04 - Tidur bersama?

136K 8.1K 298
                                    

Yipiyeyy yey, kita sudah sampai di part 4, judul part ini sudah bisa di tebak apa yang akan terjadi 🙃

Oh ya, jangan panggil 'thor' ya, panggil Nour aja hehe.



***






Hana mendongakkan kepala melihat ke arah pohon mangga yang berbuah. Itu terlihat menggoda untuk Hana. Lama sekali dia tidak mencicipi mangga. Pohon mangga itu berbuah terlalu banyak.

"Anjir, ini pohon banyak banget mangga nya. Apa ga pernah di petik sama santriwati di sini?" Tanya Hana seperti orang yang berbicara sendiri.

"Mana banyak mangga yang jatuh lagi, udah pada busuk busuk semua. Ini santri santri kagak doyan mangga? Makhluk makhluk di sini dari mana sih, kok bisa bisa nya ga pernah metik mangga"

Hana semakin mengoceh dengan diri nya sendiri. Hijab nya saja masih berantakan. Rambut nya muncul. Untung saja dia berada di area santriwati.

"Wah, mangga nya keliatan enak banget. Copot satu ah,"

"Hana, jangan."

Gadis itu berhenti dan langsung menoleh ke belakang saat melihat Gus Azzam datang melangkah ke arah nya. Pria itu langsung membenarkan posisi hijab sang istri dengan benar.

"Lain kali kalau memakai hijab, rambut nya tidak boleh terlihat. Rambut itu termasuk aurat, Hana-ku"

"Gus Azzam! Gue- ah! Maksud nya aku mau mangga yang di atas sana!! Tolong ambilin dong! Aku ga sampai nih!" Sahut Hana berusaha untuk meraih mangga yang dia inginkan.

"Hana, ini adalah pohon kesayangan Umma. Jangan memetik mangga nya dengan sembarangan. Bisa bisa, Umma marah sama kamu. Kamu mau Umma marah?"

Mendengar itu, Hana merengek kembali, "aku mau mangga itu, Gus! Udah lama ga makan mangga. Mangga di rumah nya bunda banyak banget tau! Kenapa sih Hana harus di batasin kayak gini! Andai aja aku di kasih hp atau apalah gitu, minimal menemani kegabutan lah"

"Kalau kamu mau mangga itu, kamu harus menuruti permintaan saya. Nanti saya meminta ijin Umma untuk memetik mangga nya untuk kamu"

Hana menaikkan alis nya, "memang nya apa?"

"Lomba lari-"

"Aduh, aku mah bisa! Mau sampai keluar dari pesantren juga gapapa kok hehe" Gus Azzam yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepala.

"Lomba lari dengan saya. Area pohon ini luas. Barang siapa yang sampai duluan di ujung sana, dia yang akan menang. Kalau kamu menang, kamu bisa mendapatkan banyak buah mangga itu, saya rela menjadi bahan amarah Umma."

Ini, pertama kali nya Gus Azzam ingin membuat Umma nya marah.

Hal itu tentu terdengar mudah bagi Hana. Kelebihan memiliki tubuh mungil, memungkinkan dia untuk membawa tubuh nya berlari dan akan segera mengalahkan Gus Azzam demi buah mangga yang dia inginkan.

Gus Azzam melanjutkan, "kalau saya yang menang, kamu harus tidur bersama saya nanti malam di ndalem"

Hana mengerutkan alis nya dengan tajam. Seakan akan tidak terima, namun Gus Azzam mengatakan bahwa itu sudah cukup pantas untuk nya. Hingga mereka benar benar saling berlomba untuk berlari menuju ke ujung luas nya area sekitar pohon milik Umma.

GUS AZZAM Where stories live. Discover now