Fake Love (17+) ✔

Door ShiaMoer

213K 13.6K 3.4K

NC17+ *** Katakanlah Jungkook berbohong bahwa dia tak jatuh dalam pesona Jihyo. Jungkook takut mengakuinya ka... Meer

Cast
Prolog
[1] Wedding
[2] High School
[3] Chocolate
[4] Cooking
[5] One Night
[6] Swimming
[7] New Student
[8] Flirty Girl
[9] ill
[10] Club
[11] Back Home
[13] Stop It
[14] Think Again
[15] Practice
[16] We Will Support You
[17] Plan
[18] Cockroaches
[19] Noona
[20] Problem
[21] Cold
[22] Busan
[23] Hospital
[24] Because Park Jihyo
[25] Snow White And The Seven Dwarfs
[26] I Like It
[27] King Size
[28] My Lady
[29] Confused
[30] I Want You
[31] 5 Years Later
[32] Where Are You
[33] I Refused
[34] Meet Again
[35] Love U
[36] Jeon Company
[37] Missing U
[38] Problem SinV
[39] Still A Problem
[40] Problem SinV 2
[41] Problem SinV 3
[42] Romantic Jungkook For Jihyo
[43] Critical
[44] Fake Love END
Epilog
COMPLEX
Pic Junghyo

[12] Jerk

3.6K 268 83
Door ShiaMoer

"Woah, calon kekasih Taehyung akhrinya hadir juga di sekolah"

Seruan Jimin itu mengalihkan perhatikan kedua pria tampan itu. Taehyung yang melihat Eunbi itu mulai merasakan dadanya bergetar perlahan. Namun, sedetiknya menyiut melihat Eunbi tampak dengan dengan mahasiswa lain.

"Park Jihyo juga disitu" lanjut Jimin melirik Jungkook.

Pria itu hanya memandang sekilas. Kemudian mengalihkan perhatiannya pada yang lain.

"Mereka dekat sekali. Siapa pria itu?" Taehyung memandang tak suka kearah Wonwoo.

Jimin mengedikkan bahunya. "Dia kan mahasiswa selang waktu menyapa kita" ingatnya.

Taehyung masih saja memandang kearah Wonwoo tak suka. Melihat Eunbi tersenyum begitu lepas pada pria itu, sedangkan dirinya gadis itu malah bersikap dingin padanya.

"Eoh, Jungkook-ah, Jihyo melihat kearah sini" seru Jimin.

Jungkook memalingkan wajahnya kembali menatap kearah gadis itu. Tepat sekali, Jihyo sedang menatapnya dengan senyum malu-malu. Bahkan gadis itu sesekali menundukkan kepalanya.

Jimin dan Taehyung serentak memperhatikan reaksi Jungkook. Bukannya seperti membalas senyuman itu, pria itu hanya memandang datar dan seakan tak peduli sama sekali apa yang dirasakan Jihyo sekarang.

"Apa aku harus memberitahu Jihyo, mengenai ini hmm?" ujar Taehyung.

Jungkook berdecak. "Terserahmu saja."

"Haruskah?" tanya Jimin lagi pada Taehyung. Pria itu mengedik bahunya saja.

Jimin menarik kedua ujung bibirnya lalu menatap Taehyung yang juga sedang menunjukkan senyum sepertinya. Jungkook mendengus yang sudah mengetahui isi otak kedua sahabatnya itu. Kemudian ia pergi begitu saja meninggalkan Jimin dan Taehyung yang seperti sudah menyusun rencana di otak mereka.

***
"Jihyo, ada yang ingin ku beritahu padamu"

Jihyo kini mengalihkan pandangannya dari memperhatikan mahasiswa-mahasiswi itu ke Eunbi yang duduk di sebelahnya.

"Apa?"

Eunbi mengambil nafasnya panjang. Bibirnya mengerucut kedepan. Kepalanya kini mengadah pada sosok pria yang sedang mengalung sebuah kamera Nikon di jarak yang tak jauh ini dari pandangan mereka.

"Mengenai Wonwoo oppa"

Jihyo mengernyit menunggu kelanjutan Eunbi itu.

Eunbi memperhatikan sosok pria itu dari jarak jauh sana. "Wonwoo oppa menyukaimu"

Jihyo terkejut. Tapi dia tak terlalu terkejut sekali, wajahnya hanya menganga sebentar lalu kembali netral.

"Darimana kau tahu?"

Eunbi kini menatap Jihyo seutuhnya. "Dari cara dia menatapmu. Aku tahu sekali. Dia selalu menatapmu dengan tatapan terpesona."

Jihyo malah tertawa mendengar ucapan Eunbi itu yang seperti bualan untuknya. "Kau ini ada-ada saja. Mungkin kau salah."

Eunbi kembali mengerucutkan bibirnya. "Kau harus mempercayaiku Jeon Jihyo" ujarnya semakin mengeras.

Jihyo menghela sebentar. Akhirnya ia menganggukkan kepalanya. "Iya aku mempercayaimu"

Kemudian kedua gadis itu memperhatikan Wonwoo yang asik mengambil gambar di sekitar sekolah mereka itu. Pada saat Wonwoo memutar tubuhnya kearah keduanya, pria itu tampak mengambil gambar. Lalu menatap mereka, bukan, bukan mereka, tetapi hanya Jihyo dengan senyuman manisnya. Eunbi tahu sekali itu. Tatapan serta senyum itu dulunya pernah ia rasakan, tapi sekarang tidak lagi. Kini tatapan serta senyuman itu telah di alihkan oleh gadis di sebelahnya ini.

"Park Jihyo"

Jihyo dan Eunbi yang sedari tadi memperhatikan Wonwoo mendongak mendengar sebuah suara.

Keduanya serentak berdiri memandang Park Jimin yang baru saja memanggil Jihyo. Eunbi memutar bola matanya malas melihat Taehyung ikut berdiri di samping Jimin.

"Ada apa Park Jimin?"

Jimin malah menyengir lebar membuat kedua gadis itu semakin bingung, terlebih lagi Eunbi langsung mengecap Jimin orang aneh.

"Jungkook memanggilmu, katanya temui dia di rooftop" ujar Jimin.

Mendengar nama Jungkook sudah membuat hati Jihyo berbunga-bunga. Bahkan senyumnya tak bisa ia sembunyikan lagi. Jimin dan Taehyung menangkap rona merah di kedua pipi Jihyo itu membuat keduanya jadi merasa sedikit bersalah, karena mengerjai gadis itu.

"Benarkah? Ah baiklah" Jihyo pergi begitu saja meninggalkan ketiganya.

Sebentar Taehyung melirik Jimin. Mata keduanya benar-benar seperti menyiratkan kekhawatiran pada gadis bermarga Park itu. Sekarang mereka benar-benar merasa bersalah. Ini semua karena ide Jimin yang duluan mencoba membohongi Jihyo, dan Taehyung langsung menyetujuinya, sekaligus mengerjai Jungkook. Tapi setelah melihat wajah bersemu Jihyo itu membuat mereka menjadi bersalah.

***
Jantung Jihyo sudah berdegup begitu kencang. Kakinya mulai melangkah memelan setelah mendapatkan anak tangga terakhir. Sebelum dia membuka pintu rooftop itu, ia mencoba menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya perlahan. Dia benar-benar tak bisa mengontrol detak jantungnya yang sekarang berdetak begitu kencang seakan meledak. Kedua pipinya sekarang benar-benar merah merona.

Tangannya siap membuka pintu rooftop itu, dan sedetiknya ia berhasil membuka pintu rooftop itu dengan kegugupan yang sudah tak karuan.

Namun, kedua matanya bukannya melihat tubuh pria itu berdiri sendirian. Melainkan kini kedua matanya menyajikan pandangan yang menyakitkan. Jeon Jungkook, pria itu asik bercumbu dengan Kim Yerim tanpa terusik sama sekali. Dia berdiri membatu di tempat. Lidahnya mendadak keluh, ingin berteriak agar kedua orang itu tersadar tapi suaranya seperti habis. Kedua kakinya tiba-tiba seperti tertahan di tempat. Dadanya kini menjadi mengilu. Matanya tiba-tiba ingin mengeluarkan sebuah cairan yang sudah terpendam.

Sepasang kekasih itu masih tak sadar dengan kehadiran Jihyo itu. Asik dengan rutinitas mereka berdua. Sampai beberapa detik kemudian, keduanya saling melepaskan tautan dengan di akhiri senyuman. Kim Yerim pertama yang mulai menyadari ada seseorang selain mereka berdua. Kepalanya menoleh cepat kearah pintu rooftop itu. Jungkook mengikuti arah kepala Kim Yerim.

Dan kemudian Jihyo hanya menampilkan senyum lirihnya yang terlihat menyakitkan. Tanpa berkata, ia berbalik berlari meninggalkan rooftop itu dengan perasaan sesak. Air matanya akhirnya luruh. Ia tak peduli lagi, pandangan siswa lain yang menatapnya aneh. Ia terus berlari sampai memasuki kamar mandi wanita.

Namun, sialnya lagi. Jihyo tak sadar bahwa kedua sahabat Kim Yerim itu juga berada di kamar mandi. Jihyo yang ada di bilik kamar mandi itu hanya terus menangis terisak pelan. Kim Jennie dan Eunha tertawa setelah melihat Jihyo itu berlari memasuki kamar mandi itu sambil menangis.

"Astaga, sepertinya hari ini mendung sekali" ujar Jennie seakan mengejek sambil memakai lipgloss pink miliknya berhadapan dengan kaca besar di kamar mandi itu.

"Kau salah Jennie. Hari terlihat terang, mungkin hanya satu orang mendung" lanjut Eunha seraya melirik bilik yang di masuki Jihyo.

"Siapa maksudmu orang yang mendung itu?" Jennie malah berpura bodoh.

"Siapa lagi kalau bukan Park Jihyo. Tiba-tiba menangis tanpa sebab. Apa karena beasiswanya akan di cabut? Aku sih berharap seperti itu" ujar Eunha diakhiri tawa iblis.

Jennie memasukkan lipgloss-nya ke dalam tas kecil tempat alat make up-nya. Sebentar ia mengibaskan rambutnya. "Semoga saja. Yasudah, ayolah. Tak berguna disini lama-lama. Meyeramkan mendengar suara tangis di kamar mandi, hii..."

Setelah puas mengejek Jennie dan Eunha pergi dari tempat itu. Tinggalah Jihyo sendirian di dalam bilik kamar mandi itu. Ia masih menangis pelan. Mendadak ia merasa bodoh dengan dirinya. Kenapa bisa-bisanya ia jatuh dengan gampangnya dengan pesona seorang Jeon Jungkook, yang jelas-jelas sudah memiliki kekasih. Dan sekarang ia bahkan harus rela menyaksikan adegan yang berhasil menyesakkan hatinya itu. Ini juga semua salahnya. Telah jatuh hati pada Jeon Jungkook, yang hanya ingin memainkan perasaannya. Seharusnya ia sadar, sekolah ini isinya semua bukanlah siswa seperti Dahyun. Siswa disini banyak yang membully siswa miskin seperti dirinya. Contohnya seperti Kim Yerim dan kedua sahabatnya. Haruskah ia menerima ini?. Apa yang harus ia lakukan sekarang?.

Tiba-tiba saja sekumpulan siswa lain memasuki kamar mandi itu, membuat Jihyo membekap mulutnya kuat. Tapi, nyatanya suara sesenggukannya tak bisa ia sembunyikan. Membuat siswa di luar sana bertanya-tanya. Akhirnya Jihyo keluar dari bilik itu, berlari keluar dari kamar mandi itu.

Jihyo terus berlari sambil mengusap air matanya dengan kasar. Ia tak peduli lagi senggolan-senggolan keras yang tak sengaja ia tabrak. Sampai ia tak sadar di depan sana ada seseorang yang tak juga memperhatikan dirinya yang berlari tak karuan.

BRUKK!!

Semua bagaikan pause di dalam video. Serentak mahasiswa dan siswa disana menghentikan aktivitas mereka setelah mendengar suara tabrakan yang cukup kuat itu.

Jihyo sudah memejamkan kedua matanya erat. Ia sudah siap tubuhnya tertimpah apapun itu. Karena ini juga salahnya, yang berlarian tak melihat jalan. Tapi, untuk sesaat ia kembali berpikir. Tak ada beban sama sekali yang menimpah tubuhnya, ia hanya terjatuh begitu saja.

Perlahan kedua mata bulat yang berair itu terbuka. Jihyo sontak membesarkan matanya setelah melihat Wonwoo di depannya mencoba menahan tubuh pria itu menggunakan tangannya. Alhasil yang seharusnya pria itu terjauh menimpah tubuh Jihyo kini tertahan dengan kedua tangan Wonwoo yang menyanggah di kedua sisi Jihyo, seperti posisi mengukung gadis itu.

"Jihyo!" Dahyun sontak berteriak, menyadarkan keduanya.

Eunbi yang memilih membantu Wonwoo duluan berdiri. Lalu Dahyun membantu Jihyo berdiri. Jihyo tak sengaja menangkap tangan Wonwoo mengeluarkan sedikit darah. Ia terlonjak terkejut.

"O—oppa, tanganmu berdarah" tunjuk Jihyo pada tangan telapak tangan kanan Wonwoo itu.

Wonwoo meringis kecil setelah menyadari telapak tangannya nyeri sedikit. "Ya, tidak apa-apa. Bagaimana denganmu, kau tak apa-apa?"

Jihyo menatap Wonwoo bingung, kenapa pria itu sekarang menayai keadaannya, padahal yang terluka disini Wonwoo lah.

"Tanganmu berdarah, aku akan mengobatinya"

Tanpa mendengar jawaban Wonwoo terlebih dahulu, Jihyo sudah menarik tangan pria itu menuju ruangan kesehatan.

Dahyun yang ingin ikut, tiba-tiba Eunbi menahan tangan gadis itu. "Biarkan saja mereka berdua"

Walau Dahyun ingin bertanya lebih pada Eunbi, ia akhirnya memilih diam setelah melihat wajah gadis itu yang terlihat kecewa. Dahyun akhirnya memutar kepalanya, dan baru menyadari pandangan mahasiswa dan siswa semua tertuju pada mereka tadi. Termasuk untuk teman sekelasnya. Ia menatap tajam kearah Kim Yerim dan kedua sahabatnya, dan oh jangan lupakan kekasih-kekasih mereka ikut menyaksikannya tadi.

***
"Oppa, maafkan aku, sungguh" sesal Jihyo seraya membersihkan darah itu menggunakan kapas.

Wonwoo tersenyum kecil. "Tenang saja. Ini hanya luka kecil, kau berlebihan"

Jihyo menarik nafasnya kemudian mengerucut seperti anak kecil. "Tetap saja. Aku salah."

Wonwoo terkekeh melihat wajah lucu itu. Jika saja ia dan gadis yang membalut lukanya ini dalam keadaan pacaran, sudah ia bungkam bibir itu.

"Ada apa denganmu, kenapa kau berlari sambil menangis. Apa seseorang menyakitimu?"

Jihyo terdiam untuk sesaat. Bukannya menjawab, ia malah mempercepat membalut luka pria itu.

"Oppa sudah selesai. Aku harus kembali"

Jihyo sudah bersiap berdiri, tapi Wonwoo menahan tangannya, membuatnya kembali menatap pria itu bingung.

"Eunbi bilang, kau tak pintar berenang. Aku mau mengajarimu"

Kedua mata Jihyo sontak berbinar. Tak berpikir lama kepalanya mengangguk antusias. "Aku mau!" serunya semangat.

Wonwoo kembali terkekeh melihat wajah lucu itu. "Kau ingin kapan? Pulang sekolah ini juga aku bisa"

Mata Jihyo semakin membesar seakan ingin keluar. Ia terlihat tampak bahagia Wonwoo menawarinya mengajari berenang. Beruntung sekali ia mengenali pria ini dan berbaik hati padanya.

"Baiklah. Pulang sekolah ini saja oppa. Aku tunggu di kolam renang sekolah ini ya"

Wonwoo mengangguk mengiyakan begitu saja. Jihyo berterpuk riang seperti anak kecil. Ia sudah tak sabaran ingin segera pandai berenang, dan mendapatkan nilai A untuk olahraganya.

***
Dahyun mengernyit, merasa bingung dengan peruabahan wajah Jihyo tadi. Melihat gadis itu yang tadinya terlihat menangis, tiba-tiba sekarang sudah tersenyum sendiri selepas keluar dari ruangan kesehatan itu.

"Ada apa denganmu?" tanya Dahyun melepaskan sedotan minumannya dari mulutnya.

Jihyo berhenti mengunyah nasi itu. Ia beralih menatap Dahyun, lalu ia tertawa kecil. Membuat Dahyun dan Eunbi saling berpandangan bingung. Aneh sekali dengan gadis bermarga Park itu.

Jihyo menelan habis semua nasi di mulutnya, lalu dia menjawab. "Aku sedang bahagia"

"Kenapa?" tanya Eunbi menarik alisnya satu.

Jihyo kini menatap Eunbi. "Eunbi-ah, terimakasih sudah memberitahu Wonwoo oppa kalau aku tak bisa berenang. Tadi dia menawariku untuk mengajariku berenang. Aku sangat senang sekali"

Eunbi membulatkan mulutnya dan mengangguk. Namun, ekspresi wajahnya tidaklah mendukung dengan wajah Jihyo itu. Dahyun menangkap raut wajah Eunbi yang terlihat sedih. Ada apa dengan temannya yang satu itu?.

Jihyo kembali menyuapkan nasi itu ke dalam mulutnya. Lalu kepalanya mendongak memperhatikan seluruh sudut cafeteria itu. Fokusnya berhenti pada sekumpulan anak orang kaya dan sombong di kelasnya itu. Ia tersenyum lirih melihat kedekatan Jungkook dan Yerim itu. Baiklah, seharusnya ia harus tahu diri. Bahwa dirinya gadis biasa yang tak mungkin bisa bersaing dengan seorang Kim Yerim untuk mendapatkan hati Jeon Jungkook. Mengenal kedua orang itu saja ia sudah bersyukur, karena mereka adalah kalangan orang kaya. Yah, ia tak boleh berharap lagi. Semakin ia berharap pada Jungkook, itu artinya ia membiarkan hatinya terluka.

Disaat Jihyo yang terus memandangi sekumpulan orang itu, seseorang datang ikut membawa nampan makanan dan duduk di sebelah Eunbi.

"Hai kalian semua, boleh aku duduk?"

Wonwoo tersenyum memandangi wajah ketiga gadis itu ramah.

"Siapa yang melarangmu duduk oppa" ujar Eunbi sinis dan terlihat malas menatap Wonwoo saja.

Wonwoo tampak tak peduli dengan ucapan Eunbi yang terdengar sarkas itu, kini beralih menatap Jihyo yang posisinya duduk di depannya. "Apa yang kau makan?" tanyanya seperti basa-basi pada gadis itu.

Eunbi melirik Wonwoo sinis, ia tahu Wonwoo ingin mencoba semakin akrab dengan Jihyo, dan ia tak suka itu.

Jihyo melirik sebentar makanannya. "Semua menu makanan disini sama oppa. Kau juga begitu"

Wonwoo terkekeh seperti orang bodoh. Lalu mulai menyuapkan nasi itu ke mulutnya.

"Oppa, kalian melakukan survey untuk apa?" tanya Dahyun memandang Wonwoo.

Wonwoo mengedik. "Ntahlah, utusan kampus kami saja."

Dahyun mengangguk. "Kami akan ikut bercampur tangan dengan pentas seni kalian" lanjut Wonwoo.

Mendengar itu ketiga gadis itu membesarkan mata mereka. Terkejut mendengar ucapan Wonwoo itu.

"Pentas seni? Kami tak melakukan pentas seni" ujar Eunbi terkejut.

"Kalian belum tahu? Sekolah kalian ini akan mengadakan pentas seni beberapa minggu kedepan. Kami yang seharusnya selesai hanya seminggu saja, terpaksa harus menunggu kalian menyelesaikan pentas seni kalian ini, itu juga karena pintahan kepala sekolah ini. Yah, ku pikir kepala sekolah ini sengaja membiarkan kami berlama, agar bisa membantu kalian, yang dalam artinya kami disini akan menjadi budak" jelas Wonwoo kembali makan.

Ketiga gadis itu masih memansang wajah cengo. Tak percaya kata Wonwoo itu. Sampai Dahyun menggebrak meja itu membuat mereka terkejut menatap Dahyun.

"Ini tak bisa. Kenapa harus mengadakan pentas seni, itu kekanakan" kesal gadis berkulit tahu itu.

Eunbi mengangguk setuju. "Benar sekali. Kenapa harus ada pentas seni!"

Wonwoo dan Jihyo hanya diam memandang kedua gadis itu yang sama sekali tak mengerti.

"Kalian tahu, di sekolah ini banyak orang yang pilih kasih, termasuk gurunya. Ku yakin, guru disini akan memilh siswa cantik menjadi pemeran utama" ujar Dahyun terlihat berapi-api.

Jihyo mengelus Dahyun yang duduk di sebelahnya. "Sudah-sudah. Biarkan saja, jika pun kita tidak mendapatkan peran, itu tak masalah"

Dahyun menghela nafas kesal. "Aku kesal dengan sekolah ini. Besar dan mewah tapi pilih kasih semua"

"Lalu kenapa kau mau bersekolah disini?" lanjut Wonwoo santai.

***
Perkataan Wonwoo itu ternyata benar. Selesai mereka makan siang di cafeteria itu, semua siswa di persilahkan masuk ke kelas. Setelah itu wali kelas mereka masing-masing memberitahu perihal mengenai pentas seni yang akan diadakan beberapa minggu ke depan. Jujur, Jihyo sebenarnya tak memperdulikan pentas seni ini. Ia terima-terima saja jika ia di perankan apapun, atau tak mendapatkan peran sama sekali. Karena, ia memang tak terlalu tertarik berpartisipasi dalam pentas seni ini.

"Astaga, apa yang harus kita pilih"

Eunbi menggerutu malas melihat deretan-deretan panjang siswa yang mengantri ingin mengikuti pentas seni yang terlihat lumayan banyak pilihannya. Ketiga gadis itu membaca satu persatu pentas seni apa saja yang akan di tampilkan.

"Snow white and the seven dwarfs? Astaga itu kekanakan" rengek Dahyun.

"Photography? Bukankah ini pentas seni, kenapa ada photography?" tanya Eunbi mengerutkan dahinya melihat salah satu guru yang melayani siswa lainnya yang ingin memasuki photography. Dan di sebelah guru itu, ada Wonwoo yang membantu.

"Sedang apa Wonwoo oppa? Tidak berguna saja" lanjut Eunbi terlihat sensi saat pria itu memamerkan senyumnya pada siswa perempuan.

"Eoh ada tarian" seru Jihyo menunjuk deretan barisan siswa perempuan yang paling banyak antriannya.

"Sepertinya kita mustahil memasukinya. Lihatlah, semua siswa disini yang mengantri memiliki wajah cantik atau tampan dan tubuh bagus, termasuk Kim Yerim dan kedua temannya" ujar Dahyun tak sengaja melihat Kim Yerim dan kedua teman gadis itu ikut mengantri.

Eunbi mendengus. Ia menggandeng tangan Dahyun dan Jihyo yang kebetulan kedua gadis itu berdiri di sisinya yang berbeda. "Kita belum mencobanya. Ayo kita pilih itu saja!"

Eunbi menarik begitu saja kedua gadis itu mengikuti siswa lainnya mengantri di tarian itu.

"Kau tak salah pilih Eunbi-ah? Aku malu disini" Jihyo merasa tiba-tiba merasa kecil berdiri disini.

"Kenapa harus malu? Buang saja malumu kali ini. Sekarang kita harus mencoba, siapa tahu ssaem itu memilih kita" ujar Eunbi percaya diri.

Dahyun menjentikkan jarinya, menyetujui ucapan Eunbi. "Kau benar. Baiklah, hari ini kita harus percaya diri"

Jihyo akhirnya memilih diam dan ikut baris. Ia melirik sekitarnya di bagian deretan siswa photograpy yang terlihat tak terlalu ramai. Kemudian beralih pada snow white and the seven dwarfs, dengan deretan siswa yang juga termasuk sangat sedikit. Aneh sekali, mungkin karena drama itu yang terlalu kekanakan. Ia kembali beralih melihat sing and song, pentas untuk bernyanyi, deretan itu juga tak terlalu ramai, sebenarnya ia bisa masuk ke deretan sing and song, tapi ia harus berpikir bahwa Dahyun dan Eunbi tidak terlalu menyukai bernyanyi, jadi ia tak boleh egois. Sepertinya memang hanya tarian saja yang begitu ramai.

Eunbi tak sengaja melihat tiga pria sombong berjalan melewati mereka, ia lantas menyenggol bahu Jihyo lalu mengintruksi pandangannya. Jihyo menyadari kehadiran Jungkook itu memilih memalingkan wajahnya. Ia enggan melihat wajah pria itu yang terlihat tak berdosa sama sekali.

"Bunny!!!"

Eunbi mendengus malas mendengar lengkingan menjijikkan Kim Yerim itu memanggil kekasihnya. Dan setelah itu ketiga pria sombong itu mendekati gadis manja itu. Hal itu jadi membuat Jihyo memperhatikan kedua orang itu. Walau merasa enggan menatap Jungkook, tapi rasa penasarannya begitu besar melihat kedua orang itu seperti bercakap ntah hal apa. Sampai tiba-tiba Jungkook dan kedua temannya ikut mengantri di belakangnya. Sontak ia membelakak dan segera berlari begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pada Eunbi dan Dahyun.

"YA! Jeon Jihyo, kau ingin kemana?"

Percuma saja rasanya Eunbi berteriak, lapangan besar dan terbuka ini tak akan terdengar oleh Jihyo karena banyak suara-suara berisik.

Seseorang tiba-tiba mencolek bahu Eunbi dari belakang. Ia pun berbalik, dan mendapati Taehyung sedang tersenyum manis. Ini malah membuat Eunbi muak. Dan sekarang ia tahu penyebab Jihyo berlari, itu karena Jungkook yang ikut baris di belakang Taehyung itu.

Bukannya membalas senyum Taehyung itu, Eunbi kembali menatap kedepan, tak memperdulikan Taehyung itu yang mencoba mengusiknya.

***
Wonwoo mengernyit melihat Jihyo yang berdiri tak jauh darinya. Ia pun mendekati gadis itu.

"Park Jihyo, sedang apa kau?"

Jihyo tersadar, ia menggelengkan kepalanya. "Kau sudah mendapatkan apa yang ingin kau pilih?" lanjut Wonwoo.

Jihyo kembali menggeleng. Wonwoo terlihat tersenyum. "Apa kau mau bergabung di snow white and the seven dwarfs? Aku ikut membantu pentas drama itu"

Jihyo mengernyit. "Lalu sedang apa kau di photography?"

"Di kampus, aku memang jurusan photography, jadi tak salah hanya membantu mendaftarkan siswa saja. Tapi aku sebenarnya terpilih membantu drama snow white and the seven dwarfs. Kau ingin bergabung di drama itu?"

Jihyo tampak berpikir. Sejujurnya, ia sama sekali tak tertarik mengikuti drama itu. "Apa bisa hanya membantu drama itu saja? Aku tak ingin ikut menjadi pemeran"

Kening Wonwoo jelas berkerut, ia sama sekali tak mengerti dengan Jihyo ini. Dimana-mana, semua gadis ingin menjadi pemeran utama agar bisa semua orang mengenal dirinya, tapi ini berbeda. Jihyo berbeda dengan gadis lain.

"Eerr... baiklah. Ayo"

Wonwoo pun berjalan duluan dan diikuti Jihyo. Saat itu tak sengaja Dahyun melihat dua orang itu, ia membalikkan tubuhnya menatap Eunbi.

"Ayo, kita ikuti Jihyo." Tarik Dahyun langsung.

***
TBC...

*ff up coming --> 9 month*

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

8.6M 175K 134
18++ adult content, teenage story Claudya POV Hai! Aku Claudy, aku punya dua sahabat kecil yang dekat sekali denganku. Kenzo dan Daniel. Sebenarnya a...
3.4M 66.3K 25
ngga perlu lah, kalo tertarik langsung baca aja ~~ Follow me kalau gak mau ini ff gw privat!!!! Mulai di up 19 April 2019 Ending 02 Februari 2020
413K 23.5K 41
27 Oktober 2017 - 18 Februari 2018 Ini cerita gue... ⚠WARNING 18+ ⚠Tijel ⚠Bahasa non baku Gue fangirls EXO, other people said i'm crazy tapi gue gak...
6.3K 512 16
[Rated_M] 🔞 Jangan Lihat aku hanya dari 1 sisi End 07 oktober 2018