My Beloved Monster (TAMAT)

By FireFirena

9.1K 1.5K 258

Alert 18+ Mengenalmu membuatku sadar, bahwa hidup tidak hanya abu-abu saja. Irene Arlandria. Kau orang pertam... More

1. Monster Itu Bernama Yuu
2. Bodoh, Berandalan & Pahlawan
3. Alasan Tidak Melepaskan
4. Dibenci Itu Sebuah Pilihan
5. Berkunjung
6. Manunggaling Aku dan Kamu
7. Kau Adalah Hiburan Bagiku
8. Dia Milikku Pribadi
9. Berada Disisimu Adalah Keputusanku
10. Rumor
11. Pernyataan Cinta
13. Bersama Terluka, Berpisah Binasa
14. Dia, Grizzy Avelon
15. Supremasi Cinta
16. Semua Demi Yuu
17. Guardian and Monster
18. Cinta & Hujan
19. Waktu Bersama
20. Malaikat dan Monster
21. Marketing Hati
22. Dia Yang Disangka Tak Pernah Ada
23. Goresan Hati
24. I'll Be Here
25. Yang Tak Terabaikan
26. Diambang Batas Kegilaan
27. Masih Disini, Tidak Akan Pergi
28. Harapan Yang Bermunculan
29. Kebahagiaan Yang Direnggut
30. Sebuah Perlindungan
31. I Love You
32. Malam Bersama
33. Aku, Kamu, dan Hantu Malam Minggu
34. Krisis Hati
35. Retak
36. Teruntuk Mu, Cintaku
37. Monster Pelindung
38. Dongeng Penenang
39. Pilihan Hati
40. Sebab Cinta
41. Hero
42. Hadiah
43. Rencana Masa Depan
44. Neurotik
45. Pengagum Rahasia Lainnya
46. It's Only Me
47. Jangan Berharap Tuk Pergi
48. Touch him
49. Deklarasi Permusuhan
50. Penolakan Untuk Pergi
51. Secercah Cahaya
52. Pemenuhan Harapan
53. Terlelap
54. Bahagia Dan Luka
55. Kebenaran Yang Mengganggu
56. Extra : Langkah Yang Tak Sampai
57. Extra : Akhir Bahagia

12. Sisi Rapuh Yuu

226 41 0
By FireFirena

Malam hari. Ruangan yang tidak terlalu besar semakin temaram. Bising suara kipas angin menemani Yuu yang mulai sulit memejamkan mata.

Malam ini dia sendirian. Irene menolak keras bahkan tidak membiarkan Yuu masuk rumah cewek itu. Irene terlihat sangat murka untuk alasan yang tidak Yuu pahami. Cowok itu bisa saja masuk secara paksa kedalam rumah Irene, tapi sepertinya itu bukanlah ide bagus yang berakhir hanya akan membuat Irene semakin menggelapkan mata tentang dirinya.

Yuu menarik napas dalam lalu menghembuskannya berat. Karena sendirian dan dengan suhu ruangan yang teramat panas, dia berbaring dengan bertelanjang dada. Iris gelapnya tidak berhenti berkeliaran mengekori cahaya bulan yang malu-malu menyusup -masuk kedalam jendela.

Sepi. Saking sunyinya Yuu merasa bisa mendengar detak jantungnya sendiri.

Bahkan suara berisik kipas tidak bisa mematikan kesendiriannya.

Sejak kapan dia seperti ini?

Seharusnya Yuu terbiasa karena selalu sendirian.

Cowok itu menghadap kiri. Tangannya menepuk-nepuk sisi yang biasanya diisi Irene. Kosong. Cewek itu benar-benar tidak berada disisinya saat ini. Tapi entah kenapa Yuu masih bisa merasakan kehadirannya.

Wangi.

Yuu mulai mengendus seprei dan selimut. Menghirupnya kuat untuk merasakan aroma yang ditinggalkan cewek itu. Kalau saja Irene ada disini, pasti dia hanya akan semakin memandang rendahan Yuu yang seperti ini. Yah, bisa dibilang Yuu yang seperti sekarang sepintas mirip maniak mesum yang sering melakukan pencabulan secara acak.

Mengerikan.

Tapi sepertinya sedikit banyak cowok itu memang memiliki aura mengerikan serupa.

Yuu tertawa hambar. Cowok itu mulai merasa tidak waras. Dia mengingat-ingat saat pertama kali bertemu dengan Irene. Kalau dipikir lagi, mereka memang dipertemukan dengan cara yang tidak wajar. Dan sejak saat itu Yuu terus menjadikannya alasan untuk mengancam dan tidak membiarkan Irene pergi.

Dia itu, miliknya.

Keputusan mutlak yang diambil Yuu secara sepihak jelas membenani Irene. Tapi Yuu tidak peduli. Cowok itu tidak akan memberi kesempatan Irene untuk lari. Yuu akan menyingkirkan semua hal yang berpotensi untuk memisahkannya dengan Irene.

Bahkan, jika pendidikan membuat Irene menomor duakannya, Yuu tidak akan segan membuat cewek itu di DO.

Yuu akan melakukan segala cara agar Irene-nya selamanya tunduk padanya. Setidaknya dia akan terus bersikap demikian sampai benih-benih cinta juga tumbuh di hati Irene. Meskipun cara yang dia lakukan dianggap tidak benar.

Yuu hanya ingin melindungi Irene, selamanya.

Dia ingin dibiarkan hidup bersama dengan orang yang dia cintai.

Yuu hanya ingin dibiarkan bahagia, walau sekali saja.

Tut... Tut... Tut...

Dering ponsel membuyarkan lamunan Yuu. Cowok itu malas-malasan meraih benda pipih yang sejak tadi berada tepat dibawah -dia tindih dengan kepala. Kening cowok itu berkerut saat melihat nomor yang tidak dia kenal. Siapa?

"Halo. Disini agen pembunuhan massal dengan saya bernama Yuzuru." Yuu menjawab tidak minat. Tapi cowok itu tidak bisa tidur, jadi, tidak ada salahnya bukan kalau sedikit mencari kesibukan lain.

"Yuu. Ini gue." cowok itu dengan cepat mengakhiri panggilan. Dia tahu benar siapa pemilik suara berat yang tidak kalah berat dengan suaranya.

"Berengsek." Yuu melemparkan ponsel ke sofa.

Ponsel kembali berdering. Yuu sadar, sudah sejak tiga bulan lalu pemilik suara itu tidak menghubunginya lagi. Dan sekarang secara tiba-tiba dia datang untuk mengganggu kehidupan tenang Yuu. Sialan.

"Apa mau lo?" Yuu pasrah. Dia pasti tidak akan dibiarkan tenang jika tidak mengikuti kemauan merepotkan si lawan bicara.

"Pulang." Yuu mengerutkan alisnya. Berdecak kesal dengan kepalan tinju yang nyaris melayang ke tembok. "Papa nyuruh lo pulang. Lo harus segera pulang sebelum dia balik dari Aussie lusa. Lo tau sendiri semarah apa dia kalo sampe tahu anak kesayangannya yang gak bisa diatur kayak lo ternyata minggat sejak dia berangkat ninggalin Indonesia."

"Oh, si tua itu mau pulang. Gue titip salam aja makasih buat tunjangan kehidupan yang dia kasih selama ini. Tapi gue gak akan pernah balik ke tempat neraka itu." Yuu menjawab lempeng. Berbanding terbalik dengan ekspresi penuh emosi yang kini berusaha dia redam.

"YUU!"

"Berisik. Gue mau tidur. Jangan ganggu hidup gue lagi lo, Grizz." Yuu hendak menutup sepihak panggilan itu tapi urung dia lakukan karena mendengar nama seseorang yang disebut.

"Jadi, apa semua ini gara-gara cewek itu? Emangnya lo sampai kapan betah hidup melarat kayak gini, hah?" Yuu mengepalkan tangan semakin kuat. Mereka bahkan sampai mencari tahu tentang Irene-nya. "sebaiknya lo pulang besok atau cewek lo itu dalam masalah."

Tut... Tut... Tut...

"Sialan."

Yuu menggeram. Cara mereka mempermainkan Yuu tidak pernah berubah. Bagaimana para orang-orang itu memperlakukan Yuu agar tetap bisa mereka jangkau selalu sama. Bahkan, saat baru saja cowok itu merasa Tuhan mulai sedikit berpihak padanya. Semua ekspetasi baiknya dihancurkan begitu saja.

Sampai mengancam akan melibatkan Irene, mereka benar-benar keterlaluan.

"Keluarga setan." Yuu menendang angin. Tidak sadar kalau sikap dan kebiasaan buruknya yang serupa setan merupakan murni karena garis keturunan. Dia menyerapah setan ke orang lain dan tidak sadar se-setan apa perbuatannya selama ini.

Yuu mengacak rambutnya gusar. Tersenyum getir mengingat betapa buruknya nasib yang dia terima. Sejak kecil Yuu tidak pernah merasa memiliki keluarga. Dia diberikan segalanya kecuali perhatian orang-orang disekelilingnya. Tumbuh menjadi pribadi yang tidak ramah dan berbuat seenaknya.

Dia merasa terbuang sejak berusia tujuh tahun. Karena kedua orang tuanya memutuskan berpisah dan dia begitu saja dialih asuhkan kepada sang Papa. Mamanya begitu membenci Yuu untuk alasan yang tidak dia mengerti.

Karena tidak sepintar Grizz, Yuu kurang bisa menarik perhatian sang Papa. Karena itu sikap nakalnya semata-mata agar sosok yang ingin dia gapai bersedia walau hanya sekali menganggap bahwa eksitensinya bukanlah sebuah ilusi semata.

Tapi, sampai kapanpun Yuu hanya akan menjadi boneka hidup yang bisa orang tuanya kendalikan.

"Yuu. Gue beliin-" cewek yang berdiri diambang pintu menoleh. Wajah kesalnya berangsur kaku. Tadi dia ingat kalau sejak pagi cowok itu belum memasukkan apapun kedalam mulutnya. Alhasil Irene memiliki inisiatif mengantarkan makanan. Tapi, pintunya tumben sekali tidak dikunci. "YUU!"

Yuu menoleh. Mata sayunya menatap sendu. Cowok itu samar-samar melihat sosok yang akhir-akhir ini selalu menghantui kemanapun dia pergi. Irene berjongkok tepat didepannya. Cewek yang sering dia panggil kerdil itu bergerak gusar mengelap tangan kanannya yang meneteskan darah.

Sejak kapan?

"Lo kenapa acak-acakan gini, hah? Kenapa sama tangan lo? Lo berantem lagi, ditengah malem begini?" Irene tidak berhenti memarahi. Cewek yang sempat merajuk beberapa jam lalu kini tampak begitu khawatir, dan telaten memperlakukan Yuu. Membersihkan dan membebat jari-jari berdarah Yuu.

"Lo sehari aja gak berantem bisa gak? Cowok bego kayak lo kenapa bisa hidup, sih?"

Yuu mengulas senyuman simpul. Hatinya perih. Dia merasa sedih. Karena tidak bisa melawan kuatnya arus kehidupan. Yuu hanya terus mengacau dan berbuat sesukanya. Dia bahkan saat ini akan melibatkan cewek yang berkali-kali dia sakiti tapi selalu kembali dan bertanya khawatir setiap kali Yuu berdiam diri dan terluka seperti ini.

"Kayaknya gue emang gak boleh jauh-jauh sama lo." Irene mendesah frustasi. Bahkan si empu yang sedang berdarah-darah terlihat santai saja, dan justru dirinya yang over cemas seolah induk yang melihat anak ayamnya nyaris terlindas.

"Hm. Jangan jauh-jauh dari gue. Gue bisa mati kalo lo ninggalin gue."

Irene beku. Tangan kiri Yuu yang semula terkulai terulur mengusap pelan pipi Irene. Hangat. Irene merasa tenang.

Irene lagi-lagi datang disaat yang tepat. Yuu hanya ingin diterima apa adanya. Dia lelah harus dibanding-bandingkan dengan sosok kakaknya, Grizzy Avelon. Dia bersikap buruk hanya karena tidak ingin kehilangan identitas dirinya.

Dan hanya Irene yang menganggap Yuu benar-benar ada.

Irene terhentak. Cewek itu mundur menjauh saat Yuu justru berdiri. Cowok itu memanggul Irene seperti karung beras, lalu membantingnya ke ranjang. Irene mulai berkeringat dingin. Cewek itu melupakan satu hal. Yuu sekarang membiarkan tubuh bagian atasnya terbuka sehingga Irene bisa melihat dengan jelas setiap jengkalnya.

Cewek itu menelan ludah susah payah. Untuk ukuran lawan jenis, badan Yuu benar-benar terpahat sempurna. Irene berusaha kabur tapi saat hendak berdiri, tubuhnya lagi-lagi dibanting ke titik yang sama.

"G ...gue mau pulang. Gue cuma mau nganter makanan." Yuu menyeringai iblis. Cowok itu sangat suka melihat wajah gugup juga cara berbicara terbata cewek itu. Irene yang kikuk seperti ini sangatlah manis dimatanya.

"Eits, salah sendiri masuk kandang beruang. Jadi sekarang lo harus temenin gue. Ayo, baby, kita akan menghabiskan malam panas ini berdua." Irene semakin gelagapan saat cowok didepannya dengan enteng berkata hal memalukan seperti itu. "gue dateng, sayang." Irene melompat saat Yuu dengan sengaja melimbungkan tubuh -nyaris menubruknya.

Irene meringkuk di sudut kamar. Cewek itu berteriak parau saat Yuu malah terbahak kesetanan. "JANGAN DEKET-DEKET GUE. DASAR CABUL."

Sekali lagi. Irene merasa telah melakukan kesalahan.

Continue Reading

You'll Also Like

21.4K 66 8
Kumpulan Cerita Bergenre Darkromance
SOMEDAY By ladymezzy

Teen Fiction

6.7K 492 29
𝑹𝒂𝒏𝒊𝒂 𝒂𝒏𝒅 𝑫𝒂𝒗𝒊𝒏✨ [ complete - publish one by one chapter ] -A N O T H E R S T O R Y ...
223K 22.9K 18
Complete ✔ ---------- Namaku Riana. Pencinta cogan kakak kelas yang selalu berpetualang mencari vitamin mata dimanapun aku b...
502K 24.2K 64
Revisi 2020. ⇩⇩⇩⇩⇩⇩⇩⇩⇩⇩⇩⇩⇩⇩⇩⇩ #Fanfiction #8 03/12/16 #6 28/01/17 #4 06/04/17 #2 06/05/17