10. Fitnah dan Jebakan?

101K 6.4K 69
                                    

[SATU JEJAK ANDA, SUDAH SANGAT BERARTI. Apalagi jika banyak. Beuh]

Jangan lupa follow Instagram :

@wp.itsnour29
@nnourshanie

Tik tok [saya suka spoiler di sini] :
@nnourthe

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad wa'alaa aali sayyidinaa muhammadin."

*

Pagi nya. Matahari benar benar telah terbit. Setelah selesai membaca Al-Qur'an dan juga buku buku nya, Azzam merapikan kondisi kamar yang sedikit berantakan.

Pria itu, berusaha untuk tidak membuat suara gaduh, melihat Hana yang tertidur pulas dengan selimut yang menutupi badan nya. Gadis itu, masih sakit.

"Zawjati."

Azzam menolehkan kepala nya ketika selesai berpakaian. Melihat wajah Hana yang sibuk dengan dunia mimpi. Pria itu hanya terdiam berdiri untuk beberapa saat.

"Ah, iya. Saya sudah punya istri sekarang." Gumam nya. Memegangi dagu nya sendiri.

Azzam sempat mengalihkan pandangan ke arah lain. Sesaat, ia tersenyum.

Ia pun keluar dari kamar. Langkah kaki nya menuju ke ruang dapur. Azzam tersadar bahwa umma mungkin sedang menjemur cucian nya di halaman belakang. Itu jelas, bagaimana suara aliran air dan sedikit suara gaduh antara pakaian dan gantungan jemuran.

"Azzam? Kamu ngapain di dapur? Kamu masak?"

Masuk dari halaman belakang, Umma Hansa cukup terkejut ketika melihat kehadiran Azzam yang sedang melakukan sesuatu di dapur. Tepat nya di dekat kompor.

Azzam menolehkan kepala nya. "Hana sedang sakit, Umma. Dia demam"


"Ya Allah, kenapa bisa?"

"Mungkin kepikiran orang tua nya terus."

Umma Hansa hanya mengangguk. Wanita itu mendekat. "biar Umma yang lanjut. Kamu ini kenapa harus di dapur sih?"

Azzam menoleh. "Tidak perlu. Biar saya yang bikin bubur nya. Umma kata nya mau keluar ya? Saya bisa jaga pesantren hari ini. Ah iya, Zhafran kan ada di sini. Bisa bantu bantu juga"

"Kamu yakin? Kamu sendiri di sini bersama Zhafran. Abah juga sedang ada di luar kota."

Pertanyaan itu membuat Azzam tersenyum, ia pun mengangguk. "Iya, Umma sayang."

Balasan Azzam barusan membuat Umma Hansa tersenyum dan memukul pelan pundak anak nya sendiri. Azzam lagi lagi tersenyum manis.

"Ya sudah, ya. Umma keluar dulu. Nanti balik lagi. Assalamualaikum."

GUS AZZAM Where stories live. Discover now