50. Perempuan perempuan

37.4K 2.3K 1.1K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

kagettt, anaya baru pertama kali muncul langsung di tolak. ck ckk, ngeri ngeri. padahal baru pertama muncul, mana masih baik baik lagi 😭

hufh, 3900+ kata.

*****

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

*****

Pria itu berdiri di depan meja nya dan melepaskan peci yang ada di kepalanya. Ia baru saja melaksanakan shalat isya di kamar nya. Ia sedang berhadapan dengan cermin besar, merapikan sajadah nya bersama sajadah milik Hana. Menyimpan nya dengan baik. Kemudian ia menolehkan kepalanya.

Ia melihat perempuan itu berdiri di dekat nya. Ia memperhatikan. Ketika menyadari nya, Hana ikut menoleh. Perempuan itu sedang menyisir rambut nya. Rambut nya panjang, hitam pekat, bergelombang. Cantik.

"Kenapa?" Perempuan itu bertanya. Azzam menggelengkan kepalanya.

Hana mengangguk dan menyisir rambut nya kembali. Namun terlihat kesusahan sebab rambut nya yang sudah lumayan panjang. Azzam masih memperhatikan dan malah menertawakan nya.

"Nah, setelah beberapa tahun, rasanya masih jadi pasutri baru."

Hana mengerut tajam. Menoleh cepat. Ia melihat pria itu sibuk memandangi dirinya sendiri di pantulan cermin. "Kasur nya Ali sudah datang beberapa hari yang lalu." Celetuk Azzam.

"Kasur nya di letakin di kamar nya Zhafran, ya? Soalnya lumayan luas untuk ukuran anak kecil."

"Begitulah." Pria itu menjawab nya. Hana menganggukkan kepalanya. Ia masih belum selesai dengan apa yang ia lakukan. Seperti sedang menguji dirinya sendiri.

"Berikan sisir nya. Saya saja."

Tanpa berpikir panjang pun. Perempuan itu langsung memberikan sisir itu pada Azzam. Hana dengan senang hati langsung mengambil duduk di kursi. Dan Azzam masih berdiri di sana. Ia memandangi sisir. Sebenarnya—ia hanya bercanda saja, ia pikir Hana akan melawan candaan nya itu.

Ya sudahlah. Mau bagaimana lagi.

Pria itu beralih untuk berdiri di belakang istri nya. Hana memandangi dirinya dari pantulan cermin yang ada di hadapan nya. "Ayo, sisirin."

Tanpa mengatakan apapun pula, Azzam melakukan nya. Hana memperhatikan nya lewat pantulan cermin. Sesekali, pria itu berkontak mata dengan nya dari sana pula. Azzam tertawa kecil, perempuan itu terpancing dan ikut tertawa.

GUS AZZAM Место, где живут истории. Откройте их для себя