Bukan Cinderella (Sudah Ada D...

By DhetiAzmi

11.4M 767K 32.8K

Project #Remaja | "Gue gak terima penolakan! Mulai sekarang lo jadi pacar gue." Ini bukan kisah Cinderella ya... More

Prolog
Bab 1. Ruang BK
Bab 2. Kartu
Bab 3. Persyaratan
Bab 4. Pernyataan Cinta
Bab 5. Amarah
AN
Bab 6. Ikan Buntal
Bab 7. Pendek
Bab 8. Ancaman
Bab 9. Kita, Berbeda Kelas
Bab 11. Pengeroyokan
Bab 12. Pengeroyokan II
Bab 13. Sampah, Teriak Sampah
Bab 14. Ciri-Ciri
Trailer Bukan Cinderella
AN
Bab 15. Gosip Ketua Osis
Bab 16. Musuh
AN
Bab 17. Musuh II
Bab 18. Mana Yang Tulus Dan Yang Bertopeng
Bab 19. Idiot
Bab 20. Preman Pasar
Bab 21. Serangga Pengusik Bunga
Bab 22. Mau Di Temenin, Jajannya?
Bab 23. Aneh, Tidak Beres
AN
Bab 24. Kenapa Lo Suka Bikin Gue Marah!
Bab 25. Pemandangan Yang Akan Menjadi Berita
AN
Bab 26. Gue Ikutin Permainan Mereka
Bab 27. Sialan! Itu First Kiss Gue
Bab 28. Malam Yang Mengejutkan
Bab 29. Pertemuan Tidak Di Sengaja
Bab 30. Ikutin Aja Cara Main Gue
AN
Bab 31. Mau Bareng?
Bab 32. Selalu Berakhir Seperti Ini
Bab 33. Ada Apa Dengan Hari ini?
Bab 34. Tiga Pangeran Berkuda Mesin
AN
Bab 35. Ikut Gue
Bab 36. Makanan Gratis
Bab 37. Aneh!
Bab 38. Hati-Hati Pulangnya
AN
Projet #Ramaja
Bab 39. Pertengkaran Keluarga
Bab 40. Muka Lo Merah
Bab 41. Kalo Mau, Ambil Sendiri
AN
Trailer Video
Vote 2 #Project Remaja
AN
Pengumuman
VOTE COVER
Open PO

Bab 10. Seseorang

168K 16K 349
By DhetiAzmi

PENGHUNI kelas pembuangan tidak ribut seperti biasanya, mereka terus diam hingga pelajaran terakhir selesai. Pasalnya, Amora masih belum kembali setelah Ketos dan para anteknya itu berhasil menculik teman mereka. Bahkan Amora bolos di pelajaran pak Alfa, guru pelajar bahasa inggris.

Jangan salah paham, bukan berarti Amora menyukai pelajaran bahasa inggris. Jangankan menyukainya, membedakan kata when dan where saja Amora sering kali salah. Lalu? Jelas saja karena sosok pak Alfa, guru magang yang duduk di bangku kuliah semester akhir itu berhasil merebut perhatian banyak murid. Bukan cuma tampan, dia juga baik dan murah senyum.

"Amora kemana sih?" tanya Eka cemas.

"Kita susul aja deh ke ruangan osis, gue takut kalo Amora di siksa di sana," Dinda mendesah.

"Lo lagi cemasin siapa? Siapa yang berani siksa Amora? Yang ada mereka kena bogem cewek pendek itu!" seru Kenan.

"Berani ngatain pendek di belakang, ngomong di depan orangnya." cibir Diki.

"Banyak omong lo kutu."

"Tumben banget Amora bolos di pelajaran pak Alfa. Biasanya dia paling exited kalo udah menyangkut pak Alfa." lanjut Caca berpikir.

Eka mengangguk setuju "Kayaknya ada yang enggak beres!"

"Apa?"

Brak !

Semua mata langsung menoleh ke depan pintu kelas. Amora datang dengan wajah suram. Mereka yakin ada sesuatu yang sudah terjadi, hingga membuat wajah cewek terkenal diam di kelasnya menjadi tidak santai.

"Makan tuh."

Amora menyimpan bungkusan yang berisi martabak di atas meja. Semua temannya saling pandangan, berbeda dengan Kenan yang langsung membuka bungkusan itu.

"Widih, martabak bangka Mor?" wajah Kenan berseri,

Amora tidak mengubris ucapan Kenan. Amora memilih menarik kursi, duduk menyilangkan tangan.

"Ada apaan? Kenapa wajah lo muram gitu," tanya Eka mendekati Amora.

"Gue lagi kesel Ka, gue heran! Kenapa si sialan itu selalu bikin gue emosi." geram Amora.

Dahi Eka berkerut "Siapa maksud lo? Adam?"

Amora bedecak "Siapa lagi yang bisa bikin gue emosi, kalo bukan dia."

"Lo di apain sama dia?" kini Dinda ikut bertanya, mulutnya sibuk mengunyah martabak yang ia sendiri tidak tahu asal usulnya.

"Dia nyuruh gue buat beresin kertas yang lihat tumpukannya aja bikin gue mual. Dia paksa gue buat selesain semua itu dalam waktu 15 menit, coba lo pikirin! Gue yang seumur-umur gak pernah bisa beresin apapun kalo gak sampe dua hari, harus berhadapan sama tugas itu,"

"Serius? Ugh, so sweet." celetuk Caca membuat ketiga teman ceweknya melotot,

"Kok bisa? Kenapa gak lo lawan?" Eka bertanya, cewek itu terlihat bingung. Jelas saja, ini bukan Amora yang seperti biasanya.

"Itu..,"

Amora memotong ucapannya, Amora tidak mungkin memberi tahu kenyataan sebenarnya bukan? Jika Amora mengatakan alasannya yang mau saja di bully ketos. Amora yakin, semua temannya akan ikut berontak, dan itu akan membuat mereka dengan mudahnya keluar dari sekolah ini.

"Kenapa?" tanya mereka penasaran, Kenan dan Diki ikut memperhatikan Amora.

Amora diam sebentar, mencoba mencari alasan yang masuk akal "Itu, soalnya. Gue di tawarin martabak kalo mau ngerjain."

"What?"

Mereka memekik secara bersamaan, kecuali Diki yang tidak membuka mulutnya sama sekali, karena mulut cowok itu penuh dengan martabak.

"Are you kidding me?" tanya Eka tidak percaya.

"Gak usah pake bahasa planet bongsor, lo kira lagi ngomong sama siapa?" cibir Kenan.

Eka hanya bisa memutarkan kedua bola matanya malas, aneh? Seorang Eka bisa berbicara bahasa inggris dengan mudahnya? Bagi mereka itu tidak aneh! Eka memang cewek blasteran, ayahnya berasal dari inggris sementara ibunya sunda.

Jadi itu alasan, mengapa tubuh Eka berbeda dengan cewek seumurannya. Dia memiliki gen tubuh yang tinggi berisi seperti ayahnya. Wajahnya saja hampir sama dengan cewek bule, hanya namanya saja yang mencerminkan indonesia, Eka Restiawati. Itu nama pemberian eyangnya.

"Sorry, refleks!"

Kenan mendengus tidak suka, Kenan paling sensitif jika ada orang yang berbicara bahasa inggris, alasannya? Karena dia seperti orang paling idiot. Tidak mengerti apa yang lawan bicaranya katakan, meskipun mereka hanya mengatakan satu kata crazy. Kenan hanya tahu arti dari what, why, sorry, dan I'am.

"Lo serius Mor? Lo bandingin harga diri lo cuma dua loyang martabak? Lo lagi kena demam martabak kah," Dinda memandang Amora horor.

"Bener tuh, kenapa gak sepuluh loyang aja." celetuk Caca.

"Gak usah ikut ngomong lo, cabe." kesal Dinda.

Caca mencebik, kenapa Caca selalu salah "Cih."

"Jadi, martabak yang gue makan dari si Adam?" tanya Diki.

"Gimana kalo mereka campurin siDinda di dalemnya?" Kenan meneguk ludahnya susah payah.

"Sianida sialan, jangan bawa-bawa nama gue." Dinda mendelik tidak terima.

Kenan cengengesan, sekejap cowok itu kembali membelak "Umur gue." Kenan berteriak histeris.

Amora memutarkan kedua bola matanya malas, bukan berarti Amora tidak cemas. Pada kenyataannya Amora juga berpikir seperti itu.

"Gak usah berlebihan! Lagian, martabak itu bukan dari si ketos, tapi dari waketos." jelas Amora.

Caca membelak "Maksud lo Juna? Serius? Lo gak bohong Amora," teriak Caca histeris.

"Berisik cabe."

Amora berdehem "Hm, jadi kalian gak usah cemas. Gue yakin dia gak akan naruh racun di sana."

Semua mata mendelik ke arah Amora, mereka seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja cewek itu katakan. Tidak kurang, tidak lebih, jika Amora mengatakan kepercayaannya kepada waketos yang masih musuh mereka. Meski mereka tidak pernah bermasalah dengan seorang waketos, karena Juna memang tidak pernah terlihat.

"Gimana lo bisa yakin?" Eka bertanya penuh selidik.

"Jangan bilang lo udah mulai percaya sama dia," Diki ikut menimpali.

"Dia lagi ngibulin lo Mor." ujar Dinda.

"Jangan bilang lo suka sama dia,"

Saat Caca mengatakan itu, tiba-tiba terdengar suara jangkrik mengisi ruangan itu. Mereka semua menoleh ke arah Caca denga raut wajah yang tidak bisa Caca baca, Caca kan bukan pakar mikro ekpresi.

Mereka mengalihkan pandangannya ke arah Amora, menuntut jawaban yang baru saja Caca lontarkan.

Amora mendesah panjang "Bukan itu, gak usah lihatin gue kayak gitu! Lo kira gue pisang?"

"Dan lo pikir kita monkey? Stop Kenan, gak usah protes sama gue!" seru Eka yang sudah menutup mulut Kenan dengan sepotong martabak. Eka tahu Kenan akan protes lagi soal bahasanya. Please, itu hanya monkey, semua orang juga tahu.

"Pokoknya kalian gak usah cemas, gue jamin martabak itu higenis! Kalo kalian mau tanya kenapa gue dengan mudahnya percaya sama seorang waketos yang jelas musuh kita, gue bakal jawab gak tahu! Karena yang gue tahu, gue yakin dia gak akan ngelakuin itu." Amora menyakinkan.

Mereka semua saling pandangan mendengar jawaban Amora, meskipun mereka tidak terlalu yakin. Tapi, mereka mencoba untuk yakin dengan apa yang baru saja Amora katakan.

Seseorang yang mendengar percakapan mereka di balik pintu menyeringai. Orang itu berpikir sebentar, di akhiri senyum sinis dan meninggalkan kelas XI IPA7 tanpa penghuninya tahu.


TBC !!

Selamat hari minggu, selamat liburan mblo 😁😂

Fast update? Vote dan Komentar

Salam hangat

DhetiAzmi

Continue Reading

You'll Also Like

10.2M 773K 56
Alika Syakilla, gadis polos dan ceroboh yang terpaksa tinggal di rumah keluarga Devin karena sebuah perjodohan. Devin Arya Mahesa, sepupu jauh sekali...
2.6M 30.6K 13
High Ranks # 1 in Romantis ( 18/12/19) # 3 in Akmal ( 20/12/19) # 2 in Gita ( 24/12/19) # 6 in Sayang (25/1/20)-(7/2/2020) # 8 in Sweet ( 26/1/20)...
2M 192K 83
[FASE 1; FOLLOW DULU LEBIH BAIK KAWAN] "Luka yang sudah menganga sejak awal ternyata tersimpan rahasia begitu banyak dan tak ada ujungnya." Permasala...