38. Kabar dan Sebuah Kurma

67.6K 3.5K 1.5K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Yahhh, target part yang lalu ga tembus. padahal udah bawa kabar baik loch 😔 yawdah. aku turunin target nya. harus mencapai, ya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.






Kini, kepala nya mengadah ke atas melihat lampu terang rumah sakit. Sesekali ia menolehkan kepala, memandang pintu ruangan rumah sakit yang masih tertutup rapat. Tangan nya tak berhenti menyentuh butiran tasbih. Azzam menunggu kehadiran dokter menjelaskan apa yang terjadi pada Hana.

Pria itu sempat melihat jam tangan nya, sebentar lagi, akan tiba waktu Maghrib. Ia melihat sekitar, menyadari jika ada musholla terdekat milik pihak rumah sakit.

Namun, perhatian nya teralihkan ketika pintu ruangan tiba tiba terbuka. Dokter keluar dari sana, Azzam langsung berdiri dan berhadapan langsung dengan dokter.

"Anda suami nya?"

"Iya, dok. Bagaimana.. keadaan nya?"

Dokter tersenyum tipis, sesekali menoleh ke dalam ruangan. Azzam di buat bingung.

"Seperti nya, anda akan menjadi seorang ayah."

Kedua alis Azzam naik seketika.

Azzam langsung memasang ekspresi serius berusaha untuk tidak berlama lama menatap dokter yang adalah seorang wanita. Meskipun begitu, dokter tetap memaklumi, berhubung ia mengenali Azzam.

"Gus.. Azzam, ya?"

Azzam sedikit terkejut. "Iya, itu saya."

"Saya sering dengar nama anda."

"Jika boleh tau, dari siapa?"

"Teman anda." Jawab dokter itu. Kemudian di jeda beberapa detik. "Anda dekat dengan nya."

Azzam lagi lagi di buat bingung. Dokter itu sedikit menyingkir dari tempat nya.

"Istri nya bisa pulang hari ini. Saya sudah siapkan obat dan vitamin nya. Dia juga sudah mulai sadar. Silahkan anda menemui nya."

Azzam menganggukkan kepala dan melihat dokter itu mulai pergi dari tempat berdiri nya. Kemudian tak lama setelah itu, ia pun melangkah pelan dan melihat Hana yang sudah terduduk dari bangsal rumah sakit. Gadis itu memperbaiki posisi hijab nya yang sedikit berantakan.

"Na.."

"Kazam?"

Azzam mendekat. Menyentuh sisi wajah gadis itu. Menatap nya.

"Kamu membaik kan? Masih pusing?"

Gadis itu, menggeleng kepala. "Ngga apa apa... Kan udah di tangani dokter."

GUS AZZAM Where stories live. Discover now