37 | Tabiat Kevin

23 10 3
                                    

"Ya udah, gue mau jadi Superhero lo mulai sekarang."



"Tadi itu... seru, ya, filmnya?"

Seluruh tubuh Rea menegang begitu mobil yang dikendalikan Kevin mengarah bukan ke tujuan mereka. Rea menahan jeritan kalau-kalau memang benar ke mana tujuan Kevin sekarang. "Iya." Gadis itu menjawab seadanya. Tatapan sepenuhnya mengarahkan ke depan, sama seperti di bioskop tadi. Ke mana saja, asalkan bukan mata Kevin. Bukan tatapan haus Kevin akan Rea dari gerak-geriknya.

Dan dugaan Rea benar.

Mobil itu berhenti di sebuah jalan sepi dekat jembatan. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Hanya mereka. Mati-matian Rea menahan rasa takut dan waswasnya terhadap Kevin.

"Rea," panggil Kevin setelah mematikan lampu mobilnya, membuat suasana dalam mobil gelap, diisi dengan cahaya-cahaya lampu dari luar yang remang-remang.

Rea menoleh, berusaha tenang. "Kenapa?"

"Ayo sekarang aja."

Dahi Rea berkerut. Menutupi rasa takutnya yang menduga-duga maksud dari 'sekarang'. "Kenapa nggak lanjut jalan? Gue mau pulang." Nada itu masih terdengar dingin. Setelah dari bioskop, entah kenapa Rea merubah nadanya menjadi dingin. Sedingin hawanya malam ini.

Satu tangan Kevin meraih satu tangan Rea. "Lo nggak usah pura-pura bego, deh." Nada itu terdengar lembut. Bukan sebuah bentakan atau makian.

"Apa, sih?! Anterin gua pulang!" Rea membentak dan menyentak lepas tangannya, panik.

"Santai."

Buru-buru gadis itu membuka pintu mobil, tapi ternyata sudah dikunci lebih dulu oleh Kevin. Seolah Kevin memang sengaja sudah merencanakan semua ini.

Sial. Rea terjebak! Dia harus bagaimana sekarang?

Jemari Kevin meraih dagu Rea yang berusaha menghindari kontak matanya. Mendekatkan diri. Wajah keduanya tinggal beberapa senti. "Mau pulang, hm? Nikmatin dulu malam ini, mumpung sepi, Rea..."

Satu tamparan keras mendadak mendarat ke pipi kanan Kevin. Kepala cowok itu berpaling seiring dengan rasa panas menyertai pipi kanannya.

"Lo kira gua cewek apaan, hah?!"

Tangan Rea berusaha membuka-buka pintu mobil. Nafasnya memburu. Keringat bercucuran. Rea tambah panik setengah mampus saat Kevin dengan cepat mendekatkan wajahnya kembali. Begitu bibir keduanya sudah akan menempel, Rea memberontak berusaha menghindarkan wajahnya dari wajah yang sekarang terkesan menjijikan itu. Inilah Kevin sebenarnya.

Kesal karena Rea tidak mau diam, Kevin mencengkeram kedua pergelangan tangan Rea.

Dengan sekuat tenaga sambil berteriak keras-keras, Rea berusaha melepaskan cengkeramannya. Gadis itu menggigit keras salah satu telinga Kevin. Cowok itu mengerang dan menabrakkan punggungnya ke punggung kursi pengemudi sambil memegang satu telinga yang baru saja dimangsa.

Kesempatan bagi Rea mengambil ponsel Kevin di dashboard, memukul-mukul wajah Kevin dengan ponsel laki-laki itu sendiri. Air mata Rea sudah merembes. Tidak ingin kejadian yang lama terulang lagi. Rea masih berteriak-teriak meminta pertolongan walaupun suasana tidak mendukung adanya bala bantuan.

Ternyata, Kevin tidak ada kapok-kapoknya, cowok itu sudah akan menerjang Rea lagi—tapi Rea sudah menculek kasar kedua matanya, hingga membuat Kevin lagi-lagi mengerang sambil menutupi kedua matanya. Satu tangan laki-laki itu masih memegang satu tangan Rea, mencengkeramnya kuat-kuat agar tidak bisa kabur.

NATAREL (SELESAI✔️)Where stories live. Discover now