30. Pulang atau Pergi

57.1K 4.1K 239
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

HAII, SOBATTT

Update nya lama, soalnya aku habis ulangan 😔 dan setelah ulangan, pasti ada libur dongg. Tentu. Tapi sadar aku anak organisasiiii... 🥹

Oh tapi namanya ada libur, tentu akan aku manfaatkan untuk nulis secepat kilat. Tapk ituloh, riset nya yang bikin lama ges 😭 bahkan di part ini, aku sampai nyasar riset nya ke sejarah nenek moyang wkwk..

Nanti kalian juga ngerti setelah baca.

_____________________

*****


+62..

Han.
Akhirnya gue nemuin nomor Lo.
Oh, ini baru nomor, ya?
Ntar gue juga bakalan nemuin lo juga.
Tenang.

Chat yang mengusik Hana yang kini tengah bersantai di kursi duduk makan. Hana menyandarkan sisi wajah nya di telapak tangan nya yang ia tegakkan setelah menumpu di atas meja. Gadis itu melamun melihat ke arah kompor.

"Ngga mungkin kalau Sadam mau datang ke sini. Gimana caranya—"

"Assalamualaikum. Ning. Ning Hana?"

"W-waalaikumussalam.."

Hana berdiri dari duduk nya dan berjalan membuka kain tirai dapur. Melihat ke arah pintu ndalem. Melihat salah satu santriwati yang berdiri disana.

"Eh, masuk masuk. Ada apa?"

Santriwati yang barusan datang mengulas senyum lembut dan masuk terlebih dahulu setelah melepaskan sandal nya, berhadapan dengan Hana dengan sopan. "Di cariin sama Gus Azzam, Ning."

Alis Hana mengerut. "Dimana, ya?"

"Di dekat gudang belakang pesantren."

"Gudang? dimana itu? Ngga pernah lihat."

"Di area belakang, Ning. Nanti kalau lewat dari kelas santri, lurus aja ke belakang. Disana ada ruangan gudang." Jelas santriwati tersebut terus terang.

"Kamu bisa anterin ngga?"

Santriwati itu terdiam. Tatapan nya gundah. "Em.. tapi, Ning, Gus Azzam mau nya Ning Hana sendiri yang ke sana. Santri santri juga ada jadwal di masjid sebelum shalat Dzuhur." Jawab nya dengan sedikit merasa tidak enak.

"Oh, gitu, ya? Oke. Dimana tadi? Di area belakang kan?"

"Iya, Ning."

"Makasih, ya."

"Sama sama, Ning. Saya, permisi dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam." Jawaban terakhir Hana sebelum akhirnya kembali ke dapur untuk mematikan kompor.

Setelah saat itu, ia keluar dari ndalem, tak lupa menutup pintu nya. Ingin berjalan sesuai dengan arahan yang di berikan, yang ia ingat. Namun, tak lama ia baru melangkahkan kaki, nama nya di panggil begitu saja dan seseorang mendekati nya.

"Nak? Kamu mau kemana?"

Hana berhenti dan langsung menoleh. Umma berjalan ke arah nya dengan tatapan bingung. Dimana biasa nya Hana lebih sering betah di ndalem saat di tengah hari seperti ini. Apalagi sedang mendung. Ingin hujan.

"Kamu mau kemana? Ini mendung loh. Ayo masuk."

"Emm... Umma. Hana di panggil sama Kazam."

"Azzam? Kenapa manggil kamu? Dimana dia?" Tanya Umma dengan lembut. Penasaran.

GUS AZZAM Where stories live. Discover now