42. Cerita setelah kerja bakti

53.9K 2.8K 913
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••••

•••

••





Hari kini berganti dan kembali pada tapi tak kembali pada kegiatan di hari sebelum nya. Kali ini berada di hari ahad. Semua santri tengah melakukan kerja bakti.

Ustadz ustadzah berinisiatif untuk ikut membantu. Semua nya mengangkat beberapa kayu yang berserakan di halaman belakang dan merapikan nya. Bahkan, semangat santriwan yang bekerja sama mengangkat pondok teduh yang baru saja selesai di kerjakan, yang akan di pindahkan ke tempat yang sudah di rencanakan.

Santriwati tak ikut kalah. Mereka samar samar melihat pergerakan santri putra dari kejauhan. Mereka bersikukuh untuk menambah semangat juga. Menyapu, mengepel, membersihkan jendela dan lain lain.

Pemandangan barusan ada di pandangan Hana. Perempuan itu mengelus perut nya dan hanya bisa melihat santri santriwati melakukan kegiatan nya. Sekaligus menambah semangat mereka.

"SEMUA NYA!!!! TAKBIR!!!"

"ALLAHUAKBAR!"

"SEKALI LAGI!!"

"ALLAHUAKBAR!"

Semua santri-santriwati yang awalnya begitu tenang membersihkan, mereka di kejutkan dengan suara keras dari area santriwan. Dari suara itu, mereka bisa merasakan semangat nya.

Sementara Hana. Perempuan itu terdiam setelah menolehkan kepala. Baru kali ini ia mendengar suara suara seperti itu. Mungkin karena ia terlalu nyaman berada di ndalem.

"Ning Hana."

Kedua alis Hana terangkat. Perempuan itu langsung menoleh ke arah yang berlawan ketika ia merasa di panggil. Apa yang ia temukan, membuat nya terkejut. Membuat ia mundur selangkah.

"Syifah?" Perempuan itu menjeda. Ia nampak ragu. "Iya. Ini Syifah?"

Syifah. Dan itu benar. Gadis itu tersenyum malu dan mengusap leher belakang nya. Hana menunjukkan senyum. "udah lama ngga ketemu."

"Iya nih. Udah lama ngga ketemu." Syifah kemudian berucap kembali. "Soalnya udah lulus dari pesantren."

Kedua mata Syifah melebar dan berbinar ketika melihat perut Hana kian membuncit. Sebenarnya, ia telah mengetahui kabar kehamilan dari mulut santri santri.

"Udah berapa bulan, ya?" Tanya nya. Syifah menunjukkan senyum.

Sementara Hana tertawa kecil. Ia mengusap perut nya. Dan kembali menatap Syifah. "Udah hampir sembilan bulan."

GUS AZZAM Where stories live. Discover now