64 | Semuanya Telah Usai

26 15 6
                                    

"Di masa lalu tuh cuma ada penyesalan yang baru dirasain sekarang."


"Katanya, orang dewasa itu hanyalah anak kecil yang bertampang dewasa."




Deruman beberapa motor yang sangat berisik membawa kira-kira ada tiga puluh lima anggota geng motor yang sebagian dari mereka sudah membawa berbagai senjata, berhenti persis di dekat mereka dengan berbagai tatapan maut.

Savage.

Ternyata sebagian juga dari mereka adalah anggota Gen Petir. Farel, Abi, dan Nata seketika terkesiap saat helm mereka dibuka. Ketiganya memasang gestur bersiap-siap kalau ada yang menyerang. Suara tepukan tangan dari dalam gedung mengalihkan atensi ketiganya.

"Kejutan buat kalian udah dateng," tawa Ferdian sarkas. "Selamat menikmati..."

"Sialan."

"Kita dijebak."

"Orang gila."

"Maksud lo apa?!" Farel yang paling histeris di sana. Teman-temannya yang lain tak kalah kecewanya menatap Ferdian yang mengambil posisi duduk di pilar dengan gestur santai.

Satu dari tiga puluh lima orang berteriak mengomando anak buahnya menyerang Nata, Farel, dan Abi. Sementara Zara dan Rea menjauh dari sana, ketakutan. Kedua gadis itu tidak berani menyaksikan keributan itu saking ngerinya.

Tiga orang melawan tiga puluh lima orang, siapa yang tidak ngeri menyaksikannya? Suara-suara berbagai pukulan, lemparan senjata-tidak ada senjata api di sana kecuali tongkat baseball, kayu, bahkan pisau, dan benda tajam berbahaya lainnya-kalau digunakan untuk tawuran-mendominasi keributan di dekat hutan itu.

Rea dan Zara berjongkok saling merangkul sambil menutup telinga rapat-rapat.

"Re... gue takut...," bisik Zara.

"Sama, gue juga." Walaupun takut, Rea tetap terlihat tenang.

Berbagai pukulan, saling banting, erangan dan teriakan masih terus terdengar memuakkan telinga. Kemudian tersisa Nata yang terlihat kewalahan, darah merembes dari bibirnya yang robek, lalu nyeri di wajahnya, sementara kedua temannya yang tidak kuat sudah sekarat lebih dulu. Abi dan Farel tidak kalah ngeri keadaannya saat ini hingga tak sadarkan diri.

"NYERAH LO!!"

Salah satu anggota geng motor itu memukul wajah Nata sekali lagi. Nata pun ikut-ikutan pingsan.

Rea tidak pernah menduga-duga kalau Nata ternyata bisa tumbang juga saat dilawan lebih dari tiga puluh orang. Setahunya, biasanya Nata bisa melawan sepuluh orang sekaligus dengan tangan kosong saat sendirian. Tapi ternyata Nata tidak sehebat dan sekuat itu melawan lebih dari tiga puluh orang. Apalagi dengan Farel dan Abi yang belum ada apa-apanya, biasanya melawan dua orang kuat saja sudah KO.

Tepukan tangan lagi-lagi terdengar dari Ferdian yang menyaksikan perkelahian itu dengan santai.

"Wahahahaha, Fer, Fer, tinggal cewek-cewek, nih. Enaknya kita apaain?" seru salah satu cowok dengan perawakan tidak terlalu kurus yang membawa satu baseball. Bandana melekat di lengannya yang terbuka.

"FERDIAN! LO TUH BENER-BENER LICIK, TAHU NGGAK?! BUSUK! NGGAK PUNYA HATI! BIADAB! SINTING! BERENGSEK!"

Zara menutup kedua telinganya sambil menangis tersedu-sedu, tidak berani membuka mata, dan ditambah sahabatnya dengan berani berteriak-teriak di antara cowok-cowok itu.

Dada Rea naik turun emosi, jemarinya terkepal, darahnya meluap-luap, siap meledak, kekesalannya sudah memuncak di ubun-ubun. Apalagi saat melihat ketiga temannya-ralat, satu pacar, dua teman-itu sudah tidak berdaya.

NATAREL (SELESAI✔️)Where stories live. Discover now