07. Sahabat

108K 6.7K 48
                                    

Dua tiga kucing berjalan, baca kok ga ninggalin jejak? 😆

Jangan lupa follow Instagram untuk informasi :
@wp.itsnour29
@nnourshanie

Dan juga Tik tok :
@nnourthe







*






Zhafran, anak bungsu Kyai Zayn memasuki area pesantren dan di sambut oleh banyak santriwan. Anak berusia enam tahun ini baru muncul dari pesantren milik paman nya yang jauh, pesantren Al-Ma'idah.

Saat itu, Zhafran belum mengenali lingkungan pesantren yang luas. Dia begitu jarang menginjakkan kaki di pesantren milik Abah nya.

Maka dari itu, Gus Azzam berinisiatif untuk membawa Zhafran untuk berjalan jalan sebentar mengelilingi kawasan pesantren, sembari membagi banyak cerita.

"Ini kaki nya Zhafran kenapa?"

Zhafran menunduk dengan senyum cengengesan sambil tertawa saat Azzam berjongkok untuk memeriksa kaki nya yang luka.

"Habis jatuh."

"Jatuh kenapa?"

"Sering musim hujan di pesantren Al Ma'idah. Jadi nya tanah nya licin. Eh, Zhafran tiba tiba aja jatuh! Kan malu!"

Gus Azzam hanya bisa tertawa. Memang sakit tidak seberapa, tapi malu nya luar biasa.

"Oke deh, saya gendong Zhafran aja. Sekalian coba coba"

Zhafran mendongakkan kepala saat Azzam berdiri, "coba coba apa?"

Gus Azzam diam sejenak, "coba coba aja." Kini, Zhafran semakin bingung.

Barang kali belajar gendong anak?

Zhafran menggaruk kepala nya sendiri. Tubuh mungil nya pun di gendong oleh Gus Azzam, tepat di punggung nya. Mereka menuju ke pohon mangga kesayangan Umma Hansa yang kebetulan berada di area santriwati.

Sesekali beberapa santriwati yang lewat menemukan mereka dan Zhafran hanya bisa meledek mereka dengan tatapan wajah yang seakan akan mengatakan,

"Memang nya kalian bisa di gendong kayak gini sama Gus Azzam?"

Kedua nya menghabiskan waktu untuk mengobrol ringan. Entah membicarakan pohon mangga milik Umma, atau hal lain. Gus Azzam tetap menggendong Zhafran dengan erat.

"Oh iya, kata nya Ning Hana ada di sini? Itu beneran?"

"Iya, dia berada di sini. Di kirim orang tua nya,"

"Perasaan, Ning Hana nggak suka sama pesantren ini deh. Pasti di paksa ya?"

"Ya.. bisa di bilang begitu," balas Azzam. Zhafran menganggukkan kepala. Sesaat, ia tertawa kecil.

"Jadi lucu deh ngebayangin Ning Hana mengaji. Aku pernah ya, ngajak dia ngaji di tempat ku. Tapi dia nggak mau, dia malu karena banyak anak anak"

Gus Azzam tersenyum, "benarkah?"

"Iya. Ah, waktu itu Gus Azzam masih di Arab kayak nya..." Di akhiri, Azzam menganggukan kepala nya.

"Saya harus mengenal Hana lebih banyak lagi. Pasti banyak yang saya lewatkan selama di Arab." Ia berbatin demikian.

Brak!

Ada suara bising dan kericuhan yang terdengar, hal itu membuat kedua nya menoleh dan sempat saling menatap. Azzam mengamati sejenak dari kejauhan, kedua alis nya terangkat.

GUS AZZAM Where stories live. Discover now