M A N U R I O S - 2 [THE END]

By apeneapple

248K 13.4K 334

[ π‘€π‘Žπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘  βΈ» π΄π‘ˆ ] Manurios : No matter how long it takes, true love is always worth the wait. β€’β€’ Gw... More

Prolog
Part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 19
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
part 31
part 32
part 33
part 34
part 35
part 36
part 37
part 38
part 39
part 40
part 41
part 42
part 43
part 44
part 45
part 46
part 47
P E NG U M U M A N
part 48
part 49
part 50
part 51
part 52
part 53
part 54
part 55
part 56
part 57
Manurios + Gwen (End)
part 58
part 59
part 60
part 61
part 62
part 63
part 64
part 65
part 66
part 67
part 68
part 69
part 70
part 71
part 72
part 73
part 74
part 75
part 76
part 77
part 78
part 79
part 80
part 81
part 82
part 83
part 84
part 85
part 86

part 87

160 10 5
By apeneapple

Memilih untuk bekerja di Korea Selatan akan membuat Gwen jauh dari keluarga dan Manurios. Tentunya pilihan Gwen untuk bekerja di Korea Selatan tidak berjalan sesuai dengan keinginannya, banyak yang tidak setuju dan hal ini membuatnya hilang semangat.

"hey.." Sapa Garfield sambil mengusap pipi Gwen dengan ibu jarinya.

"hey.."

"beberapa hari ini kau selalu mengurung diri di kamar, tidak bosan?"

"tentu saja aku bosan."

"ingin pergi ke suatu tempat?"

"no, thanks." Gwen memeluk kedua kakinya erat dan menatap kosong ke arah pintu balkon kamar Manu.

"Gwen, apa bekerja disini membuat mu bosan?"

"tidak, tentu saja tidak. tapi, aku ingin mendapatkan sesuatu yang baru."

"seperti bekerja di negara orang lain?"

"ya.."

"you want leave us? here?"

Gwen menatap Garfield dengan tatapan mata yang sendu. Beberapa hari belakangan memang Gwen sering menangis, bahkan, saat sedang makan bersama pun Gwen akan meneteskan air matanya.

"don't look at me like that, please?"

"kenapa kau tidak mendukung ku?"

"aku mendukung mu."

"liars."

"i meant it."

"let me go.."

"no." Garfield beranjak dari duduk, mengecup puncak teratas kepala Gwen lalu meninggalkan Gwen sendirian (lagi) di kamarnya.

Entah apa yang membuat keluarga dan Manu tidak mengizinkan Gwen untuk pergi ke Korea Selatan. Padahal, agensi besar sedang menunggu Gwen untuk datang dan bekerjasama.

Byun Baekhyun
Belum ada jawaban?

Gwen
Tetap sama
Bisakah aku pergi tanpa memberitahu mereka saja?

Byun Baekhyun
Don't do it! You pabo
Bekerja lah saja disana kalau begitu

Gwen
Kau tidak ingin aku bekerja untuk EXO?

Byun Baekhyun
Pertanyaan bodoh macam apa itu?
Tentu saja EXO ingin bekerjasama dengan mu

Gwen
What should i do?
I want go ...

Byun Baekhyun
Aku coba bicarakan hal ini dengan Suga untuk membujuk orang tua mu, tapi mereka tetap tidak setuju

Gwen
Maaf sudah merepotkan mu, Baek

Byun Baekhyun
Beristirahat lah, kau harus tidur karna kau bukan zombie

Gwen
Okay, thanks

Gwen melock ponselnya, beranjak dari duduk lalu berjalan keluar dari dalam kamar. Hari ini Gwen ingin pergi ke Cafe yang Latanya rekomendasi kan.

Sendirian? Absolutely.

"silahkan menunya." Pelayan dengan ramah memberikan menu pada Gwen lalu kemudian meninggalkan Gwen.

Hahh, keluar rumah tidak buruk juga. Pikir Gwen.

Pilihan Gwen jatuh pada pancake dan strawberry milkshake. Gwen butuh yang manis-manis dan sore nanti Gwen butuh sesuatu yang pedas dan enak.

Drrtt drrtt....

Manurios is calling..

"Manu?"

Gwen menggeser layar ponselnya lalu mengangkat telfon dari Manu.

"where are you?!" Tanya Manu sedikit berteriak.

"di Cafe, ada apa? jangan berteriak."

"kenapa tidak bilang apa-apa padaku? bahkan keluarga mu tidak ada yang tau!"

"sudah ku bilang jangan berteriak, i'm totally fine."

"i know, but please don't disappear like this. okay?"

"aku tidak hilang, aku hanya pergi ke sebuah Cafe."

"hahh.." Manu menghela napas, tanda kalau ia merasa lega. "mau aku jemput?"

"tidak perlu, aku bawa mobil."

"i miss you."

"kalau begitu, biar aku yang menjemput mu. bagaimana?"

"sounds great! i'll wait for you baby!!!"

"kirim pesan kalau kau sudah selesai di rumah sakit."

"OKAY!"

Kemudian sambungan telfon terputus.

Setelah lulus dari Universitas, Gwen langsung disibukkan dengan pekerjaan yang datang padanya secara bertubi-tubi. Siapa yang tidak mau bekerjasama dengan seseorang yang memiliki semangat yang tinggi dan imajinasi yang hebat? Gwen sukses menarik perhatian banyak perancang busana di New York, bahkan orang-orang terdekat Hayley sampai memohon agar bisa bekerjasama dengan Gwen.

Selain itu, Manu yang sibuk dengan koas membuatnya jarang sekali berada di rumah. Manu sangat hebat dalam menangani pasien, bahkan ia sampai masuk ruang operasi sebelum waktunya─Manu belum resmi menjadi seorang dokter, tapi kemampuannya di atas rata-rata. Banyak sekali dokter yang kagum padanya.

Sibuk dengan pekerjaan masing-masing membuat Manu dan Gwen tidak memiliki waktu luang untuk bersenang-senang seperti sebelumnya (saat masih di SMA). Walaupun keduanya sudah berada di kota yang sama, tetapi mereka jarang sekali bertemu.

Malam ini Gwen akan menjemput Manu di rumah sakit─sekalian berkencan sebelum pulang ke rumah.

"aahhh i miss you so much...." Manu memeluk tubuh Gwen erat saat melihatnya datang ke rumah sakit.

"ow, aku tidak suka pemandangan ini." Ledek Nash, sahabat Manu yang bertemu di Universitas.

"hug?" Tawar Gwen sambil membuka satu tangannya membiarkan Nash bergabung untuk berpelukan.

"i love you so much, Gwen."

Tentu saja Nash langsung menerima tawaran itu, Nash bergabung di pelukan Gwen bersama dengan Manu.

Nash memilih New York karna ia ingin datang ke tempat yang baru, ia rela meninggalkan Malibu demi pergi ke New York.

"kalian akan pergi berkencan?"

"tidak kalau kau ikut, Nash. kau ikut?"

"ahh, pasti aku akan mengganggu kalau ikut.."

Gwen dan Manu tersenyum lalu menatap satu sama lain. Tentu saja tidak akan mengganggu, kencan tidak harus selalu berdua, ada orang ketiga pun tidak masalah─terlebih Nash adalah sahabat dari Manu sekarang.

"let's go.." Gwen mengulurkan satu tangannya pada Nash dan satu tangannya menggenggam tangan Manu.

Dengan ekspresi wajah sedih dan kedua mata yang berkaca-kaca, Nash menggenggam tangan Gwen dan tidak akan melepaskannya.

Nash tidak punya keluarga di New York, teman pun mungkin hampir tidak ada. Yahh, kecuali Gwen dan Manu.

"jangan terlalu erat menggenggam tangan Gwen."

"Manu, jangan cemburu begitu.. aku tidak suka Gwen."

"iya, tapi kau mencintainya."

"wahh.. kenapa mulut mu lancang sekali?"

"itu kenyataan, bahkan kau menangis sambil meminta maaf padaku saat mengatakannya."

"mengatakan apa?" Tanya Gwen bingung.

"itu cerita lama Gwen, kau tidak perlu mengetahuinya."

"Gwen harus tau.." Ledek Manu.

"so, tell me."

Gwen menghentikan langkah kakinya, membuat kedua tangannya yang sedang menggandeng tangan Manu dan Nash tergantung di udara.

"Nash sepertinya mecintaimu, dia memendam perasaan padamu." Manu menjelaskan. "tapi beruntungnya, dia tidak akan mencoba mendapatkan mu."

"is it true, Nash Grier?"

Nash menganggukan kepalanya sambil mengusap tengkuknya yang tiba-tiba saja terasa dingin.

Menggemaskan. Pikir Gwen.

"Nash, kau mau berkencan dengan ku?"

Pertanyaan Gwen membuat Manu dan Nash terkejut, tentu saja Manu langsung berteriak tidak setuju saat mendengarnya.

Siapa juga yang akan setuju kalau pacarnya berkencan dengan laki-laki lain? Terkadang, Gwen suka melakukan hal yang gila.

Malam ini, mereka bertiga menceritakan banyak hal mengenai pekerjaan mereka masing-masing dengan bir yang menyegarkan. Cukup menyenangkan dan membuat stres yang Gwen rasakan menghilang secara perlahan.

"andai saja aku bisa ke Korea Selatan.." Racau Gwen yang sudah lumayan mabuk.

"apa kau benar-benar ingin pergi kesana?"

Nash yang tau cerita tentang keinginan Gwen hanya bisa menengahi pembicaraan mengingat Manu yang sangat menolak kepergian Gwen ke negeri gingseng itu.

"ya, aku benar-benar ingin pergi kesana. aku ingin mencoba tantangan baru."

"tantangan apanya. hah." Sindir Manu yang lalu meneguk birnya.

"hey, bisakah mau mendengarkannya lebih dulu?"

"untuk apa?"

"ia, memang egois." Gwen menunjuk Manu. "saat ia pergi ke London, apa aku menentangnya? oh, tentu saja tidak karna aku tidak mau menjadi beban. tapi lihat sekarang? hahaha.. fuck."

"apa kalian tidak pernah bicara dengan santai mengenai hal ini?"

"tidak ada yang mendengarkan ku dengan santai, semuanya selalu bernada tinggi tiap kali aku membahasnya. memuakkan."

"berhentilah meracau, kita akan pulang." Manu beranjak dari duduk, tetapi Nash menahannya.

"dengarkan dulu, jangan jadi laki-laki brengsek seperti itu."

"hahh, apa lagi yang harus aku dengarkan? dia hanya meracau."

"lihatlah Nash, dia selalu seperti itu selama 1 tahun ini. hahaha lucu sekali, kenapa aku harus memiliki hubungan dengannya sampai detik ini?"

"Gwen jaga mulutmu!" Teriak Manu.

"buddy!" Nash menahan tangan Manu yang siap untuk menarik kemeja Gwen. "stop, okay?"

"menyebalkan bukan? dia selalu membicarakan ini selama 1 tahun, dan aku sudah─"

"─muak?" Potong Nash. "kau muak dengan omongannya? kenapa kau jadi egois sekali."

"aku tidak egois."

"lalu apa?"

"aku hanya mencoba untuk menjaganya."

"dari apa?"

"apapun."

"oh God, Manurios.. kau takut Gwen pergi, hanya itu alasan mu."

Manu hanya diam dan menatap Gwen yang sudah tertidur pulas dengan kepalanya yang di tidurkan di atas meja.

••

Hey, do you miss us?
Gwen, Manu, and me... Author? HEHE

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 33.1K 30
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
10.8K 1.7K 24
(SLOW UPDATE) Seorang gadis cantik yang selalu terlihat jutek dan jarang berbicara dengan orang asing, tidak pernah menduga bahwa kehidupan nya akan...
96K 3K 9
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN DENGAN MEMBERI DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA.] "PACAR dan BABU itu BEDA TIPIS."-King Bully...
21.8K 1.3K 31
SERIES KEEMPAT DARI NOVEL THE MONSTER SERIES -- UPDATE SETIAP SATU MINGGU SEKALI Senja yang nyata dihadapan mata diabaikan. Namun, yang diangkasa mal...