28. Putra Tengah Al-Furqan

64.4K 4.1K 602
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Cie, yang masih penasaran Sadam itu siapa.

Iya, Sadam itu tokoh baru, ges. Perlahan nanti terungkap dia siapa 😤

Jangan pelit vote, sobat. Kasih semangat dikit kek 😭 canda, canda.

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM:

@Wattpadnour_
@mhmdd_azzam
@hanaafsheen_
@nnourshanie

*******










Shalat Dzuhur telah di laksanakan. Azzam keluar. Azzam menoleh melihat ke arah Bima dan Marvin yang sedang berbincang. Azzam mendengar, mereka bertengkar mengenai masalah kunci motor.


Pria itu menggelengkan kepala. Marvin, tak habis untuk berbuat usil. Dan Bima selalu menjadi korban nya untuk kesekian kali.

"Kunci motor nya sudah ketemu, kan?"

"Iya, Gus. Udah ketemu. Tapi ini si Marvin malah ngilangin betulan di tempat wudhu!"

Marvin menaikkan alis nya. Bima menatap nya malas. Sedangkan Azzam menghela nafas.

"Mending hafalan banyak juz dari pada ngadapin ocehan lo."

"Mau ini!"

Marvin sedikit menjauh. Saat Bima menunjukkan kepalan tangan nya. Seperti ingin mengajak bertengkar. Marvin mendengus.

"Oh ya, ngomong ngomong soal ketemu. Hana belum ketemu, Gus. Nanti kasihan dia kalau nyasar nya kelamaan. Pasar juga udah sepi."

Marvin mengalihkan topik. Mungkin untuk mengelak dari omel nya Bima. Bima menatap sahabat nya dengan jengkel.

"Sudah ketemu. Kalian mau ikut ke pesantren atau langsung pulang?"

"Loh, udah ketemu?"

Azzam menganggukkan kepalanya. Ia menoleh ke belakang, dan pandangan nya menuju ke arah sepasang sendal perempuan yang masih ada pada tempat nya. Itu tepat nya sandalnya Hana. Azzam sempat membuat Marvin dan Bima kebingungan.

"Apa hubungan nya sama sandal itu?"

"Itu sandal istri saya."

"Iya, Gus. Istri anda." Bima bersuara.

"Bima menolak fakta bahwa dia seorang jomblo."

"Lo juga jomblo, Vin. Asal lo tau itu."

Azzam berdehem sebentar. Membuat Marvin dan Bima yang tadi nya saling beradu kata, kini berhenti. Mereka fokus ke Azzam.

"Saya tau ini tiba tiba. Tapi saya melihat Sadam di sekitar area pasar tempat kita mencari Hana yang sempat hilang tadi."

"HAH?! Sadam?"

Marvin dan Bima terkejut bukan main. Mendengar perkataan Azzam yang tiba tiba ini, sampai membuat mereka menggeleng tak percaya.

"Bentar, bentar. Sadam? Sadam... Yang itu?"

"Mana mungkin. Bukannya dia pernah bilang, ga akan dekat dekat sama pesantren? Sekalipun di daerah yang sama."

"Dia tidak ingin ke pesantren, karena takut ada yang mengenali nya." Jawab Azzam terus terang.

GUS AZZAM Where stories live. Discover now