Prolog : Gus Azzam

311K 11.1K 84
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

(QS Al-Baqarah: 152)

Jangan lupa bersyukur atas apa yang di berikan Allah saat ini, kemarin, besok, dan selanjutnya ❤️‍🔥❤️‍🔥

Jangan lupa bersyukur atas apa yang di berikan Allah saat ini, kemarin, besok, dan selanjutnya ❤️‍🔥❤️‍🔥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

"Hansa, anak mu tampan sekali..."

Hansa menoleh dan tersenyum ketika melihat seorang Ibu muda yang bernama Sahra sedang menggendong anak bayi perempuan nya, bayi nya begitu lucu. Hansa sampai mengeluarkan senyuman manis nya ketika bersapa dengan Sahra Hansa mengeratkan pegangan tangan nya nya pada putra kecil nya.

"Kamu sendirian di sini, Sahra? Lihat, banyak kendaraan yang lewat nih. Apa bayi mu tidak rewel?" Tanya Hansa.

"Ah, aku juga sedang mencari udara segar. Tidak sengaja melihat kalian. Oh ya, anak nya ini baru pulang mengaji, ya? Aduh... Senang banget lihat nya"

Hansa tersenyum. Dia melirik putra nya. Ternyata, putra nya melihat ke arah ibu muda itu dengan senyum tipis, "Umma, Umma! Bibi Sahra sudah punya bayi"

"Iya, dia memiliki bayi. Dulu, Azzam juga seperti itu."

Sahra ikut tersenyum, "aku dengar dengar, Hansa. Suami mu adalah orang yang paling di kagumi. Memiliki ilmu dan iman yang kuat dengan agama. Aku yakin, putra mu akan seperti dia. Mendengar itu, aku juga ingin anak ku kelak akan belajar dengan ilmu agama seperti putra mu. Dia bahkan sudah menghapal beberapa juz di umur kecil nya seperti ini"

Hansa tertawa pelan dan mengangguk, "aku bangga dengan nya. Aku juga berharap, anak mu bisa mempelajari ilmu agama, ya. Suatu saat, putra ku akan menemani nya."

Suami Hansa, dan suami Sahra, kedua nya adalah memiliki hubungan erat seperti saudara, sudah bersahabat sejak mereka masih di tempatkan di pesantren. Hingga saat ini, Hansa dan Sahra juga sudah berkenalan baik hingga sekarang.

"Bagaimana jika kita nikahkan mereka" sahutan Sahra tersebut bermaksud bercanda, tidak serius.

Hansa menaikkan alis nya, kemudian tersenyum manis, "boleh boleh saja."

Hansa melirik Azzam, anak itu hanya menatap nya tanpa mengatakan apapun, "Azzam, mau tidak kalau sudah dewasa nanti, mau bersama anak perempuan nya Bibi Sahra?"

"Azzam mau, Umma."

Sahutan Azzam membuat Sahra dan Hansa tertawa bersama. Saat itu juga, candaan mereka menjadi awalan serius untuk Azzam meski dia masih di usia anak anak.













Mari tinggalkan vote ❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥

GUS AZZAM Where stories live. Discover now