01 - Pertemuan setelah sekian lama

190K 9.3K 141
                                    

18 tahun kemudian.

Suasana rumah Kyai Zayn menjadi sangat ramai pada saat itu lantaran acara pernikahan yang di lakukan secara meriah. terdengar banyak pembicaraan yang menjadi omongan orang orang saat ini.

"Ga nyangka, Gus Azzam anak nya Kyai Zayn itu mau menikahi anak gadis nya Pak Abdul itu sebelum melanjutkan pendidikan nya di Arab"

"Wih, beneran? Kenapa tiba tiba banget ya?"

"Dengar dengar sih, udah lama di rencanain. Ini juga karena perjodohan. Kyai Zayn sama Pak Abdul itu temenan baik pas mereka masih di pesantren. Ga kebayang persahabatan mereka kayak gimana"

Sedangkan Hana, Hana mengusap telapak tangan nya yang memunculkan keringat dingin. Lebih mudah di sebut gugup.

"Gila, gue hari nikah sama si Gus Azzam. Gila banget nih ayah."

Dia menyahut sendirian di dalam ruangan itu. Tidak ada keberanian untuk keluar. Kini, seorang lelaki bernama Gus Azzam yang di kenal baik oleh orang orang, telah menyebut nama nya dalam sebuah ijab kabul.

"Ankahtuka wa Zawwajtuka Makhtubataka Binti Hana Afsheen Aira alal Mahri 50 gram emas dan 350 juta uang tunai hallan."

"Qobiltu Nikahaha wa Tazwijaha Hana Afsheen Aira binti Muhammad Abdul Amir alal Mahril Madzkuur wa Radhiitu bihi, Wallahu Waliyut Taufiq."

Semua orang langsung saja mengucapkan sah pada saat itu. Pernikahan benar benar terjadi. Meski kurang nya kehadiran Hana, namun setidaknya masih ada Ayah dari gadis itu yang menjadi wali.


***


"Hana pulang bersama orang tua nya, Umma?"

Hansa menoleh ketika sibuk menyiapkan keperluan Azzam yang akan berangkat ke vandara esok pagi. Gus Azzam ingin melancarkan hafalan, dan sudah menjadi impian nya sejak dulu. Tidak lupa dia melanjutkan pendidikan nya di sana.

"Iya, Azzam. Hana tidak ingin berpisah dengan kedua orang tua nya. Biarlah dia tinggal di sana... Kalian benar benar tidak bertemu di hari pernikahan?"

Gus Azzam menggelengkan kepala, namun dia tetap tersenyum meski tipis, "tidak apa, Umma. Lagi pula, saya akan ke Arab besok. Jika masih sempat berpamitan, saya akan memeluk Hana sebelum pergi."

Hansa tersenyum dan mengusap pundak putra nya. Sedangkan Gus Azzam mencium tangan sang ibu. Kemudian membantu membereskan barang barang nya.

"Azzam, Hana itu anak nya Pak Abdul satu satu nya. Mungkin Pak Abdul mempercayakan Hana kepada kamu karena dia melihat kamu sebagai lelaki yang baik. Begitupun dengan Bu Sahra."

Gus Azzam menoleh, meletakkan barang barang nya ke dalam koper.

"Pak Abdul sempat memaksa Hana untuk bersama saya di sini, Umma.  Tapi Hana tidak mau. Mungkin masih canggung, atau malu" mendengar perkataan Gus Azzam, Umma Hansa tertawa pelan.

"Nanti kalau kamu pulang, bawa lah Hana ke pesantren."

Gus Azzam mengusap leher belakang nya dengan senyum sedikit malu, "Azzam akan berjanji, hanya untuk Umma."


***

5 Tahun berlalu

"Hana, udah sholat belum?"

"Belum, Bunda. Bentar ya, lagi belajar nih"

Sahra langsung menuju ke ruang tamu untuk melihat Hana yang sedang belajar sembari menonton drama korea kesukaan nya. Ini benar benar di lampau batas. Suami Sahra, tidak suka jika melihat Hana seperti ini. Bisa bisa, waktu shalat magrib akan selesai dan menjelang isya.

GUS AZZAM Where stories live. Discover now