Cassandra Aldrich [✓]

By gxrysmxth

119K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... More

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 2
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 6
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 15
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 17
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 13
Piala Api; 14
Piala Api; 15
Piala Api; 16
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 19
Piala Api; 20
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 14
Orde Phoenix; 15
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Tawanan Azkaban; 12

2.1K 375 16
By gxrysmxth

"Bagaimana rasanya--maksudku, bagaimana perasaanmu saat tahu ada salah satu yang menggunakan Firebolt di timmu?" Tanyanya, aku menatap padanya sejenak lalu pada Harry, "Aku merasakan ketenangan."

"Benar juga," Kata Diggory sambil terkekeh pelan, dia lalu mengambil Sandwich dihadapannya dan mengarahkannya ke mulut, tapi sebelum sampai ke mulutnya, tangannya mendadak berhenti, "Tak keberatan, 'kan?"

"Tidak, sama sekali tidak." Kataku, dia tersenyum lalu mulai memakan Sandwichnya, aku juga meneruskan sarapanku, aku melirik pada Diggory, ia tersenyum kecil saat anak-anak seasramanya berdesakan untuk melihat Firebolt Harry.

"Yakin kau bisa menguasai sapu itu, Potter?" Kata suara dingin yang diulur sehingga bernada lambat, Malfoy telah datang untuk melihat sapu itu dari dekat, diiringi Crabbe dan Goyle, tentu saja.

"Yeah, kurasa begitu." Jawab Harry santai.

"Banyak keistimewaannya, 'kan?" Kata Malfoy, matanya berkilat licik, "Sayang sekali tidak ada parasutnya--siapa tahu kau terbang terlalu dekat dengan Dementor."

Crabbe dan Goyle tertawa di sebelah Malfoy, dan Malfoy, dia melihat kearahku dan lalu pada Diggory, aku bisa mendengar dia mendecih kecil lalu memalingkan mukanya lagi pada Harry.

"Sayang juga kau tidak bisa menambahkan tangan ekstra di sapumu, Malfoy," Timpal Harry, "Kalau tidak, 'kan itu bisa menangkapkan Snitch untukmu."

Semua orang tertawa terbahak-bahak, mata pucat Malfoy menyipit, dan dia menyingkir, aku melihatnya bergabung dengan anggota tim Quidditch Slytherin lainnya, yang merapatkan kepala, tak diragukan lagi, mereka pasti menanyai Malfoy apakah sapu Harry benar-benar Firebolt.

Pukul sebelas kurang seperempat, aku dan tim Gryffindor menuju ke kamar ganti, cuaca sangat berbeda daripada sewaktu kami bertanding melawan Hufflepuff, hari ini cerah, sejuk dan ada angin sepoi-sepoi pelan. Kami bisa mendengar anak-anak lain bergerak ke stadion, aku melepas jubah hitam sekolah dan memakai seragam Quidditch.

"Kalian tahu apa yang harus kita lakukan," Kata Oliver, sementara kami bersiap-siap meninggalkan kamar ganti, "Kalau kita kalah dalam pertandingan ini, tak ada harapan lagi bagi kita, terbanglah saja seperti dalam latihan kemarin, dan kita akan oke!"

Kami keluar dan berjalan menuju lapangan disambut tepukan riuh, aku bisa melihat tim Ravenclaw dalam seragam biru yang sudah berdiri di tengah lapangan, dan aku bisa melihat Seeker mereka, Cho Chang, adalah satu-satunya perempuan dalam tim.

"Wood! Davies! Jabat tangan!" Kata Madam Hooch tegas, lalu Oliver berjabat tangan dengan kapten Ravenclaw.

"Naik pada sapu kalian--" Kata Madam Hooch, aku langsung saja menaikan kakiku pada sapu, "Mulai pada tiupan peluitku, tiga--dua--satu!"

Aku dan para pemain langsung terbang, Ravenclaw memegang Quaffle, tapi Angelina berhasil mencurinya dan ia mengopernya padaku, aku terbang menuju gawang Ravenclaw, aku melirik ke kiri dan ke kanan, tak ada Angelina atau pun Alicia. Aku menggigit bibir bawahku, lalu mempercepat sapu ku pada gawang Ravenclaw, aku melemparnya dengan keras semaksimal mungkin, dan gol!

Aku bisa mendengar suara anak-anak Gryffindor yang bertepuk tangan dan berteriak-teriak dengan riuh.

"Cassandra Aldrich mencetak angka di awal pertandingan! Biasanya dia hanya mengoper dan memberikan peluang-peluang sempurna pada yang lain, apa karena Firebolt? Tentu saja! Firebolt akan menjadi sapu pilihan untuk tim nasional pada Piala Dunia--"

Komentar Lee membuatku sedikit tertawa, ini pertama kalinya aku memasukkan Quaffle ke gawang di awal pertandingan, Lee berkata jujur, sejak masuk tim Quidditch Gryffindor, aku lebih sering banyak mengumpan dan memberi peluang pada Angelina atau Alicia daripada mencetak gol.

Aku menengok kebelakang, aku lihat Bludger sedang mengejarku, aku lalu melajukan sapu ku dan aku bisa melihat entah itu Fred atau George sedang terbang mendekat kearahku lalu memukul Bludger dengan tongkatnya, aku tersenyum sejenak sebelum akhirnya melaju untuk mengejar Chaser Ravenclaw yang sedang membawa Quaffle.

Chaser Ravenclaw terbang beberapa meter di depanku, dia terus saja terbang dan aku mengikutinya dari belakang, aku melihat ke samping kiri, ada Bludger yang terbang mendekat, Bludger itu mengenai bagian perut sampingku, rasanya sakit dan aku bisa merasakan aku terjatuh dari sapuku dan aku juga merasakan bokongku sudah mendarat.

"Aldrich!" Ada yang berteriak, aku membuka mata, itu Profesor McGonagall, ternyata aku jatuh tepat di bangku-bangku para guru, aku berada di antara kaki Profesor McGonagall dan Profesor Flitwick.

Aku berdiri bangkit dan merasakan sakit yang masih sama di bagian perut sampingku, aku memeganginya, "Kau tidak apa, Aldrich?"

"Ya! Aku akan melanjutkan pertandingan ini." Kataku seraya mengambil sapu yang tergelatak tepat di sampingku, aku menoleh pada Lee yang masih memberitahukan di Megafon jika aku terjatuh tepat di bangku para guru.

"Kau tahu, Lee," Kataku pelan sambil menaikkan kedua kakiku di pembatas, Lee menoleh padaku, aku tersenyum dengan semangat, "Kurasa aku akan mencetak banyak gol kali ini."

Dan dengan itu, aku terbang melesat memasuki lapangan lagi, Lee berteriak di Megafon, "Woah! Kalian dengar itu!? Cassandra Aldrich, dia mengatakan akan mencetak banyak gol! Pengumpan Terbaik Hogwarts akan mencetak banyak gol! Sial--maaf! Pertandingan ini akan menjadi sangat seru!"

Sejak kapan aku di namai Pengumpan Terbaik Hogwarts? Aku memang benar-benar tak memperdulikan rumor-rumor yang beredar, aku terbang lagi dan pertandingan di mulai lagi, kurasa tim Ravenclaw menaruh perhatiannya padaku karna aku mengatakan akan mencetak banyak gol, buktinya, satu Chaser mereka mengawalku terus.

Aku terkejut saat merasakan dua himpitan dari sebelah kanan dan kiri, ada dua Chaser Ravenclaw yang menghimpitku, dan satu orang lagi terbang dari depan menuju aku, tak salah lagi, ini Parkin's Pincer! Aku tetap memegang Quaffle dengan erat, lalu meloloskan diri dengan terbang langsung ke bawah.

Aku melajukan sapu menuju gawang Ravenclaw, tiga Chaser sedang terbang mengejar dari belakang, aku mengangkat tanganku tinggi-tinggi, lalu melemparkan Quaffle menuju gawang Ravenclaw, sang Keeper tak bisa menghalaunya, membuatku lagi-lagi mencetak gol, para penonton bersorak riuh.

"Itu dia! Gryffindor memimpin dengan skor delapan puluh lawan lima puluh! Dan tujuh puluh skor di cetak oleh Aldrich! Dia benar-benar serius akan mencetak banyak gol! Dan lihat bagaimana Potter menunjukkan kemampuan Firebolt itu sekarang, lihat cara beloknya--"

Ravenclaw mengejar, mereka sudah berhasil mencetak tiga gol, sehingga Gryffindor unggul lima puluh angka, dan kalau Seeker mereka mendapatkan Snitch, Ravenclaw akan menang, terus terang saja, aku hanya berharap Harry cepat-cepat menangkap Snitch itu, jika tidak, kami akan main sampai malam.

"Harry! Ini bukan saatnya bersikap ksatria!" Aku mendengar Oliver berteriak di belakang.

Aku menukik ke bawah saat melihat Bludger beberapa meter berada di depanku, lalu aku kembali lagi ke atas, dan langsung saja aku di kawal oleh Kapten sekaligus Chaser Ravenclaw, "Kami tak akan menyerah hanya karna kau bilang akan mencetak banyak gol."

"Ehh?" Aku bingung, disebelahku, ada Roger Davies, dia menghimpitkan badannya padaku, membuat aku tak bisa menerima Quaffle yang tadinya akan Alicia oper padaku.

Sesuatu yang putih keperakan membuat aku mendongak ke atas langit, aku bisa melihat Harry dan juga tiga Dementor! Harry mengulurkan tangannya yang masih memegang tongkatnya dan berhasil mengatupkan jari-jarinya, pada Snitch kecil yang memberontak.

Peluit Madam Hooch terdengar, perasaan gembira langsung membuncah tatkala aku mendengarnya, aku hampir saja terjatuh dari sapu ku, dan Davies, ia memegangi tanganku, mencegah aku terjatuh menuju rumput-rumput lapangan.

"Jangan jatuh!" Katanya, aku bisa mendengar sedikit nada kesal, "Ayo kesana dan rayakan kemenanganmu."

Aku memandangnya penuh arti, perlahan dia melepaskan genggamannya dan balik menatapku penuh arti, aku tersenyum kecil padanya, "Terimakasih, err--Davies."

Davies menukik ke bawah dan menemui timnya yang telah berada di bawah, dan aku langsung saja terbang mendekat kepada Harry yang sudah di kerubungi oleh yang lain, saat aku sampai, aku langsung di hadiahi pelukan dan kecupan oleh Angelina dan Alicia.

Aku memeluk Harry tepat sebelum segerombolan pendukung Gryffindor melompati pagar pembatas memasuki lapangan, Ron paling depan. Aku dan Harry langsung saja di kerubungi oleh mereka yang bersorak riuh rendah, Ron berseru sambil menyentak tangan Harry ke atas, "Ya! Ya!"

"Harry! Cassandra! Kalian berdua hebat!" Kata Seamus sebelum akhirnya ia memelukku dan Harry dengan erat, lalu Hagrid berseru diatas kepala anak-anak Gryffindor, "Luar biasa!"

"Patronus yang hebat." Terdengar suara Profesor Lupin, aku langsung menoleh begitu juga Harry, Harry tampak terguncang sekaligus senang.

Kemudian aku bisa merasakan ada dua orang yang memelukku, itu Fred dan George, mereka memelukku dengan begitu erat, sampai-sampai aku tak bisa bernafas, "Fre-d! Geo-rge!"

"Maaf!" Kata mereka secara bersamaan saat aku mengambil udara banyak-banyak.

"Kau sangat hebat hari ini!" Kata George, Fred memandang pada George lalu pada aku yang masih mengambil udara.

"Tidak Georgie, Cassie selalu hebat dalam pertandingan manapun." Kata Fred yang membuatku tersenyum dengan lebar.

"Cassandra!" Teriak Oliver, dia juga memelukku dan berbicara tepat di telingaku, "Kau tahu, kau harus sering-sering seperti itu!"

Aku mengangguk dengan pelan setelah Oliver melepaskan pelukannya padaku, di ujung lapangan, aku bisa mendengar teriakan Profesor McGonagall, "Tipuan licik!"

"Perbuatan rendah dan pengecut untuk menyabotase Seeker Gryffindor! Detensi untuk semua dan potong lima puluh angka dari Slytherin! Aku akan melapor pada Profesor Dumbledore! Ah, ini beliau datang." Profesor McGonagall berteriak lagi dengan murka.

Aku mendekat pada Harry untuk melihat apa yang terjadi, aku terbelalak, Malfoy, Crabbe, Goyle, dan Flint si kapten Slytherin, tergeletak bertumpuk-tumpuk di atas tanah, semua berusaha melepas jubah panjang berkerudung, rupanya mereka berpura-pura menjadi Dementor untuk menakuti Harry. Kalau ada yang bisa menutup kemenangan Gryffindor dengan menyenangkan, inilah dia, Ron yang berhasil menerobos kerumunan dan menyusul aku dan Harry, dia tertawa sampai terbungkuk-bungkuk melihat Malfoy berusaha melepaskan diri dari jubahnya, dengan kepala Goyle masih tersangkut di dalamnya.

"Ayo, Cassandra! Harry!" Seru George, berdesakan mendekat, "Pesta! Ruang rekreasi Gryffindor, sekarang!"

"Baik." Kataku pelan, aku sudah lama tidak merasa segembira ini, aku dan para anggota tim lainnya memimpin di depan, masih memakai jubah merah kami, meninggalkan stadion dan kembali ke kastil.

Rasanya seperti sudah memenangkan Piala Quidditch, pesta berlangsung sepanjang hari sampai jauh malam. Fred dan George menghilang selama dua jam dan kembali dengan tangan penuh tentengan berisi botol-botol Butterbeer, limun labu kuning, dan beberapa kantong berisi permen Honeydukes.

"Bagaimana kalian bisa mendapatkannya?" Angelina memekik girang ketika George mulai melempar-lempar Pepermin Kodok kepada anak-anak.

Hanya satu orang yang tidak ikut pesta, Hermione, ajaib sekali, duduk di sudut, berusaha membaca buku sangat tebal berjudul Kehidupan Rumah dan Kebiasaan Sosial Muggle Inggris. Aku dan Harry meninggalkan meja tempat Fred dan George main sulap dengan botol Butterbeer, dan mendatangi Hermione.

"Kau sempat menonton pertandingan?" Tanyaku sambil duduk di sebelah Hermione.

"Tentu saja," Jawab Hermione, dengan suara nyaring ganjil, tanpa menatap padaku, "Dan aku senang sekali kita menang, dan kau juga Harry main bagus sekali, tetapi aku harus sudah selesai membaca buku ini hari Senin nanti."

"Ayolah, Hermione, ikut makan-makan dulu." Ajak Harry, seraya memandang Ron dan bertanya-tanya dalam hati apakah suasana hati Ron cukup senang untuk mengubur kapak peperangan.

"Aku tak bisa, Harry, masih ada empat ratus dua puluh dua halaman yang harus kubaca!" Kata Hermione, sekarang kedengarannya agak histeris, "Lagi pula, dia tak ingin aku ikut pesta."

Ron bertatap mata dengan Hermione, dan dia memilih untuk berkata dengan keras, "Kalau Scabbers belum dimakan, dia bisa ikut makan Puding ini, dia suka sekali puding ini--"

Air mata Hermione meleleh, sebelum aku atau Harry sempat mengatakan atau berbuat sesuatu, dia telah mengepit buku tebal itu dan dengan masih terisak, berlari ke arah tangga yang menuju kamar anak-anak perempuan dan lenyap. Aku lantas berdiri, memanggil Hermione sekali dan lalu menatap kesal pada Ron.

"Tidak bisakah kau memaafkannya?" Kataku hampir berteriak pada Ron.

"Tidak," Kata Ron datar, "Dia masih bersikap seakan Scabbers sedang pergi liburan atau apa."

Kakiku melangkah sambil menghentakkan kakiku keras meninggalkan Harry dan Ron dan menuju kamar anak-anak perempuan untuk menenangkan Hermione yang sudah pasti menangis disana, dia akhirnya tertidur setelah tiga puluh menit menangis di pelukanku, dan aku juga memilih untuk tidur.

Aku terbangun karena suara-suara berisik dari ruang rekreasi, aku menyingkap kelambuku, lalu turun dan memakai sandal tidurku menuju ruang rekreasi, diikuti oleh beberapa anak perempuan yang sama terbangun karna suara berisik itu.

Ruang rekreasi Gryffindor di terangi bara api yang sudah hampir padam, aku bisa melihat sampah-sampah sisa pesta, aku menuruni tangga dengan yang anak-anak perempuan yang lain, aku melihat Ron dan Harry berada di ruang rekreasi dengan Profesor McGonagall yang memakai gaun tidur kotak-kotaknya dan kepalanya terbungkus harnet.

"Aku senang Gryffindor memenangkan pertandingan, tapi ini sudah kelewatan! Percy, aku mengharap tindakan lebih
baik darimu!" Kata Profesor McGonagall sambil menatap marah pada Percy.

"Bukan saya yang mengizinkan ini, Profesor!" Balas Percy jengkel, "Saya sedang menyuruh mereka kembali ke tempat tidur! Adik saya, Ron, mimpi buruk--"

"Bukan mimpi buruk!" Ron menjerit, "Profesor, saya terbangun! Dan Sirius Black berdiri di depan saya! Memegang pisau!"

Continue Reading

You'll Also Like

3.8K 409 20
Sebuah perjanjian masa kecil dengan cinta pertama nya Severus Snape. "Berjanjilah padaku. Saat kita dewasa nanti, kau akan membesarkan bayi dari pant...
11.3K 822 12
The story about Tony family and avengers.
4.8K 553 12
Dimana akuh? Siapa kalian? Dan apa ini? Kenapa aku tak mengingat apapun, selain namaku? Gadis cantik yang satu satunya terperangkap di Glade. Tak ada...
24.6K 3.8K 19
[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃] Alesya adalah anak perempuan pertama yang dikirim ke glade. Dia hanya diberi ingatan mengenai saudara kandungnya. Tak ada yang l...