Arco Iris | TAMAT

By Zshdrna

535K 22.7K 473

TAMAT [ADA PART YANG ACAK!!!] Highest rank : #1 in dark 09-02-2021 #1 in mystry 01-01-2021 #1 in adventure 1... More

Hai!!!
Prolog
Chapter 1 | perkenalan unik
Chapter 2 | Breakfast
Chapter 3 | First Kiss
Chapter 4 | HA (Short For Secret Group Name)
Chapter 5 | Alasan
Chapter 6 | Menembak Dan Kesepian
Chapter 7 | Terasa separuh
Chapter 8 | Pulang?
Chapter 9 | Bukan Mimpi?
Chapter 10 | London
Chapter 11| Pertarungan
Chapter 12 | Surat
Chapter 13 | Teringat
Chapter 14 | Perubahan Sikap
Chapter 15 | Padang Rumput Dan Athena
Chapter 16 | Telepon
Chapter 17 | Tidak Enak
Chapter 18 | Ketahuan?
Chapter 19 | Akan Rindu?
Chapter 20 | Seorang Bella
Chapter 21 | Luka, Lebam Dan Demi Sean
Chapter 22 | Pertemuaan Dengan Valeska
Chapter 23 | Pelaku Dan Bertemu Sean
Chapter 24 | Permohonan Maaf Dover
Chapter 25 | Kisah Bella
Chapter 26 | Sean In Las Vegas
Chapter 27 | Kedatangan Tamu
Chapter 28 | The Reaper
Chapter 29 | Sebuah Misteri
Chapter 30 | Latihan Perang
Chapter 31 | Menaklukan Malaikat Maut
Chapter 32 | The Power Of HA
Chapter 33 | Perayaan
Chapter 34 | Dengarous Secret Group
Chapter 35 | Just The Way You Are
Chapter 36 | A Model
Chapter 37 | Bertemu Kembali
Chapter 38 | Spanyol
Chapter 39 | Melihat Langit Malam
Chapter 40 | Mulai Membuka Hati?
Chapter 41 | Ada apa?
Chapter 42 | Bermain
Chapter 43 | Kesenangan Di Kota Madrid
Chapter 44 | Kebahagian Sementara?
Chapter 45 | Grace
Chapter 47 | LV
Chapter 48 | Kebahagian Sekaligus Kesedihan
Chapter 50 | Everything You Want
Chapter 51 | Teka Teki Dan Perang Dingin
Chapter 52 | Malam Yang Hangat
Chapter 53 | Club
Chapter 54 | Keributan Didalam Club
Chapter 55 | Pemotretan
Chapter 56 | Kehancuran
Chapter 57 | Rasa Sakit Yang Nyata
Chapter 58 | Indonesia
Chapter 59 | Terluka
Chapter 60 | Sadar?
Chapter 61 | Pencarian
Chapter 62 | Apapun Demi Menemukannya
Chapter 63 | Penyelamatan
Chapter 64 | I Love You
Chapter 65 | Membaik
Chapter 66 | Masa Lalu Sean
Chapter 67 | Happiness
Chapter 46 | Grace And Katy
Chapter 68 | Terbongkar
Chapter 69 | Perpisahan?
Chapter 70 | END?
Chapter 72 | Dead Or Alive?
Chapter 73 | Kematiaan
Chapter 74 | AKHIR
Chapter 75 | Will You Merry Me?
Chapter 49 | Rumah Baru
Chapter 76 | The Wedding
Epiolog

Chapter 71 | WAR?

3.9K 148 0
By Zshdrna

~Don't Call Me Angel~

Ariana Grande, Miley Cyrus, Lana Del Rey

.

.

.

'Jangan membencinya hanya karena satu kesalahan. Ingat ribuan kebaikannya.'
___________________

Rasa pening memenuhi kepala Auristela. Auristela mengedipkan matanya untuk membiasakan cahaya yang masuk ke dalam indra penglihatannya. Angela—ibunya lah yang pertama kali Auristela lihat. Angela memberikan segelas air putih kepada Auristela. Auristela langsung menerimanya dan meneguk air putih itu sampai habis.

"Kau merasa sakit?" tanya Angela. Auristela menggeleng gelengkan kepalanya pelan. Kedua telapak tangannya ia usap usapkan ke wajahnya.

"Kenapa aku bisa ada di sini? Apa Xavion yang membawaku?" tanya Auristela. Angela menggeleng gelengkan kepalanya. "Tidak. Bukan Xavion yang mengantarmu, tapi seorang pria dengan rambut pirang. Seingatku namanya Valen. Kenapa kau bisa tidak sadarkan diri nak?"

"Mommy di mana Daddy?" Bukannya menjawab pertanyaan Angela, Auristela malah balik bertanya.

"Pergi ke Spanyol. Katanya dia ingin mengurus beberapa hal," jawab Angela apa adanya.

"Kapan Daddy pergi? Jam berapa sekarang?!" Auristela mulai panik.

"Dover sepertinya baru pergi satu jam yang lalu. Mungkin sekarang pesawatnya sudah mengudara. Sekarang jam delapan pagi. Ada apa memangnya?" bingung Angela.

Batin Auristela merasa tidak nyaman. Auristela merasakan ada suatu hal buruk yang akan terjadi. Auristela takut perasaan buruknya ini akan terjadi pada Sean. Lalu bagaimana ini? Apa yang harus Auristela lakukan?

"Auristela! Kau ingin kemana?!" Auristela tidak memperdulikan teriakan ibunya. Auristela masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Sesudah selesai membersihkan diri, Auristela segera memakai pakaian. Celana bahan dan jas hitam, menjadi pakaiaan yang dikenakan Auristela. Setelah itu Auristela berlari menuju ruang senjata ayahnya.        

Dua pistol mini ia selipkan di belakang tubuhnya. Beberapa peluru Auristela ambil. Tujuan Auristela adalah ingin pergi mendatangi markas Hell Angels yang ada di New York. Auristela ingin memastikan Sean aman dan baik-baik saja. Hanya itu!

Auristela mencoba menghubungi Albert, namun nomer pria itu tidak bisa dihubungi. Apa Albert memblokir nomernya?! Auristela memutuskan meminta bantuan pada Athena untuk menghubungi Albert. Beberapa kali menghubungi Athena, wanita itu juga tidak mengangkat panggilan teleponnya. Ada apa dengan Athena? Tumben sekali tidak mengangkat sambungan telepon dari Auristela.

Auristela semakin dibuat khawatir. Auristela memilih untuk mencoba menelepon Sean. Auristela sudah tahu kalau Sean pasti tidak akan mengangkat panggilan teleponnya. Tapi apa salahnya ia mencoba?

Sama.... panggilan teleponnya tidak diangkat. Auristela semakin gusar. Perasaan buruknya semakin menjadi jadi. Auristela tidak punya nomer Theo, Evan, ataupun Carla. Satu satunya hal yang bisa Auristela lakukan adalah mendatangi markas Hell Angels langsung.

Auristela langsung mengambil kunci mobil. Mobil Range Rover milik Dover langsung Auristela keluarkan dara garasi. Tanpa pikir panjang, Auristela segera menginjak pedal gas kencang.

"Auristela! Kau ingin pergi kemana?!" teriak Angela.

Auristela menatap wajah Angela dari kaca spion mobil. Ia tidak punya waktu. Auristela kehabisan waktu!

Xavion pernah menunjukan markas HA yang terbesar pada Auristela. Dan sekarang ingatan itu sangatlah berguna. Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Auristela.

"Everything will be alright, everything will be alright, everything will be alright!" Auristela terus mengulang ngulang kata itu. Auristela terus berharap semuanya akan baik-baik saja.

Auristela sudah sampai tepat di depan gerbang masuk markas Hell Angels. Dua penjaga segera menanyai maksud kedatangan Auristela.

"Apa Sean ada di sini?" tanya Auristela

"Tidak."

"Jangan berbohong! Ini situasi genting!" bentak Auristela. Dua penjaga itu menodongkan pistol kepada Auristela. Tidak kalah cepat, Auristela juga menodongkan pistolnya kepada kedua pria itu.

"Turunkan pistol kalian!"

Auristela bernapas lega saat melihat Carla datang menghampiri. "Nyalimu benar-benar besar mendatangi markas musuhmu seorang diri! Kau bosan hidup?!" bentak Carla. Auristela menatap Carla serius. Tangannya memegang tangan Carla. "Apa Sean ada di sini? Apa Sean pergi ke Spanyol?" tanya Auristela.

Carla segera menghempaskan tangan Auristela. Matanya menatap tajam Auristela. "Tidak ada urusannya denganmu. Untuk apa kau tahu, huh? Ing—"

"Ini penting Carla! Ini menyangkut nyawanya!"

"Aku tidak percaya padamu! Pergi sekarang atau mati!" Carla menodongkan pistolnya pada Auristela. Tak gentar, Auristela tetap berdiri dengan tegak. Tidak ada sedikit pun rasa takut mati dalam diri Auristela. Auristela lebih takut kehilangan orang-orang tersayangnya untuk selama lamanya dari pada kematian dirinya.

"Aku hitung sampai ti—"

"Ada apa ini?!" Auristela membalikan tubuhnya menatap siapa yang tadi berbicara. "Theo!" Auristela segera berjalan menghapir Theo. Sedangkan Theo memandang Auristela tidak suka.

"Mau apa kau ke sini?!" tanya Theo dengan nada tidak bersahabat.

"Apa Sean pergi ke Spanyol?!"

"Apa urusannya denganmu?!"

"Nyawanya dalam bahaya! Untuk kali ini saja kau percaya padaku. Ku moh—"

"Jangan percaya padanya!" Carla berjalan menghampiri Theo. Auristela bisa melihat kalau Carla memberi kode kepada Theo agar tidak mempercayainya. "Penggal kepalaku jika aku mengkhianati kalian! Aku bersumpah! Aku bukan mata-mata! Jika kau tidak percaya dengan ucapanku, maka kau, aku, atau kita tidak akan pernah melihatnya lagi," ucap Auristela serius.

Theo berjalan mendekati Auristela. Matanya menatap Auristela penuh keseriusan. "Theo! Jangan percaya padanya! Jangan kemakan omongannya! Ingat kal—"

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang akan terjadi?!" Mengabaikan Carla, Theo lebih memilih bertanya kepada Auristela.

Auristela menatap Theo dalam. Auristela menarik napasnya penuh sesak. "Apa benar Sean pergi ke Spanyol?!" tanya Auristela memastikan.

"Ya. Aku sendiri yang mengantarnya tadi."

"Theo! Ap—" Theo mengangkat tangannya memerintahkan agar Carla diam. "Di sini aku yang memimpin, Carla! Albert sudah memutuskan untuk keluar. Jika tidak ada Albert, maka aku yang menggantikan Mr. Kennard!"

"Baik! Aku tidak mau membuang buang waktu hanya untuk pertengkaran ini. Sama siapa Sean di Spanyol?!"

"Hanya satu anggota HA. Dia tidak mau anggota yang lain ikut. Kondisinya juga terlihat tidak baik. Aku hanya bisa mematuhi perintahnya. Dia kacau." Auristela menundukan kepalanya lemas. Jemari-jemari tangannya memegang liontin kalung kupu-kupu yang sempat Sean berikan padanya.

"Kau bisa membawaku ke Spanyol? Sekarang! Detik ini juga!" titah Auristela penuh ketegasan.

"Ada satu jet pribadi. Kau akan menaiki jet itu!"

"Bagus! Evan di mana?" tanya Auristela.

"Evan sedang mengurusi beberapa kendala. Saat Mr. Kennard lepas fokus, ditambah Albert yang keluar dari Hell Angels, membuat kami para Hell Angels kelimpungan," jelas Theo.

Auristela menganguk mengerti. Auristela melangkahkan kakinya mendekati Carla. "Kau pintar dalam teknologi komputer atau semacamnya bukan? Aku mohon kepadamu agar mencari jejak Sean atau anggota DSG. Ini penting Carla! Aku tidak memihak DSG ataupun HA. Aku menyayangi Daddy—ku dan aku mencintai Sean," mohon Auristela. Carla menghembuskan napasnya. Matanya menatap Auristela serius. "Jelaskan terlebih dahulu semua ini! Kenapa kau menyembunyikan statusmu?!" tanya Carla.

Auristela menarik napasnya dalam. Mungkin bukan rahasia lagi kalau Dover adalah pemimpin DSG. "Saat aku bertemu dengan Sean untuk pertama kalinya, aku tidak tahu menau tentang statusnya atau apa itu Hell Angels. Aku tidak pernah mengikuti rapat bersama DSG. Aku hanya ikut latihan fisik bersama mereka. Semua terjadi begitu saja. Aku juga tidak tahu apa yang direncanakan oleh Daddy—ku. Jadi bagaimana, kau ingin bergabung untuk kasus ini? Aku akan ceritakan lebih rinci ji—"

Kepala Carla langsung menganguk mengiyakan sebelum Auristela menyelesaikan ucapannya. "Aku ikut dalam hal ini!" ujar Carla.

"Sempurna! Theo, kau siapkan anggota HA untuk membantu di Spanyol. Boleh aku pinjam ponselmu? Aku ingin menghubungi Albert."

Theo memberikan ponselnya kepada Auristela. Auristela segera mencari kontak Albert. Panggilan pertama dan kedua tidak diangkat oleh Albert, hingga panggilan ketiga Albert menangkatnya.

"Albert ini aku, Auristela!"

'Mau apa lagi kau?! Kau menghancurkan semuanya!' bentak Albert di sebrang sana.

"Aku mengerti jika kau marah padaku! Tapi Albert, ini situasi genting!"

'Aku tidak ingin terlibat! Kau matikan telponnya atau aku yang ak—'

"Ingatlah Albert, kau dan Sean berteman dekat. Apa kau tidak khawatir jika Sean dalam kondisi bahaya? Sebenci bencinya kau dengan Sean, kau harus ingat kebersamaan kalian. Jangan membencinya hanya karena satu kesalahan. Ingat ribuan kebaikannya. Kau akan menyesal untuk selamanya jika kau terlambat. Nyawa Sean dalam bahaya. Aku akan pergi ke Spanyol. Jika kau ingin ambil serta, kau bisa bergabung dengan anggota HA."

Auristela tidak tahu masalah apa yang terjadi antara Sean dan Albert. Tapi saat Theo berkata tentang Albert yang telah keluar dari Hell Angels, itu membuat Auristela tahu dan yakin kalau hubungan Sean dan Albert sedang merenggang.

'Dalam mimpimu! Aku tidak sudi!'

"Ingat Albert, sekarang atau tidak selamanya. Jika memang kau besi keras tidak mau bergabung bersama kami, maka siap-siap untuk menyesal! Kau akan menyesal seumur hidupmu jika Sean mati dengan tragis!"

Tut, tut tut.

"Aku sudah siap!" ujar Auristela.

"Carla, hubungi Evan dan suruh pria itu mengambil alih tugasku. Auristela kau membutuhkan senjata lebih. Senjatanya akan disiapkan oleh anggota HA. Ayo!"

~*~*~*~

MALAM PERENCANAAN DSG.

"Kita akan mengambil alih kekuasaan Spanyol dari HA, sekaligus menumbangkan HA!" seru Dover. Xavion dan Katy saling tersenyum licik, sedangkan anggota DSG yang lainnya bersorak senang. "Sudah ada satu anggota HA yang berkerja sama dengan kita!"

"Kalian semua sudah mengerti?! Aku sudah memberi kalian tugas masing-masing. Pelajari peta strateginya!" perintah Dover.

"Bagaimana jika Auristela tidak menyukai rencana ini? Putrimu sudah jatuh kepada Sean si pria gelap tak bercahaya, namun masih memiliki satu titik rasa lembut dalam dirinya."

Dover menatap Katy tidak suka. "Biarkan saja! Jika Auristela menghampiri kita ke Spanyol itu hal yang bagus. Setelah aku membunuh Sean dengan tanganku, aku akan langsung mengangkat putriku menjadi pemimpin DSG. Lakukan saja sesuai rencana!"

"Sean sudah lemah sekarang! Fokusnya sudah pecah. Kita yang akan memenangkan perang ini!"

"Rencana kita mulai!" perintah Dover

~*~*~*~

THE KING OF DRAKNESS FROM HELL ANGELS WENT TO ESPAÑA

Setelah terjdi keributan di club Hell Home, semuanya menjadi berantakan. Hell Angels seperti terpecah belah. Pemimpinnya hilang kendali, sedangkan yang biasanya membantu pemipin menyelesaikan masalah malah keluar meninggalkan Hell Angels yang kehilangan arah.

Dalam permainan catur, Hell Angels berada dalam posisi, King yang sudah di skak mat, lalu Mentri—nya sudah mati. King adalah Sean, dan Mentri adalah Albert. Pawn hanya sebagai pelengkap saja. Pawn tidak mempunyai power yang terlalu besar. Knight adalah Theo. Bishop adalah Carla. Dan benteng adalah Evan. Ketiganya tidak bisa berbuat banyak.

Hell Angels diambang kehancuran.

Theo membawa tubuh Sean yang pingsan ke mansionnya. Carla membantu membersihkan bercak darah dan mengobati luka-luka yang ada di wajah Sean. Setelah itu, Theo dan Carla membiarkan Sean untuk beristirahat.

Pagi harinya, Sean langsung menyuruh Theo menyiapkan pesawat untuk pergi ke Spanyol. Theo mematuhi perintah Sean. Theo juga mengantar Sean ke Bandara. Theo sempat meminta ikut bersama beberapa anggota untuk berangkat bersama ke negeri matador. Tujuannya hanya ingin Sean tetap aman.

Namun Sean menolaknya dengan tegas. Sean hanya mau di temani satu anggota. Sean tidak meminta Theo untuk ikut bersama. Sean malah pergi bersama anggota HA yang berada di tingkatan rendah.

Alasannya karena Sean ingin terbebas. Sean tidak mau ada Theo, Evan, Carla, ataupun yang lainnya. Tapi mengingat kondisinya yang kurang baik, akhirnya Sean membawa satu anggota HA.

"Aku akan baik-baik saja. Semua akan baik-baik saja! Tolong kau katakan pada Albert kalau aku meminta maaf. Baik kalau seperti itu aku berangkat. Selama aku di Spanyol, kau yang memegang kendali atas HA! Keputusan ada ditanganmu, Theo. Setelah ini aku akan membuat Hell Angels benar-benar kuat. Dengan Spanyol, kita akan menambah power! Kita akan memenangkan pertempuran ini!" ujar Sean penuh tekat

"Baik sir. Jika Anda membutuhkan saya, saya akan selalu ada untuk Anda."

"Aku tidak pernah merasa sehancur ini. Semuanya terasa sangat hampa. Aku harap setelah aku kembali dari Spanyol, semunya akan kembali normal atau bahkan lebih baik!"

________________

It's not perfect, but I hope you like it!

SORRY FOR TYPO

Jangan lupa vote, komen, saran, kritik, dan share cerita ini

TERIMAKASIH!


Continue Reading

You'll Also Like

123K 4.6K 32
BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU ••• Bagi Zua, patah hati adalah luka yang disengaja atau konsekuensi saat jatuh cinta. Tahu rasanya s...
6.7K 492 5
Aland Gavin Mahendra, Pemuda berusia 18 tahun anak tunggal Mahendra, Seorang Ketos dingin dan kejam, yang memiliki keahlian multitalenta Dia bertrans...
MY FAULT By Milotaro

Teen Fiction

1M 36.9K 49
Celsa mengira menjadi kekasih bayangan untuk Alvaro sudah cukup baginya. Tetapi nyatanya ia tak puas untuk hal itu, ia ingin Alvaro sepenuhnya bukan...
1.4M 193K 56
Archie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan per...