Bukan Cinderella (Sudah Ada D...

By DhetiAzmi

11.4M 767K 32.8K

Project #Remaja | "Gue gak terima penolakan! Mulai sekarang lo jadi pacar gue." Ini bukan kisah Cinderella ya... More

Prolog
Bab 1. Ruang BK
Bab 2. Kartu
Bab 3. Persyaratan
Bab 4. Pernyataan Cinta
Bab 5. Amarah
AN
Bab 6. Ikan Buntal
Bab 7. Pendek
Bab 8. Ancaman
Bab 9. Kita, Berbeda Kelas
Bab 10. Seseorang
Bab 11. Pengeroyokan
Bab 12. Pengeroyokan II
Bab 13. Sampah, Teriak Sampah
Bab 14. Ciri-Ciri
Trailer Bukan Cinderella
AN
Bab 15. Gosip Ketua Osis
Bab 16. Musuh
AN
Bab 17. Musuh II
Bab 18. Mana Yang Tulus Dan Yang Bertopeng
Bab 19. Idiot
Bab 20. Preman Pasar
Bab 21. Serangga Pengusik Bunga
Bab 22. Mau Di Temenin, Jajannya?
Bab 23. Aneh, Tidak Beres
AN
Bab 24. Kenapa Lo Suka Bikin Gue Marah!
Bab 25. Pemandangan Yang Akan Menjadi Berita
AN
Bab 26. Gue Ikutin Permainan Mereka
Bab 27. Sialan! Itu First Kiss Gue
Bab 28. Malam Yang Mengejutkan
Bab 29. Pertemuan Tidak Di Sengaja
Bab 30. Ikutin Aja Cara Main Gue
AN
Bab 31. Mau Bareng?
Bab 32. Selalu Berakhir Seperti Ini
Bab 33. Ada Apa Dengan Hari ini?
Bab 34. Tiga Pangeran Berkuda Mesin
AN
Bab 35. Ikut Gue
Bab 36. Makanan Gratis
Bab 38. Hati-Hati Pulangnya
AN
Projet #Ramaja
Bab 39. Pertengkaran Keluarga
Bab 40. Muka Lo Merah
Bab 41. Kalo Mau, Ambil Sendiri
AN
Trailer Video
Vote 2 #Project Remaja
AN
Pengumuman
VOTE COVER
Open PO

Bab 37. Aneh!

139K 13.9K 487
By DhetiAzmi

BEL Berbunyi, suara yang menyuruh para murid untuk segera bergegas masuk ke dalam kelas terdengar begitu nyaring. Aktivitas yang sedang asyik di lakukan beberapa murid harus terhenti, di akhiri dengan helaan napas kesal.

Eka sudah masuk terlebih dahulu, setelah menyuapi Ardi tadi. Buru-buru cewek itu kembali ke dalam kelas saat cowok itu pamit untuk membeli air minum. Kenan sendiri kini sedang mengusap perutnya yang terlihat membuncuit.

"Lo kenapa ngelusin perut? Hamil?" celetuk Diki yang berhasil membuat Kenan melemparkan pulpen.

"Sembarangan,"

Diki mengangkat bahu tidak peduli, duduk di kursinya dan mulai menyibukkan diri dengan buku pelajaran yang sebentar lagi akan segera di mulai.

Tidak lama Amora datang dengan wajah merengut, aura kesal menguar di sekujur tubuh cewek pendek itu.

"Lo kenapa? Kok mukanya kusut banget?" tanya Eka, heran.

Amora mendelik, wajah kesalnya masih terlihat jelas "Baru cekcok sama Jin."

Satu alis Eka terangkat "Jin? Hantu?"

Amora mendengkus, mengambil buku di dalam Tas nya "Dedemit!"

"Siang anak-anak."

Semua penghuni kelas langsung duduk rapi ketika seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kelas dengan senyum yang menenangkan.
"Siang Bu!" balas mereka, kompak.

"Siang Bu, maaf telat masuk." ujar Dinda yang baru saja muncul di ambang pintu.

Bu Aisyah mengangguk, lalu mulai membuka buku pelajaran Agama.

"Lo dari mana? Kenapa baru masuk?" tanya Caca, berbisik di sebelah Dinda.

Dinda menoleh ke arah Caca "Abis Stalking Oppa." balasnya.

"Stalking di mana? Kok pake acara keluar segala?" tanya Caca, heran.

Dinda menghela napas "Kuota gue abis, gue nyari Wifi gratis."

"Hah? Emang di sekolah ada Wifi gratis?" tanya Caca bingung.

Dinda mengangguk "Ada, di ruang Osis."

"Apa!?" teriak Caca, terkejut.

"Ada apa Caca?" Tegur Bu Aisyah, menatap Caca yang berdiri di tempat duduknya.

Caca meringis, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Anu, gak ada apa-apa Bu."

Bu Aisyah hanya bisa menggelengkan kepalanya, mereka yang ada di dalam kelas mengangkat bahu tidak peduli. Sementara Dinda terkekeh melihat reaksi Caca.

"Lo serius?" bisik Caca.

Caca bukan tidak tahu jika di ruang Osis ada Wifi. Tapi terkejut mendengar Dinda menggunakan Wifi Osis. Pasalnya tidak ada yang tahu sandi dari Wifi itu, kecuali para anggota Osis itu sendiri.

"Iya." jawab Dinda, mantap.

"Masa sih?" Caca masih tidak percaya.

"Caca, kamu masih mau ikutin pelajaran Ibu Tidak?" Bu Aisyah kembali menegur.

Caca yang merasa terpanggil langsung mendongkak, mengigit bibir bawahnya sendiri.

"Maaf Bu."

Bu Aisyah kembali fokus, menerangkan pelajaran yang sedang ia ajarkan. Semua murid terlihat ikut fokus ke dalam penjelasan wanita paruh baya yang berdiri di hadapan mereka.

Kecuali Dinda, cewek itu melamun, sama sekali tidak fokus ke dalam pelajaran. Percakapan dua orang yang tidak sengaja Dinda dengar di ruang Osis membuat cewek itu merasa tidak enak juga tidak percaya.

Tentu saja Dinda tidak percaya jika seorang Juna yang ia anggap punya sisi positif di banding antek-antek Osis lainnya sudah mengambil kehormatan seorang gadis, dan gadis itu Sasa. Rubah licik yang sering membuat Dinda kesal ketika mulut nyinyirnya mulai beraksi.

Bagaimana Dinda bisa masuk ke ruang Osis? Dinda menyusup seperti seorang pencuri. Setelah tidak sengaja melihat pintu ruang Osis sedikit terbuka, Dinda mengendap-endap masuk ke dalam.

Dan ketika Dinda mendapati ruangan itu sepi, cewek itu benar-benar bahagia sekali. Sampai mencari-cari pasword Wifi Osis yang ternyata di catat di sebuah Memo yang ada di dekat komputer. Semua itu Dinda lakukkan demi melihat V live Oppanya yang sedang tayang.

Tapi apa yang Dinda dapat? Sedang asyik melihat Video tanpa suara. Ia di kagetkan dengan dua orang yang tiba-tiba masuk, membuat Dinda mau tidak mau sembunyi di bawah meja.

Bukan itu yang membuat Dinda kepikiran, tapi kenyataan tentang Sasa. Selah Juna pergi, Sasa masih ada di dalam ruang Osis. Dinda sempat mendengar Sasa sedang menghubungi seseorang. Seseorang yang di panggil dengan sebutan Honey itu membuat Dinda mengerutkan kening bingung. Jika Sasa sudah memiliki kekasih, kenapa ia bersikap seperti itu kepada Juna?

Aish! Kenapa gue mikirin mereka? Gak penting juga. Yang penting gue udah dapet Wifi gratis Osis! gumamnya dalam hati.

**

Mereka semua sibuk dengan pelajaran masing-masing, hingga bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid riuh, bergegas membereskan perlengkapannya untuk segera pulang. Berbeda dengan anak-anak Osis dan murid yang sedang melakukan eskul. Mereka tetap bertahan di sekolah sampai tugas mereka selesai.

Begitu juga dengan kelas pembuangan yang terlihat masih berunding di dalam kelas. Bukan melakukan tugas, tapi mereka sedang asyik bercengkerama soal tugas Agama yang di berikan Bu Aisyah barusan. Membaginya menjadi 3 kelompok untuk menjelaskan sebuah tugas.

"Eka! Mau kemana?" tanya Amora, Eka terlihat sedang buru-buru.

Eka menoleh sebentar ke arah Amora "Umh, gue ada urusan mendadak. Duluan ya, bye."

Satu alis Amora terangkat "Kenapa anak itu?"

"Eka kemana?" tanya Dinda.

"Balik duluan barusan, katanya ada urusan mendadak."

Seketika aura hitam menguar di tubuh Dinda "Dasar raksasa sialan, dia ada tugas piket hari ini malah kabur!" serunya.

"Eka piket?" tanya Amora.

Dinda menghela napas "Iya Amora, lo lupa siapa aja yang piket hari ini? Gue, Budi, Caca, Arif sama tuh Raksasa. Arif gak masuk, lo tahu sendiri dua bocah sableng itu kerjaannya rumpi sambil ngomongin salon. Dan sekarang si Bongsor itu kabur seenaknya? Akh!"

Amora meringis melihat kemarahan Dinda "Udah udah, gue bantuin lo piket deh."

Kemarahan Dinda hilang seketika "Serius?"

Amora mengangguk, anggap saja ini bantuan kecil darinya. Lagi pula Amora takut jika keburu-buruan Eka ada hubungannya dengan Budhe. Tanpa Amora tahu, sebenarnya Eka kabur bukan karena itu. Tapi karena menghindari cowok yang mulai hari ini akan sering menodongnya akan tanggung jawab, siapa lagi jika bukan Ardi.

"Mau balik bareng gak?" tanya Kenan, menaruh tas di sebelah bahunya.

Amora yang asyik menyapu mendongkak ke arah cowok tinggi di depannya "Lo mau nungguin gue?"

Kenan mengangguk "Hm, gue tungguin. Lagian lo udah kasih gue makan gratis hari ini. Sering-sering ya Mor." Kekehnya.

Amora mencebik, mengingat makan siang itu lagi-lagi membuat moodnya buruk seketika.

Dinda yang juga sedang menyapu menggeram melihat dua makhluk yang asyik terkekeh, mengolesi kuku mereka dengan kutek berwarna kuning.

"Bagus gak?" tanya Budi, memamerkan kukunya yang baru di cat Caca.

"Bagus banget!" jawab Caca, excited.

Dinda memejamkan matanya, sebelum teriakkan keluar dari mulutnya "Astaga! Kenapa gue bisa satu tugas sama kalian sih! Gak mau bantuin gue, bisanya cuma rumpi kayak cewek alay!"

Caca mendelik "Apaan sih Din, gak seneng banget lihat temennya belajar."

"Tahu, kalo gue ikut nyapu entar cat kukunya berantakan." lanjut Budi.

Dan Dinda hanya bisa mendesah, sudah malas meladeni dua orang itu. Bisa-bisa ia terkena serangan jantung mendadak jika cekcok dengan dua makhluk itu.

"Udah beres, balik yuk." ajak Amora yang langsung di angguki oleh Dinda.

Ketika mereka baru sampai di pintu, mereka bertemu dan berhadapan dengan para anggota Osis. Amora memasang wajah malas ketika mendapati Adam di sana, sementara Budi dan Caca terlihat excited.

Dinda? Cewek itu langsung diam ketika melihat Juna. Entah kenapa kenyataan yang baru ia dengar membuat Dinda tidak ingin dekat-dekat dengan pria tinggi berkulit putih itu.

Dinda menatap Juna, Juna yang merasa di tatap menoleh ke arah Dinda. Membalas tatapan cewek itu, dengan cepat Dinda memutuskan kontak matanya dengan Juna.

"Gu..gue balik duluan, bye."

Dinda langsung beranjak, berlari meninggalkan temannya yang berteriak memanggil-manggil nama Dinda.

Dahi Juna berkerut, bingung dengan sikap Dinda Dia kenapa? Aneh.

TBC!

Akhirnya update jugaa;)

Mau tanyaa dong, menurut kalian semua pemeran di ceritain di sini? Apa punya lapak lain?

VOTE KOMENTAR DAN SHARE

Sangkyu:*

Continue Reading

You'll Also Like

6.9M 653K 76
Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Zayn Haiden sang saudara tiri akibat wasi...
7.1M 724K 106
"𝒟𝒾𝓃𝑔𝒾𝓃𝓂𝓊 𝒿𝓊𝓈𝓉𝓇𝓊 𝓂𝑒𝓁𝓊𝓁𝓊𝒽𝓀𝒶𝓃𝓀𝓊" -𝒮𝓉𝒶𝓇𝒾𝑔𝑒𝓁 Kisah ini rumit. Tentang si cantik Galaxia Starla Amodra cewek bar-bar di...
9.5M 954K 48
[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] [ END ] Dia itu Althan Nio Agrana. Nakal, kaku, cuek, dan arogan. Bagaimana jadinya jika laki-laki itu mendadak menja...