24. Bersama dengan nya

76.9K 5.4K 831
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sebenarnya kemarin harusnya update. Tapi paketan internet ku habisss 😔 konyolnyaa.

"Rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati."
QS. Al-Mulk:13

*****

"ALLAHUAKBAR! JAM DELAPAN?!"

Azzam yang berdiri di dapur sendirian cukup terkejut saat mendengar pekikan keras dari arah kamar nya. Tentu saja suara Hana. Pria itu langsung saja melangkah untuk melihat kondisi. Tepat bersamaan, pintu kamar nya di buka dengan cepat.

"Na?"

"Kazam, udah jam delapan pagi?!!"

Azzam menaikkan kedua alis nya. "Lalu?"

"Ya jam delapan pagi!! Aku kesiangan bangun nya!" Kemudian gadis itu berjalan gelisah sembari melihat sekitar. "Bentar, Umma ngga ada? Dia pergi?"

"Umma ke pasar. Baru saja."

Hana memegangi kepala nya. Gadis itu memejamkan mata sembari mengeluh. "Duh.. kenapa sih harus kesiangan bangun nya. Padahal rencana nya pengen ikut ke pasar."

Azzam tersenyum mendengar itu. Sudah dia duga Hana akan mengatakan nya demikian.

Ikut ke pasar...

... Atau healing ke luar pesantren?

"Umma tau, kalau kamu keluar dari pesantren untuk ikut ke pasar, kamu bisa saja nyasar ke tempat lain."

Hana menunjukkan senyum kikuk. "Tau aja."

"Tapi pengen ikut ke pasar, asli! Umma pasti sendirian." Gadis itu kembali menambahkan. Azzam mengusap leher belakang nya.

"Tidak. Umma pergi dengan Ibu kantin. Belanja bahan bahan seperti biasa."

"Oh, syukur kalau begitu. Kalau Umma sendiri pas pergi, baru boleh panik." Gumam nya.

Hana berencana kembali masuk ke dalam kamar untuk segera membereskan nya, ia memegangi kepala nya yang sakit karena ia sempat memukuli diri nya sendiri. Namun sesaat, gadis itu berhenti melangkah dan berbalik cepat ke arah Azzam.

"Oh iya, Kazam mau pergi ngajar, ya?"

"Jam sembilan nanti. Saya mau menyusul Abah di masjid."

Hana mengulas senyum dan mendekat. Azzam terkejut bukan main saat istri nya ini memeluk nya dengan cepat.

Erat sekali?

"Semangat ngajar nya!"

"E-eh.."

Azzam berdehem. Berusaha tidak salah tingkah. "Iya. Sekarang sudah semangat."

Hana mendongakkan kepala nya, menatap pria itu. Ada sedikit rasa canggung untuk mereka berdua sekarang.

"Kazam, maaf ya kalau aku pernah nakal."

Entah apa, perkataan gadis ini malah merujuk pada masa yang berlalu. Azzam mencerna nya dengan baik, pria itu merespon nya dengan anggukan. Seolah tau maksud Hana.

"Tidak lagi. Saya terharu sama perubahan kamu.."

Azzam mengusap kepala gadis nya. Hana kembali tersenyum dan semakin memeluk erat suami nya.

Ahm, dasar.


****

"Najwa kemana ya, Syif?"

GUS AZZAM On viuen les histories. Descobreix ara