[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ]
Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap di sapa GUS AZZAM. Seorang Gus yang berasal dari pondok pesantren Al-Furqan. Namun, sehari setelah...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
"Titik tertinggi mencintai itu adalah ikhlas. Dan keikhlasan itu terbentuk dari sebuah cinta." - Gus Azzam
***
"Ayo bicara. Ini penting." Tawar pria itu.
Kedua alis Hana terangkat. "Penting apa penting? Aku mau pulang. Jangan macam macam. Karena aku ngga lupa sama kejadian kemarin di gudang pesantren itu. Gus dengan perempuan lain."
"Saya kemarin ke rumah mu. Saya di beri dua puluh menit. Saya pakai lima menit saja. Anggap saja saya mau habiskan lima belas menit sisa nya untuk sekarang."
Bukan jahat, tapi bijak. :)
"Mana bisa gitu?!!" Hana dengan nada protes nya.
"Bisa lah. Ayah kamu sendiri yang kasih waktu nya."
"Ngga! Aku mau pulang."
"Ayah mu saja belum datang. Mau pulang pakai kuda kamu?" Azzam berdehem. "Sambil menunggu Ayah, kita mengobrol. Sebentar saja."
Hana menghela nafas. Perempuan itu melihat sekitar dengan gelisah. "Pasti ada adegan pelukan sama ciuman nya kan?"
Pria itu diam sejenak. Tatapan nya berubah. "Saya ngga janji."
"Ahhh, ngga mau?!"
"Harus mau, Na."
"Ih, ngga?!"
"Ayah belum datang."
"Aku mau pulang."
"Saya kasih kamu hadiah kalau mau."
Hana terdiam sebentar. Kedua mata itu menatap Azzam. Azzam juga masih menatap nya. Sesaat kembali terjadi hening. Hana ikut penasaran apa yang Azzam ingij berikan pada nya.
