aw..aw, sakit anjir!" Keluh Daniell.

Melihat Daniell yang meringis kesakitan Tata menyudahi aksi jewer-menjewernya.

"Tau, ah! Gue kesel sama, Lo!" Ujar Tata yang sudah mendaratkan bokongnya dikursi depan Daniell. Mereka duduk saling berhadapan dan dipisahkan oleh meja panjang.

Tangannya bergerak menyerobot gelas es teh milik Daniell yang isinya masih tersisa setengah lalu meminumnya hingga tandas. "Aah ... Seger!" Ucapnya sambil mengusap tenggorokan.

"Punya Gue, anjir!"

"Es teh doang, katanya bokap Lo tajir." Ujar Tata

Sweet 25Where stories live. Discover now