Untold Feelings

Av loozeey

35.6K 3.8K 524

Bagi Daryl, Adel selalu tampak cantik dengan kemeja kotak-kotak kebesaran yang ia kenakan, rambut dicepol yan... Mer

Prolog & Author's Note
1. Pertemuan Pertama
2. Ibu Daryl Makhluk Planet
3. Mama Pelit
4. Salah Tingkah
5. Pengusik Kesendirian Adel
6. Tidak Cinta Bukan Berarti Benci
7. Berkelahi
8. Nama Daryl Bukan Nama Asing
9. Dikelilingi Orang-Orang Kutu Buku
10. Mengantar Adel dengan Motor
11. Undangan dari Orang Masa Lalu
12. Masak dan Makan Bersama Daryl
13. Keputusan Bella Sudah Bulat
14. Diantar Pulang Reno
15. Pembelaan untuk Ivan
17. Kehadiran Buku-Buku Sumbangan
18. Kedatangan Tamu tak Diundang
19. Makan Bersama
20. Keluhan dan Cerita Reno
21. Makan Ditemani Adel, Lele, dan Kerang
22. Konsekuensi dari Segala Perbuatan
23. Kejadian yang Sebenarnya
24. Diam-Diaman sama Daryl
25. Kekecewaan Terbesar di Hidup Daryl
26. Datang dan Pergi
27. Saran dari Adel
28. Menikmati Nyanyian Pengamen
29. Bagaimana Kabar Winda?
30. Peningkat Mood Jelek Adel
31. Takut Akan Risiko
32: Pertemuan Pertama Adel dan Bella
33. Dua Cowok yang Berbeda Kepribadian
The Sword Princess
34. Sebentar Lagi Ulang Tahun Reno
35. Pergerakan Daryl yang Lambat
36. Sama-Sama Hancur
37. Fakta Mengejutkan Lainnya
38. Hati-Hati, Pengkhianat Ada Di Mana-Mana
39. Bertemu dengan Sumber Kebahagiaannya
40. Adikku, Pahlawanku
41. Aku Bisa Menjadi Tamengmu
42. Bertemu dengan Orang yang Tidak Diinginkan
43. Pertolongan dari Daryl
44. Terima Kasih, Daryl!
45. Lembaran Baru untuk Daryl dan Adel

16. Fans Terberat Queen

645 86 11
Av loozeey

"Jadi, Ivan nangis karena abis diejek sama temen-temennya?" tanya Daryl seraya berjalan bersama Adel menuju tempat Adel mengajar. Adel pun mengangguk, membuat Daryl terkekeh. "Saya pikir, dia nangis karena saya."

Dahi Adel berkerut. "Emang kalian tadi ngapain?"

"Tadi saya liat Ivan lagi lari dan gak liat ke depan. Nyaris ada mobil yang mau nabrak dia," jelas Daryl membuat Adel langsung menatap Daryl dengan wajah terkejut dan tidak percaya. Namun gadis itu kembali merilekskan dirinya. "Saya langsung gendong dia ke pinggir jalan, terus saya sempet omelin sedikit karena dia gak hati-hati. Abis itu dia langsung nangis. Jadi, saya pikir dia nangis karena saya omelin."

Adel menghela napas berat. "Untung aja ada kamu. Kalo sampe kenapa-napa sama Ivan, semuanya bakal jadi kacau." Adel menatap Daryl. "Makasih ya, Ryl."

Daryl mengangguk. "Sama-sama."

"Ngomong-ngomong, kok kamu bisa di sini?" kali ini Adel memberhentikan langkahnya, diikuti oleh Daryl. Kalau mereka melanjutkan perjalanan mereka dan cepat sampai di tempat Adel mengajar, mereka akan sulit untuk berbincang berdua seperti ini.

"Jadi, Om saya mau nyumbangin buku ke sekolah-sekolah gak mampu. Saya sama pegawai lainnya disuruh cari sekolah mana yang butuh sumbangan buku. Terus saya inget sama tempat kamu ngajar. Jadi sekarang saya disuruh ke tempat kamu untuk liat tempat ngajarnya dan kasih fotonya ke Om saya. Saya udah telepon kamu berkali-kali untuk ijin ke sini, tapi kayaknya kamu sibuk, jadi saya langsung ke sini aja, deh."

Adel tersenyum merekah, ia menggigit bibir bawahnya sambil tersenyum. "J-Jadi, Om kamu mau sumbangin buku ke sekolah saya?"

Daryl mengangguk. "Semoga berguna, ya."

"Aaaa makasih Daryl!" Adel langsung memeluk Daryl sambil melompat-lompat kegirangan. Cowok itu membeku namun bibirnya tak dapat untuk tidak tersenyum. Daryl terkekeh.

"Harusnya kamu peluk Om saya, bukan saya."

Sadar dengan apa yang ia lakukan, Adel langsung melepas pelukannya dari tubuh Daryl. Daryl tersenyum, namun Adel tak dapat tersenyum karena ia salah tingkah. Gadis itu mengusap tengkuknya. "M-Maaf, ya. Y-Ya udah, yuk kita ke tempat saya ngajar." Adel pun berjalan lebih dulu meninggalkan Daryl. Daryl hanya tersenyum miring lalu mengikuti Adel. Sementara Adel merutuki dirinya sendiri yang ceroboh dan tidak bisa mengontrol diri.

Benar kata Mama, fokus itu penting.

***

Kalau buku dan membaca adalah belahan hidup Adel, maka gitar dan musik adalah belahan hidup Daryl. Kalau Ibu bangga akan perpustakaan kecil di rumahnya, maka ruang band di rumahnya adalah kebanggaan Daryl. Kalau Elvis Presley yang membuat Bapak penasaran dengan musik, maka Queen adalah band yang sukses menarik Daryl ke dunia musik.

So you think you can stone me and spit in my eye?
So you think you can love me and leave me to die?
Oh, baby
Can't do this to me baby
Just gotta get out
Just gotta get right out of here

Daryl dengan asyiknya berada di dunianya sendiri dengan gitar listrik yang mengiringi lagu tersebut. Kemal sebagai drummer-nya dan Daniel sebagai penyanyinya. Sebenarnya, Daryl tidak sudi kalau Daniel, teman kampusnya ini, harus menggantikan posisi Freddie Mercury.

Mereka menyudahi salah satu bagian nyanyian yang ada di lagu Bohemian Rhapsody tersebut. Merasa lelah dengan aktivitasnya, mereka pun menjauhi alat musik tersebut dan duduk selonjoran di lantai.

"Gila, bagian favorit gue di lagu itu cuma pas bagian itu doang," ujar Daniel, lalu menenggak minum dari air kemasan yang ia beli.

"Coba Ryl, kasih tau ke dia, bagian mana yang lo suka," suruh Kemal yang sudah mengenal Daryl terlebih dulu dari Daniel.

"Dari enam menit durasi lagu itu," balas Daryl, "yang gue suka itu bagian dari awal sampe akhir."

Daniel menelan air lalu menggeleng. "Gila. Bagian awal kan rada bosenin."

Jujur saja, itu menyinggung perasaan Daryl. "Apaan sih lo, emang bisa lo bikin lagu seenak itu? Dalam satu lagu ada beda-beda nada, gila, bosenin dari mana dah?"

"Iya iya Ryl, buset dah, gue becanda doang."

Daryl mendengus, sementara Kemal tertawa. "Dari SMP gue kenal Daryl, dia selalu suka sama lagu itu. Gak nyangka gue, udah sebangkotan ini, dia masih suka lho."

Daryl terkekeh. "Lagu pengantar gue pas mau tidur."

"Gila, anak-anaknya nanti diracunin lagu-lagu Queen pasti sama dia," celetuk Daniel.

"Gak pa-pa lah. Daripada gue racunin lagu-lagu di Dahsyat sama Inbox."

"Gila. Langsung sakit kuning tuh anak-anak lo."

Kemal terbahak. Daniel memang suka asal ceplos. "Gua mending mati."

"Sini gue kubur," celetuk Daryl. Kemal memutar bola matanya. Lalu pintu ruang band itu terbuka. Ibu masuk dengan nampan berisi tiga gelas jus manga dan biskuit. Muka mereka bertiga langsung berubah sumringah.

"Nih, dimakan." Daryl langsung membantu Ibunya, mengambil nampan itu, dan meletakannya di lantai.

"Makasih, Ibu," ujar Daryl.

"Aduh, Bunda makin cantik aja sih kalo bagi-bagi makanan begini hehehe," ujar Daniel lalu menyengir tiga jari. Daniel dan Kemal memang menggunakan sebutan Bunda kepada Ibu Daryl.

"Halah, gombal. Kalo Bunda gak kasih makan, kok kamu gak bilang Bunda cantik?"

"Bilang kok dalam hati. Cuma malu aja bilang langsung ke orangnya." Lagi-lagi Daniel menyengir lebar.

"Gak Daryl, gak kalian, pada baik kalo ada maunya," keluh Ibu membuat mereka tertawa. "Semoga keracunan."

Mereka bertiga tak lagi tertawa. "Jangan gitu dong Bun, entar cantiknya luntur." Kali ini Kemal yang bersuara.

Ibu tersenyum kecil. "Ya udah sana makan." Ibu keluar dari ruangan. "Bocah."

Mereka bertiga terkekeh lalu langsung menenggak jus dingin tersebut tanpa ampun. Mereka memang benar-benar haus.

"Gila, Bunda memang terbaik," ucap Daniel. Daryl hanya mengangkat kedua alis tebalnya singkat. Cowok itu masih menikmati setiap tegukan di tenggorokannya.

"Eh Ryl," panggil Kemal. "Gue denger-denger si Bella katanya pas lulus mau langsung kawin sama Gilang, ya?"

"Nikah, bukan kawin, gila!" semprot Daniel.

"Iya, begitu katanya," ucap Daryl.

"Lo tau darimana?"

"Bellanya sendiri yang ngomong sama gue."

"Terus menurut lo gimana? Lo setuju gak?"

Daryl menggeleng, lalu meletakan jus mangganya di nampan. Jus tersebut tidak lagi menarik perhatian Daryl. "Gak, lah. Gue pengennya Bella ngelakuin hidupnya dengan normal-normal aja, gitu. Gak usah aneh-aneh pake mau nikah cepet segala. Dia pikir nikah gampang apa?"

Daniel mengangguk setuju. "Mereka mah napsu doang, gila."

"Hus, sembarangan lo kalo ngomong." Walaupun Daryl sempat berpikir begitu, tapi ia sebisa mungkin menghapus pikiran negatifnya mengenai mantannya sendiri.

"Ya abis apa lagi, dah? Jaman now mana ada yang mau nikah cepet sih. Masih pada mau main-main dulu, kali."

"Katanya, Mamanya Gilang yang pengen Gilang nikah muda."

"Terus Bellanya juga mau?" tanya Kemal lalu mengunyah biskuit.

Daryl mengangguk, tersirat kekecewaan di wajahnya. "Gue cuma gak mau dia nyesel aja."

"Gue pikir lo masih cemburu." Kemal terkekeh. "Terus gimana lo soal cewek? Udah dapet yang baru? Atau masih menikmati masa lajang Anda?"

"Apa sih lo." Kedua temannya tergelak. "Ya ... gue lagi demen sama cewek, sih."

"Siapa namanya siapa? Gue search di Instagram," ucap Daniel yang kini kepalanya berada di atas paha Kemal, dengan santainya cowok itu tidur-tiduran dan kini sudah siap dengan aplikasi Instagram yang sudah terbuka di ponselnya.

"Ngapain ah search di IG, nanti lo naksir lagi."

"Yee, posesif banget lo."

"Emang."

"Anak kampus kita? Cakep gak?"

"Bukan, bukan anak kampus kita. Gue kenal di Booktopia." Daryl tampak berpikir. "Ya ... cakep, lah. Mukanya manis gitu. Yang gue suka dari dia tuh kulitnya, mulus banget woi."

"Oh, jadi demenan Daryl yang mulus-mulus, ya?" tanya Kemal entah pada siapa.

"Biasa aja, sih. Ya kebetulan aja tuh cewek emang mulus." Daryl terkekeh.

"Dia kuliah di mana?"

Daryl mengangkat kedua bahunya. "Gak tau. Tapi dia dapet tugas yang sama kayak kita, disuruh kerja selama liburan ini terus bikin semacam laporan gitu. Dia kerja jadi guru SD gitu di sekolah gratis. Baik bet ya?"

"Wah, jangan-jangan satu kampus sama kita, terus sama-sama jurusan Ilkom," ujar Daniel sok tahu.

"Sotoi lo. Lagian masa dunia sesempit itu, sih?"

"Emang sempit, Ryl."

"Gak. Masalahnya, Bapak gue sama Bapaknya dia tuh ternyata temenan, dan Bokap dia dulu udah pernah nolongin gue ke rumah sakit pas gue masih kecil. Sempit banget, kan? Makanya, kalo sampe dia satu kampus sama gue-"

"Berarti dia jodoh lo!" ucap Daniel dan Kemal serempak. Daryl hanya menghela napas panjang, lalu terkekeh.

"Ya, semoga sih."

****

Fortsett å les

You'll Also Like

1M 113K 50
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...
337K 8.1K 10
Winona bukan hanya menilai presentasi dan rasa untuk ulasan kulinernya, tapi dia juga menambahkan opininya tentang musik latar yang diputar di tempat...
Prelude Av Lotary

General Fiction

119K 9K 49
[Paraseries Book #1] [Status: COMPLETED] [Rating: PG] Hidup Rosie Zoule tamat setelah ia dinyatakan tak lulus sekolah menengah. Gelarnya sebagai sisw...
4.2K 1.2K 38
This work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =====...