"Dua kali." Nata menghela nafas. "Dua kali lo ngelakuin kekerasan ke gue. Lo udah salah, malah balik nyari kesalahan orang. Jangan mentang-mentang lo cewek, dan gue cowok, gue jadi nggak bisa balas lo." "Kenapa? Lo takut?" "Kata 'takut' nggak ada di dalam kamus kehidupan gue. Sekarang mana maaf lo? Nggak usah ngajakin ribut pagi-pagi." "Oke, kalo gue minta maaf sekarang, lo balikin HP gue, dan jangan macem-macem lagi sama gue. Setelah itu, anggep urusan kita ini kelar. Dan besok-besok, anggep kita nggak pernah saling kenal." Senyum Nata tertarik penuh makna. "Ya tergantung." "Apa?" "Tergantung lo minta maafnya tulus apa enggak." "RESEK!!" DUKH! "ADUHHH! SAKIT WOI, JANGAN NENDANG YANG ITU!" *** Ada satu insiden yang membuat Rea, si anak baru terpaksa harus menerima ajakan untuk berpacaran pura-pura dengan Nata, mantan wakil ketua geng Gold Garuda sekaligus biang kerok SMA Abipraya demi Karin,sahabatnya. Rea tidak mau persahabatan mereka hancur karena Rea diam-diam didekati Devon, cowok yang Karin taksir dari dulu. Awalnya mereka saling mengibarkan bendera permusuhan, berubah menjadi cinta karena kedekatan mereka yang awalnya hanya sandiwara belaka. Namun, suatu hari saat Nata mengungkapkan perasaannya, Rea menolak karena traumanya terhadap lelaki. Dan saat terbesit di benak Nata bahwa dia ingin mundur, Rea mengungkapkan perasaan yang sebenarnya juga, disaksikan oleh para ahli kubur di pemakaman setelah mendapat pencerahan Devon. Tetapi, bagaimana jadinya jika ibu satu-satunya Nata, dan ayah satu-satunya Rea disatukan oleh anak-anaknya sendiri-yang mana, Rea belum mengetahui identitas asli Nata bahwa dia adalah anak dari gurunya, alias calon ibu barunya nanti? Apakah hubungan mereka akan baik-baik saja, terus berlanjut bahagia, atau berujung luka? Atau... justru keduanya memilih mengalah saja? *** *Cover edit by: PicsArt.
72 parts