~Breathin~
Ariana Grande
.
.
.
'Hujan selalu mengeluarkan air, itu membuatnya terbayang ada seseorang yang datang hanya memberi luka dan tangis.'
_______________
Auristela membanting pintu kamarnya dengan kencang. Tubuhnya ia sandarkan di balik pintu. Ia menarik napasnya dalam-dalam. Emosinya masih mengebu ngebu.
Auristela mendengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin jelas suaranya. Sial! Kunci pintunya tidak ada! Dan sekarang ia mendengar ketukan pintu. Emosinya masih belum mereda, jadi ia abaikan saja ketukan pintunya itu.
"Auristela buka pintunya! Atau aku akan membukanya dengan cara kasar," ancam Sean.
Sean kira dirinya akan takut dengan ancaman seperti itu? Yang benar saja?!
"Coba saja kalau kau bisa," tantang Auristela. Sudut bibirnya terangkat sebelah. Entah apa yang membuatnya merasa tertantang seperti ini. Yang jelas, Auristela merasa ada sesuatau rasa aneh yang lepas dari dirinya.
Merasa diremehkan, Sean langsung naik pitam. Salah satu hal yang ia tidak sukai adalah diremehkan. Sean langsung membuka knop pintu perlahan. Sayangnya knop pintunya sudah ditahan oleh Auristela.
Dengan bangga Auristela tertawa meremehkan. Sean yang mendengarnya pun tak terima. Baiklah, Auristela telah mempermainkan kesabarannya! Wanita ini harus dikasari.
Auristela yang sedang tertawa langsung terkejut dengan dorongan pintu. Sekuat tenaga Auristela menahan pintu agar tidak terbuka. Namun sekuat apa pun ia menahannya, pada akhirnya ia akan lelah dan kalah. Dengan kesal Auristela langsung melepas pertahannannya.
Sean langsung tersungkur. Sialnya, tubuhnya tersungkur menabrak tubuh Auristela dan jatuh di atas tubuh wanita itu. Lihat, wanita itu terlihat terkejut. Entah datang darimana ide jahilnya, bibirnya langsung mencium bibir tipis Auristela. Auristela langsung terlihat sangat terkejut dengan apa yang Sean perbuat.
* * * *
Sepertinya Sean harus menyusul Auristela yang sedang marah. Tapi akhirnya ia benar-benar menyesal setelah menyusuli wanita itu. Respons Auristela sungguh menyebalkan. Wanita itu menguji kesabarannya.
Sean merasa kesal karena dirinya di remehkan oleh Auristela. Selama ini orang-orang akan berpikir dahulu jika ingin meremehkannya. Karena sekali saja mereka salahh berbicara, maka Sean akan membuat konsekuensinya. Dasar wanita buas!
Baiklah ia akan tunjukan siapa sebenarnya dirinya kepada Auristela. Dengan cepat dan kencang tubuhnya mendorong pintu kamar. Rasakan! Ini akibatnya telah bermain main dengan dirinya.
Sialnya wanita itu melepas pertahanannya. Sean langsung tersungkur. Kini wanita itu ada di bawah tubuhnya. Auristela memang benar-benar terlihat kacau. Bahkan kancing kemejanya belum wanita itu benarkan.
Entah ide jahil yang datang tiba-tiba atau otaknya yang terpengaruh pada bibir tipis itu, bibirnya langsung mencium bibir tipis milik Auristela. Auristela terlihat terkejut, tapi tidak ada respons dari wanita itu. Dia hanya diam dan tidak membalas ciuman Sean. Payah!
Geram, Sean menggigit kencang bibir Auristela agar wanita itu memberikan akses pada dirinya. Lidahnya mulai memasuki mulut wanita itu. Memberi kenikmatan yang nyata pada Auristela. Terbawa seusana, Auristela pun mulai mengikuti irama yang dikendalikan Sean. Bibirnya mulai membalas ciuman Sean.
Semakin lama rasanya pikiran Auristela semakin kosong. Lengannya ia lingkarkan di leher Sean. Ia benar-benar tidak bisa mengendalikan pikirannya. Ini sangat memabukan bagi Auristela. Ciuman yang diberikan Sean terkesan racun manis yang membawanya terbang keawang awang.
Lengan Sean mulai menuju ke arah dada Auristela. Auristela membiarkannya bagai jalang yang siap untuk di tiduri. Hingga ia terkejut karena tindakan yang dilakukan Sean. Langsung saja Auristela menghentikan ciumannya. Tidak. Sean tidak menyentuh dada Auristela. Pria itu hanya mengancingi kemeja yang di gunakan Auristela.
"Lain kali jangan lupa untuk menutup pintu," ucap Albert serak.
'Shit!' umpat Sean dalam hati.
"Obati luka di wajahmu dan ganti pakaianmu." Sean langsung keluar meninggalkan Auristela seorang diri. Sean benar-benar bersikap seperti tidak terjadi apa-apa di antara dirinya dan Auristela. Pria itu terlihat sangat berengsek.
"Astaga! Tadi apa yang aku lakukan?!" histeris Auristela pada dirinya sendiri.
Tidak mau mengingat kejadian tadi, Auristela langsung menutup pintu kamar, lalu berganti pakaian. Saat ia sudah melepaskan semua pakaian yang dikenakannya, tiba-tiba pintu kamar kembali terbuka.
"Aur— astaga aku tida tahu." Sean langsung kembali menutup pintu kamar.
"SEAN!"
* * * *
11:30 PM
Waktu sudah menunjukan pukul setengah dua belas malam. Artinya tiga puluh menit lagi tepat jam dua belas malam.
Sedari tadi Auristela tidak bisa tertidur. Ini semua salah Sean! Membuka pintu kamar dengan seenaknya! Ia benar-benar malu! Saat kejadian itu ia tidak lagi keluar kamar. Ia tidak berani bertemu Sean. Tepatnya ia malu untuk bertemu Sean.
Astaga! Membayangkan semua itu sangat memalukan! Tapi apa ini juga efek dari ciuman tadi? Maksudnya apa karena ciuman tadi semuanya menjadi kacau? Kekacauan yang manis, bukan kekacauan yang pahit.
Bicara tentang ciuman, tadi adalah ciuman pertamanya. Dan frist kiss itu diambil oleh orang yang baru ia kenal. Miris sekalih. Sangat amat membingungkan untuk dirinya karena baru sekarang ia melakukan sebuah ciuman. Itu karena ayahnya yang selalu menjaga Auristela dengan baik. Atau lebih tepatnya sangat ketat!
Saat Sean menciumnya, rasanya seperti aliran darahnya berdesir mengalir. Dan saat ia membalas ciuman itu, rasanya benar-benar menabjubkan. Auristela sulit mendeskripsikan rasa yang dirasakannya. Tapi ia tidak tahu apakah yang ia rasakan itu buatan atau memang nyata?
Saat lengan Sean menuju dadanya, ia rasa Sean akan melaukan suatu hal hingga membuat dirinya sulit bernfas. Dan nyatanya Auristela salah. Sean hanya mengancingi kemejanya. Tapi tetap saja rasanya ia sulit bernapas karena posisinya benar-benar dekat dengan pria itu. Padahal yang perlu ia lakukan hanya cuku menghirup oksigen.
Auristela memutuskan untuk pergi ke balkon kamarnya. Siapa tahu ia bisa melihat banyak bintang yang berkilau dan bulan yang bersinar cerah di langit malam yang gelap. Dan semoga saja ia bisa melupakan kejadian tadi. Ngomong-ngomong Auristela sangat menyukai bulan. Karena tiap kali Auristela memandangi bulan, rasanya seperti semuanya akan baik-baik saja. Dirinya bisa sangat tenang hanya karena memandangi bulan.
Sesampainya di balkon, matanya langsung menatap langit malam. Ternyata tidak sesuai dengan ekspetasinya. Tidak ada bintang yang berkiau. Bulan di langit juga terlihat sangat kecil. Hanya ada langit gelap dan di tambah angin berhembus kencang yang terasa dingin.
Saat ingin kembali ke dalam kamar, mata Auristela melihat Sean dan Albert yang sedang mengeluarkan mobil Lamborghini dari garasi. Pakaian yang di gunakan Sean serba hitam kecuali celana. Sean dan Albert langsung masuk ke dalam mobil Lamborghini mewah itu.
Mobil itu langsung melaju kencang keluar dari mansion dan langsung menembus jalanan yang sepi. Mau kemana Sean pergi saat hampir tengah malam? Tepatnya untuk apa?
Auristela memilih keluar dari kamarnya. Lagi pula Sean sudah tidak ada di mansion. Aurustela ingin mengelilingi mansion megah ini. Apa pekerjaan Sean? Lupakan! Ia tidak peduli dengan pekerjaan Sean. Itu bukan urusannya!
Auristela berkeliling taman menikmati udara malam yang dingin. Angin malam benar-benar terasa menusuk tulang. Dan sepertinya akan turun hujan.
Ia tidak terlalu suka hujan. Hujan hanya seperti membawa kenangan masalalu dan rasa rindu. Langit akan suram jika hujan datang. Hujan selalu mengeluarkan air, itu membuatnya terbayang ada seseorang yang datang hanya memberi luka dan tangis.
Lain halnya dengan bulan. Entah kenapa menurutnya bulan akan selalu menemaninya setiap ia melangkah dalam kegelapan. Bulan akan menjaganya dalam kegelapan. Dan selalu meneranginya dalam kegelapan. Walau tidak seterang matahari, namun bulan bisa sangat menenangkan.
Tapi satu hal yang Auristela tidak tahu. Pelangi lebih berarti dari bulan.
Kehadiran pelangi selalu diharapkan walau hanya datang sebentar.
Walau pelangi hanya hadir sebentar, namun yang pasti rasa kebahagiaan akan selalu terkenang.
Kehadiran pelangi akan selalu dinanti.
_______________
Hope you like it 💚
SORRY FOR TYPO💙
Jangan lupa bintangnya di pencet [*]
Tingglkan komentar, saran, dan keritiknya✨