36. Di balik Bingkai Foto

54.8K 3.5K 1.3K
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Setiap orang adalah tokoh utama dalam kisah (kehidupan) nya sendiri. Jika orang itu sudah berakhir (meninggal) maka berakhir pula kisah nya dan hanya tinggal kenangan."
— Muhammad Azzam Al-Furqan.

kalean jangan bosen sama cerita ini, ya. pantau terus sampai kazam jadi seorang bapak bapak 😤

 pantau terus sampai kazam jadi seorang bapak bapak 😤

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

.

.

.

Malam usai shalat isya. Hana kini terduduk di kursi berbahan kayu, kedua tangan nya di letakkan di atas meja berbahan dasar yang sama. Pandangan gadis itu awalnya tertuju pada buku nya dan pulpen yang sudah ia lepaskan setelah menciptakan banyak kosa kata baru.

Tapi kini, pandangan Hana tertuju ketika ia membuka jendela kamar yang ada di hadapan nya langsung, melihat banyak nya santri santri yang ingin bersiap lebih awal ke masjid. Setiap malam, semua nya pergi menyetor hafalan.

"Kazam belum pulang."

Hana bergeming untuk sesaat, sampai tiba tiba suara ketukan pintu kamar terdengar membuat Hana langsung berdiri dan melangkah untuk membuka nya.

Sosok pertama yang ia temui adalah Umma. Umma tersenyum dan menurunkan tangan nya yang mengetuk pintu barusan.

"Eh, Umma? Ada apa?"

"Kamu ada minyak kayu putih, nak? Umma mau pakai."

Hana sesekali menoleh. "Ada kok, Umma. Bentar ya, Hana cariin. Kayaknya di lemari."

Umma mengangguk dan melihat menantu nya kembali masuk ke dalam kamar untuk membuka lemari pakaian nya karena ingin menemukan minyak kayu putih yang barusan menjadi permintaan Umma barusan.

Melihat Umma menunggu disana, Hana sibuk mencari nya di lemari pakaian. Ia yakin jika berada disana. ia sempat memakainya karena kepala nya sempat merasa pusing.

"Nah, dapat."

Melihat kondisi lemari yang sedikit berantakan di karenakan nya, Hana merapikan nya sejenak sampai ia terkejut ketika melihat ada sebuah bingkai foto yang tersimpan di balik baju baju yang tersusun.

Sejak kapan berada disana?

"Nak? Udah dapat?"

"E-eh, iya, Umma. Udah dapat."

Tanpa berpikir panjang terlebih dahulu, Hana melangkah kembali mendekat ke arah Umma untuk memberikan minyak kayu putih itu. Umma lagi lagi tersenyum.

"Makasih ya, nak.."

"Hehe, iya, Umma."

Melihat kepergian Umma duduk menuju ke ruang tamu untuk mengistirahatkan diri, Hana juga bisa melihat Zhafran yang dari tadi sudah berada disana, mungkin baru saja pulang dari asrama santriwan menemui teman teman nya.

GUS AZZAM Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin