Bukan Cinderella (Sudah Ada D...

بواسطة DhetiAzmi

11.4M 767K 32.8K

Project #Remaja | "Gue gak terima penolakan! Mulai sekarang lo jadi pacar gue." Ini bukan kisah Cinderella ya... المزيد

Prolog
Bab 1. Ruang BK
Bab 2. Kartu
Bab 3. Persyaratan
Bab 4. Pernyataan Cinta
Bab 5. Amarah
AN
Bab 6. Ikan Buntal
Bab 7. Pendek
Bab 8. Ancaman
Bab 9. Kita, Berbeda Kelas
Bab 10. Seseorang
Bab 11. Pengeroyokan
Bab 12. Pengeroyokan II
Bab 13. Sampah, Teriak Sampah
Bab 14. Ciri-Ciri
Trailer Bukan Cinderella
AN
Bab 15. Gosip Ketua Osis
Bab 16. Musuh
AN
Bab 17. Musuh II
Bab 18. Mana Yang Tulus Dan Yang Bertopeng
Bab 19. Idiot
Bab 20. Preman Pasar
Bab 21. Serangga Pengusik Bunga
Bab 22. Mau Di Temenin, Jajannya?
Bab 23. Aneh, Tidak Beres
AN
Bab 24. Kenapa Lo Suka Bikin Gue Marah!
Bab 25. Pemandangan Yang Akan Menjadi Berita
AN
Bab 26. Gue Ikutin Permainan Mereka
Bab 27. Sialan! Itu First Kiss Gue
Bab 28. Malam Yang Mengejutkan
Bab 29. Pertemuan Tidak Di Sengaja
Bab 30. Ikutin Aja Cara Main Gue
AN
Bab 32. Selalu Berakhir Seperti Ini
Bab 33. Ada Apa Dengan Hari ini?
Bab 34. Tiga Pangeran Berkuda Mesin
AN
Bab 35. Ikut Gue
Bab 36. Makanan Gratis
Bab 37. Aneh!
Bab 38. Hati-Hati Pulangnya
AN
Projet #Ramaja
Bab 39. Pertengkaran Keluarga
Bab 40. Muka Lo Merah
Bab 41. Kalo Mau, Ambil Sendiri
AN
Trailer Video
Vote 2 #Project Remaja
AN
Pengumuman
VOTE COVER
Open PO

Bab 31. Mau Bareng?

157K 14.5K 246
بواسطة DhetiAzmi

APA Yang terjadi semalam, sekaligus insiden yang menimpa Eka sudah di ceritakan. Bukan hanya kepada Amora, tapi juga kepada Bunda dan Ayahnya. Bunda sempat memaki-maki Budhe Eka yang terlalu mementingkan diri sendiri, bahkan wanita tua itu pasti tidak tahu apa yang terjadi dengan keponakannya.


Bunda tahu asal usul keluarga Eka, keluarga keraton dari pihak ibunya yang menikah dengan pria luar. Dan itu lah alasan mengapa Ibu Eka selalu di beda kan antara saudara lainnya, karena cinta kedua orang tua Eka tidak di restui. Meski sekarang semua keluarganya sudah bisa menerima, tidak sedikit yang masih menyimpan iri dan rasa tidak suka seperti Budhenya.

Bahkan pengakuan Adam yang Amora harap tidak di dengar ke dua orang tuanya turut di bahas.

"Kamu serius pacaran sama Adam?" tanya Bunda, mulai mengintrogasi anaknya.

Amora menghela napas lelah, bagaimana bisa Bundanya masih mengingat kata-kata si sialan Adam.

"Enggak, Bunda." balas Amora malas.

Bunda tidak percaya begitu saja, wanita itu menatap Amora penuh selidik.

"Kamu serius?"

"Iya, Bunda. Buat apa Amora bohong? Kalo gak pecaya, Bunda tanya Eka aja sana." Amora menunjuk Eka.

Eka mendongkak, tersenyum "Iya Bunda, mereka gak pacaran."

"Terus? Kenapa tadi Adam ngomong gitu?" tanya Ayah, tidak mau kalah.

Amora menggeram gemas, kenapa Ayahnya itu sangat excited dengan Adam. Jika saja tahu cowok yang baru saja bermain catur dengan Ayah sudah menghina Amora juga Bunda dan Ayahnya, habis sudah Adam.

"Dia cuma iseng aja Yah, Adam gitu orangnya." ucap Amora,

Ayah manggut-manggut, begitu juga dengan Bunda.

"Bagus deh! Masih SMA, jangan pacar-pacaran. Nilai aja masih merah, mau pacaran? Jangan harap Bunda kasih kamu uang jajan." seru Bunda.

Ayah mendesah "Yah, padahal Ayah berharap kalian beneran pacaran." balasnya, kecewa.

Dahi Amora berkerut, mengabaikan kekecewaan Ayahnya "Lah? Kok gitu Bunda?"

"Ya iyalah, terus apa gunanya pacar kalo gak bisa jajanin kamu? Jangan kayak Ayah kamu, tiap jalan Bunda di puasa in terus." sindirnya.

Amora dan Eka otomatis menoleh ke arah Ayah yang diam di tempatnya, lalu cengiran lebar terlihat di sana.

"Kok ngungkit masa lalu sayang? Yang penting sekarang, semua gaji aku kamu ambil semua." balas Ayah, masih terkekeh.

Bunda berdecih "Itu udah jadi hak istri!"

"Tapi kan gak harus semuanya di ambil, Bund. Masa iya tiap gajian Ayah di kasih seratus ribu doang," ujarnya sedih.

"Itu udah cukup buat jajan, emang mau apa lagi? Hah? Mau sewa pelakor ? Ayah udah bosen sama Bunda, Iya? Ayah punya simpanan lain, hah?"

Amora dan Eka saling pandangan, mereka menghela napas lelah. Beranjak dari sana, meninggalkan drama suami istri yang tidak ingin mereka lihat. Bunda Amora memang tipe wanita yang mudah curiga dan cemburu. Berbeda dengan Ayah yang masa bodoh dan tidak peduli.

**

Sang Fajar sudah menampakkan dirinya, sedikit demi sedikit mulai tampak menyinari sekitarnya. Hari ini Amora hendak mengantar Eka pulang ke rumahnya, bukan tanpa alasan. Meski Eka menolak, tapi Amora memaksa ikut, takut jika Budhenya memarahi Eka.

Eka memang bukan cewek lemah, tapi Eka bisa lepas kontrol ketika orang tuanya di hina. Amora tidak ingin sesuatu buruk terjadi kepada temannya.

"Lho? Kalian mau kemana? Gak sekolah?" tanya Ayah yang tengah duduk menikmati koran paginya.

"Ini hari minggu yah, ngapain sekolah?"

Satu alis Ayah terangkat, terlihat seperti tengah berpikir. Amora dan Eka yang melihat itu saling lempar pandangan bingung.

"Ada apaan sih, Yah? Amora buru-buru nih, mau ke rumah Eka." serunya.

"Terus, kemarin kamu ngapain nyuruh Adam pulang? Bilangnya mau sekolah?" tanya Ayah, pria itu tidak lupa ketika orang yang menemani main caturnya pergi.

Amora mengerjap, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Eh? Aduh, kayaknya Amora lupa. Amora kira besok itu hari senin." elaknya.

Ayah mendesah, Bunda yang baru saja keluar melihat mereka saling bergantian.

"Ngapain masih di sini? Katanya mau ke rumah Eka?" tanya Bunda,

"Iya Bund, ini kita mau berangkat."

Bunda mengangguk "Kalo Budhe kamu marahin kamu, bilang Bunda. Biar Bunda kasih cabe setan mulutnya."

Eka terkekeh, sementara Amora hanya bisa memutarkan kedua bola matanya malas. Meski Bunda melarang Amora untuk berkelahi, jangan salah jika wanita yang sudah melahirkannya itu juga bisa berkelahi. Dan itulah alasan Ayah mencintai Bunda. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Amora dan Bunda bagai pinang di belah dua.

Mereka pergi setelah berpamitan terlebih dahulu kepada Ayah dan Bunda.

"Mau kemana?" tanya Kenan, yang tengah mencuci motornya di depan rumah.

Amora yang mendengar sapaan Kenan berdecih, ia masih ingat apa yang di lakukan teman absurdnya semalam.

"Kenal?" sinis Amora.

Kenan meringis "Cie, jangan marah lah Mor."

"Siapa ya yang ngomong? Aish, ternyata di sini angker ya Ka." ucap Amora kepada Eka yang langsung mendapatkan persetujuan.

"Hm, bulu kuduk gue berdiri gini." lanjut Eka.

"Gue di sini woi!" teriak Kenan, tidak terima.

Dua orang itu mendelik ke arah Kenan "Oh! Ternyata lo, Ken. Temen yang tega biarin temennya di ambil musuh demi uang lima puluh ribu." Amora menyindir Kenan, sengaja menekan semua kata-katanya.

Kenan terkekeh canggung "Yaela, jangan ngambek lah. Lagian, kapan lagi gue dapet duit gratisan, Mor? Tahu sendiri lo gak bisa kasih duit bensin karena uang saku lo di potong,"

Amora berdecih "Dasar matre!"

"Kalo gak matre gue lama kayanya Mor." bela Kenan.

"Terserah lo Ken, terserah. Yuk Ka, berangkat." ajak Amora.

Eka mengangguk dan melangkah mengikuti Amora sebelum suara Kenan kembali menghentikannya.

"Mau kemana?"

Amora memutarkan kedua bola matanya malas "Mau balik, nganter Eka. Kenapa? Mau nganterin?" sindir Amora.

Bersyukur jika Kenan mau mengantar mereka, jadi Amora bisa menghemat ongkos. Karena dari rumah Amora ke tempat Eka cukup jauh.

Kenan menatap Amora, lalu beralih ke motornya yang sudah bersih.

"Gak deh, kasihan motor gue udah cantik, nanti kotor lagi." balasnya cuek.

Amora dan Eka membelalak "Kenan!" teriak mereka histeris.

Dua cewek itu menggeram jengkel, pergi menunggu kendaraan setelah berhasil memukul wajah cowok yang kini meringis kesakitan, memeluk motornya sendiri.

"Kenapa gue terus sih yang kena," keluh Kenan, mengusap dua pipinya yang mendapatkan bogeman mentah dari dua temannya.

Sementara Eka dan Amora yang kini menunggu angkot di pinggir jalan bercengkerama untuk mengusir rasa bosan. Mereka cukup sebal karena angkot yang lewat terus saja penuh. Dan Amora juga cewek pemilih, ia tidak mau masuk jika di dalam angkot ada barang-barang yang memenuhi kursi, itu membuatnya susah bernapas.

"Ck! Lama banget sih," keluh Amora.

Eka yang mendengar itu jengah "Gimana gak lama, lo masuk angkot kayak mau pilih baju aja."

"Gimana gue gak pilih, lo gak lihat tadi di dalam ada ayam? Gue gak mau, gue gak tahan sama baunya." kesalnya.

Eka hanya bisa mendengkus, mengedarkan pandangannya ke arah lain. Berharap menemukan kendaraan yang bisa mengantarnya ke rumah. Amora sendiri mengetuk-ngetuk sepatunya di atas tanah, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan mereka dan itu bukan angkot, melainkan sebuah mobil yang sangat ia kenal.

Tidak lama pintu kaca terbuka, menampilkan makhluk astral yang tidak ingin ia lihat di sana.

"Mau bareng?"

Adam brengsek!

---

TBC!

Maaf untuk AN kemarin, teteh gak maksud nyindir siapapun. Tapi dengan itu juga semoga kita bisa daling intropeksi ya:*

VOTE KOMENTAR DAN SHARE YANG BANYAK!

Sangkyu:*

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

ALVASKA بواسطة Ray

قصص المراهقين

31.1M 2.2M 49
Spoiler novel Alvaska 2 bisa anda baca di akhir bab. ©2020
ALBARA [END] بواسطة 🕊️☁️

قصص المراهقين

10.7M 996K 60
Albara Sabian Vernandez, mendatangi seorang gadis yang kenal Bara saja tidak. Ia langsung menjadikan gadis itu miliknya di depan semua orang yang ada...
19.7M 2M 55
Sudah terbit dan tersebar di seluruh Gramedia Indonesia -Satu dari seratus sekian hati yang pernah singgah. Kamu, yang terakhir kalinya yang bakal si...