39. Beberapa panggilan

60.3K 3.3K 1.2K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

lama update nya, aku ikutan lomba 17an. sgt capek skli

follow Instagram :
@wattpadnour_
@mhmdd_azzam
@hanaafsheen_
@pageofalaska2 (ig nya Alaska)




39. Beberapa panggilan.

Keesokan hari nya.

Pagi itu pagi yang cerah. Baru pertama kali ini Azzam memutuskan untuk menginap di rumah mertua nya meski hanya dua hari. Meskipun begitu, ia memilih untuk tetap keluar untuk masuk ke pesantren melanjutkan aktivitas nya untuk mengajar pada santri santri disana.

"Surban nya belum kering. Aku lambat nyuci nya."

Azzam melihat Hana menghampirinya dan mengusap peci hitam bulat yang perempuan itu bawa untuk nya. Azzam memasang senyum.

"Ngga apa apa kalo misalnya makai yang ini?" Tanya Hana berbicara kembali untuk memastikan nya. Tatapannya begitu lama, benar benar memastikan keadaan suami nya.

Rambut suami nya masih sedikit berantakan. Azzam menerima peci hitam bulat itu lalu kembali menatap Hana. Ia melihat Hana sedang memperhatikan nya juga. Kemudian tak lama, perempuan itu mengangkat tangan nya untuk menyisir rambut Azzam agar tidak berantakan lagi.

Azzam kemudian memasang peci hitam bulat itu. Hana melihat nya kembali. Azzam seketika sedikit berbeda dari biasa nya.

"Punya siapa?"

Hana mendekat. Lalu berbisik. "Punya Ayah..."

"Ayah tau?"

Hana terdiam sejenak. "Tau."

Pria itu tertawa kecil. Ikut berbisik. "Kenapa kamu berbisik?"

"Lah, Kazam kenapa bisik bisik juga?"

Azzam menunjuk diri nya sendiri. "Saya menanyai kamu."

Hana terdiam. Dan berdehem kecil. Suara nya pun kemudian menjadi jelas. Ia memperbaiki posisi berdiri nya. "Ngga. Cuma mau aja."

"Apa ini karena dia?"

Seketika Hana terkejut dan mengerutkan alis nya dengan tajam. "Dia? Dia siapa?"

"Anak kita."

Mata nya membelak sempurna. Ia menjauh selangkah. Wajah nya memerah pada saat itu. Sementara Azzam masih menatap nya, sedikit serius. Namun seperti nya pria itu sedang mencoba untuk menghibur nya. Hana mendorong Azzam.

GUS AZZAM Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon