Crystal Shield

By Viellaa_

1.3M 105K 2.3K

~°• Fantasy & Romance •°~ - 2016 - [ tahap revisi ] #2 in Fantasy (26 - 5 - 2018) #1 in Magic #3 in Romance "... More

Prologue
~°• 1 •°~
~°• 2 •°~
~°• 3 •°~
~°• 4 •°~
~°• 5 •°~
~°• 6 •°~
...
~°• 7 •°~
~°• 8 •°~
~°• 9 •°~
~°• 10 •°~
~°• 11 •°~
~°• 12 •°~
~°• 13 •°~
~°• 14 •°~
~°• 15 •°~
~°• 16 •°~
~°• 17 •°~
~°• 18 •°~
~°• 19 •°~
~°• 20 •°~
~°• 21 •°~
~°• 22 •°~
~°• 23 •°~
~°• 24 •°~
~°• 25 •°~
~°• 27 •°~
~°• 28 •°~
~°• 29 •°~
~°• 30 •°~
~°• 31 •°~
~°• 32 •°~
~°• 33 •°~
~°• 34 •°~
~°• 35 •°~
The Information
~°• 36 •°~
~°• 37 •°~
The Map
~°• 38 •°~
~°• 39 •°~
~°• 40 •°~
~°• 41 •°~
~°• 42 •°~
~°• 43 •°~
~°• 44 •°~
~°• 45 •°~
Epilogue
Note I
Note II
Under The Reflection & Side Story

~°• 26 •°~

21.4K 1.7K 12
By Viellaa_


Kaca yang melindungi buku itu tiba-tiba hilang ketika Crystal Shield sampai di depan rak buku tersebut.

"K-kau yakin itu tidak akan membunuh kita semua? " Harry bertanya sesaat sebelum tangan Melody meraih buku itu.

"Kita sudah sampai di sini. Mau tidak mau kita harus mengambil resiko. " jawab Melody lantang meskipun hatinya pun sedikit tidak siap.

'3'

Ucap Melody dalam hati. Ia mulai menjulurkan tangannya ke depan.

'2'

Kini tangannya sudah hampir menyentuh buku itu.

'1'

Digapainya buku tersebut secara erat membuat buku tua nan usang itu bersinar terang dan berubah menjadi layaknya buku baru yang rapi dan terawat.

Ukiran-ukiran emas dan lambang mahkota pada buku tersebut memantulkan wajah Melody yang terlihat sedikit tegang.

Beberapa kali Melody menghembuskan nafasnya secara kasar sebelum akhirnya berbalik pada teman-temannya.

"Baiklah sekarang bagaimana cara membukanya? " tanya Max.

"Batu itu, mungkin saja batu itu adalah kuncinya. " Lufi menjawab.

Emily yang mendengar percakapan mereka,mengeluarkan batu yang dimaksudkan dari dalam kantong seragamnya.

"Ini. " Batu yang sudah tak berantai itu diserahkan pada Melody yang memegang buku itu.

Melody mendekatkan buku itu dengan batu crystal bening yang diberi Emily.

Namun tidak ada yang terjadi,dan buku itu tetap saja terkunci.

"T-tidak berhasil. " Lauren berkata khawatir.

Melody menggigit bibir bawahnya berusaha mencari cara untuk membuka buku yang terikat oleh ukiran atau sulur-sulur emas tersebut.

"Tunggu dulu. "

Karena teringat sesuatu, Melody mengecek lehernya dan menghela nafas lega saat mengetahui rantai familiar yang tak sengaja ia pakai hari ini.

Gadis itu mengeluarkan kunci dari buku Soothtrack yang ia jadikan sebagai kalung dengan rantai hitam.

"Mungkin ini dapat membantu. "

Melody melirik ke arah Duff yang tersenyum dan mengangguk ke arahnya.

Seperti magnet, kunci itu tertarik ke arah lambang mahkota pada buku itu.
Lambang mahkota itu dengan sendirinya membentuk lubang kunci yang sangat pas dengan kunci soothtrack.

Dengan penuh keyakinan,Melody memutar kunci itu untuk membuka segel pada buku tersebut.

Buku itu bergetar hebat membuat Melody menjatuhkannya ke lantai.

Selama beberapa detik buku itu terus bergetar sedangkan Crystal Shield sudah mengelilingi buku itu karena penasaran.

Buku itu terbuka dengan sendirinya tepat pada halaman tengah dan meciptakan sinar-sinar cantik di atas halaman tersebut.

Dengan rasa penasaran, Melody melirik ke arah halaman buku yang terbuka itu.

"Kosong. " tubuh Melody lemas seketika melihat isi buku itu yang kosong.

Beberapa Crystal Shield pun ikut berpikir keras untuk menemukan jawaban dari ini semua.

Duff berjalan ke arah Melody dan menepuk bahu gadis cantik'nya'.

Gadis itu menoleh ke arah Duff dan memberikan senyum kecil, membuat anggota Crystal Shield yang lainnya ikut tersenyum menggoda mereka berdua yang sudah tertangkap menjalin hubungan.

"Apertum secretum!!" Duff mengarahkan magic wandnya ke halaman buku tersebut.

Dengan ajaibnya halaman buku bagian kanan itu seperti terbakar dan membentuk tulisan 'tal'.

"tal? " tanya Melody saat melihat tulisan tersebut.

"Apa ini berkaitan dengan utusan Raja Elworth? " Lufi bertanya sekaligus memberikan jawaban bagi Crystal Shield.

"Namun tidak ada yang bisa memasuki ruangan ini selain Crystal Shield." Emily memberi fakta yang membuat mereka berpikir keras kembali.

"Kalau begitu kita bawa buku ini keluar ruangan." ucap Harry tanpa pikir panjang.

"Bagaimana kalau buku ini tidak dapat di keluarkan dari sini? " Tanya Lauren.

"Well, kita harus mencoba dahulu sebelum berpikiran negatif. " Lecca mengingatkan mereka semua setelah sekian lama hanya memerhatikan teman-temannya.

Duff dan Melody saling berpandangan lagi sebelum akhirnya mengangguk dan menutup buku berlambang crown itu.

Melody mencabut kunci soothtrack dari lambang mahkota itu dan mengalungkannya kembali pada leher jenjangnya.

Sedangakan batu crystal itu sudah aman dalam genggaman Emily.

Duff mengangkat buku crown itu dan berjalan menuju pintu keluar ruang rahasia ini diikuti dengan para anggota Crystal Shield.

Tanpa memberi aba-aba,laki-laki utusan Raja Elworth itu melewati pintu dengan santai dan tidak menimbulkan kekacauan apapun.

"Hah! Yang benar saja! " ucap Lufi yang masih tak percaya.

Melody hanya terkekeh melihat tingkah kekasihnya itu sebelum keluar dari ruangan rahasia itu.

"As expected for Duff. "

~•°●°•~

Bruuukk!!

"Aww!! Bisakah kalian pelan-pelan sedikit?! "

tidak, bukan seseorang yang di culik yang berteriak. Namun si gadis berambut pirang yang menggertakan gigi dan mengerutkan kening ngilu mendengar suara yang sangat besar ditimbulkan oleh tiga orang laki-laki.

Seperti yang dilihat, kedua laki-laki anggota Crystal Shield itu 'sedikit' membanting tubuh seseorang yang mereka culik.

"Sebenarnya perlukah kita menculik dia? Kita bisa saja bicara secara baik-baik. " Ucap Melody sambil menggeleng-geleng tak percaya dengan apa yang dilakukan Lecca dan Harry.

"Apa kalian gila?!! Dia adalah kepala Xtra elements!!" Lauren kembali berbicara setelah menghilangkan rasa ngilu pada pantatnya,sedangkan Stevan yang diculik hanya diam tak berbicara.

"Ehh, tapi dia sedang tidur jadi kubawa saja kemari. " jawab Harry tanpa rasa bersalah.

Lufi membuat wajah aneh dan menoleh ke arah Lecca yang mengendikan kedua bahunya.

"Itu bukan tindakan jahat kan? " jawab Lecca yang ber-tos-ria dengan Harry yang cekikikan.

Emily yang melihat 'tunangannya' bertingkah bodoh hanya bisa terkekeh pelan.

"Sepertinya kalian tak perlu menutup kepalanya dengan karung." ucap Max.

Ia berada di dekat Duff yang sedang membolak-balikan halaman buku crown yang ternyata benar-benar kosong.

"Jadi kita harus menunggunya sampai bangun? " tanya Duff.

"I appreciate, jika kalian singkirkan karung bau ini dari wajahku. "

"Oh! Sepertinya dia sudah bangun. " ucap Harry yang mulai menyingkirkan karung dari wajah Stevan dan membuka ikatan tali pada tangan laki-laki werewolf itu.

"Maafkan dia, dia memang sedikit gila,tidak usah ditanya." Emily berkata pada Stevan yang hanya mengangguk membenarkan.

"Okay, bukankah kita harus mengurus hal ini secara cepat? " Lufi mengingatkan mereka semua yang sedari tadi sibuk mengurusi kegilaan Harry.

"Lufi, benar." Melody mengangguk-anggukan kepalanya dan kembali memandang Duff yang mulai mendekatkan buku crown itu pada Stevan.

"Aku tak akan melakukan apa-pun sebelum kalian menjelaskan apa yang terjadi. " Laki-laki utusan Raja Elworth itu melipat kedua tangannya di depan dada dan berbicara dengan santai namun penuh perintah.

"Itulah yang akan kami lakukan. Berjanjilah kau tidak akan membuka mulut pada siapa pun bahkan pada Xtra elements!" kata Lauren penuh penekanan.

"Well, okay if it's necessary. Aku berjanji. " ucap Stevan masih dengan gaya santainya.

Ia sama sekali tidak canggung meskipun ada Melody di dekatnya.

"Seperti yang kau tahu, kami anggota Crystal Shield bertugas untuk melindungi Crystal Crown. Namun sebelumnya kami harus menemukan Crystal Crown terlebih dahulu. " Emily membawa suasana serius ketika ia mulai bercerita.

"Kami perlu buku yang sekarang ada di hadapanmu untuk melanjutkan tugas kami. Karena kau salah satu utusan Raja Elworth kau dapat memunculkan kata yang berkaitan dengan 'tal' yang muncul karena
Duff." Lanjut gadis itu.

Stevan mengangguk-angguk mengerti.
"Ya, aku mengetahui kalian tidak mungkin menceritakan semua rahasia yang kalian miliki padaku. Aku senang sekali bisa membantu, namun sayangnya aku tak tahu caranya bagaimana. " Stevan berkata sambil menurunkan kembali kedua tangan yang ia lipat di depan dadanya.

Emily melirik ke arah Duff,seolah menyuruhnya untuk berbicara.

Duff kembali mendekati buku yang berada tepat di depan Stevan.

"Aku membuat tanda ini dengan mantra rahasia yang tak mungkin di beri tahu siapapun kecuali Crystal Shield. " Laki-laki bersurai merah maroon itu menatap Stevan dalam-dalam.

"Karena itu tidak mungkin kau memakai sihir itu. " ucap Duff ambigu.

Stevan menarik satu alisnya ke atas dan tersenyum kecil,mengerti apa yang dibicarakan Duff.

"Jadi aku harus menggunakan mantra rahasia Xtra elements?" tanya Stevan memastikan.

Semua anggota Crystal Shield mengangguk membenarkan.

"Aku tidak ingin mengecewakan kalian, namun tidak ada mantra rahasia bagi Xtra elements." ucap Stevan lagi.

Melody mengerutkan keningnya berpikir keras untuk memecahkan masalah ini.

"Kalau begitu mantra yang menuntunmu menuju sesuatu yang berharga. " Duff berkata lagi.

"Bukankah semua mantra punya cara kerjanya di setiap waktu mantra itu diperlukan? Jadi semua mantra dapat menuntunmu ke suatu hal yang berharga. " Stevan kembali menjawab pernyataan Duff.

" Isn't it obvious? Aku memintamu untuk mengeluarkan mantra yang berkaitan dengan sesuatu yang menurutmu berharga. " Duff berucap seolah tidak butuh penjelasan dari Stevan. Ekspresi datar dan tenang tetap ada pada wajah tampan laki-laki berambut merah maroon itu.

Stevan kembali tersenyum kecil. Ia sedikit menunduk membuat rambut unik berwarna merah dan orange miliknya sedikit menjuntai ke bawah.

"Sepertinya aku mempunyai sihir itu." ucap Stevan yang mulai mengarahkan tongkat sihirnya pada halaman kosong sebelah kiri dari buku crown.

"Oblitius!! "

"A-apa yang kau lakukan?!!"

~•°●°•~

Haii

Jangan lupa meninggalkan jejak dengan vote comment dan follownya yaaa...

Thank you

~Viela

Continue Reading

You'll Also Like

362K 13.4K 61
15+ Devan Baskara Mahendra adalah Badboy kelas kakap di SMA Garuda yang terpaksa harus menikah dengan Agatha Vania Kirana yang tak lain adalah peremp...
38.8K 4.4K 61
Sistem perbudakan, peringkat kekuatan, hukum rimba, makan atau dimakan, dijatuhkan atau menjatuhkan, persaingan yang ketat. Kami setia, hanya pada ka...
3.5M 477K 83
Sorak-Sorai yang penuh dengan cacian bergema di setiap penjuru Kerajaan Altasia. Semua orang berkumpul hanya untuk menyaksikan kematiannya. 'Wanita h...
519K 30.4K 57
Selena Azaerin, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, Selena tak pernah kehilangan sifat cerobohnya. Ketika gadis itu telah menyelesai...