Crystal Shield

By Viellaa_

1.3M 105K 2.3K

~°• Fantasy & Romance •°~ - 2016 - [ tahap revisi ] #2 in Fantasy (26 - 5 - 2018) #1 in Magic #3 in Romance "... More

Prologue
~°• 1 •°~
~°• 2 •°~
~°• 3 •°~
~°• 4 •°~
~°• 5 •°~
~°• 6 •°~
...
~°• 7 •°~
~°• 8 •°~
~°• 9 •°~
~°• 10 •°~
~°• 11 •°~
~°• 12 •°~
~°• 13 •°~
~°• 14 •°~
~°• 15 •°~
~°• 17 •°~
~°• 18 •°~
~°• 19 •°~
~°• 20 •°~
~°• 21 •°~
~°• 22 •°~
~°• 23 •°~
~°• 24 •°~
~°• 25 •°~
~°• 26 •°~
~°• 27 •°~
~°• 28 •°~
~°• 29 •°~
~°• 30 •°~
~°• 31 •°~
~°• 32 •°~
~°• 33 •°~
~°• 34 •°~
~°• 35 •°~
The Information
~°• 36 •°~
~°• 37 •°~
The Map
~°• 38 •°~
~°• 39 •°~
~°• 40 •°~
~°• 41 •°~
~°• 42 •°~
~°• 43 •°~
~°• 44 •°~
~°• 45 •°~
Epilogue
Note I
Note II
Under The Reflection & Side Story

~°• 16 •°~

25.1K 2.2K 33
By Viellaa_


Melody's POV

"Cal? "

Aku menggumamkan nama seseorang yang masih saja menampakan senyum manisnya.

Tidak, ini tidak masuk akal. Bukankah Cal yang kukenal adalah seorang manusia?

Namun, salah satu anggota Xtra Elements itu memiliki wajah dan senyuman yang sama persis dengan Cal.

Aku mengedipkan mataku beberapa kali,berpikir,mungkin saja ini hanya halusinasi (?)

Namun wajah tampan itu tidak kunjung berubah sesuai ekspektasiku.
Ini sangat tidak masuk akal.

Cara dia berdiri sampai cara dia menatapku benar-benar sama dengan
Cal.

Stevan Elton Fox,

Dia benar-benar mencurigakan.

Melody's POV End

~•°●°•~

Duff yang duduk tepat di belakang Melody tentu saja mengetahui Stevan memperhatikan gadis di depannya itu.

Raut wajahnya dingin dan datar,ia menatap tajam Stevan tanpa alasan jelas.

Ingin sekali Duff menyingkirkan Stevan dari atas panggung itu.

Duff memalingkan wajahnya berusaha untuk tenang. Ia merasa aneh karena emosinya tersulut hanya karena hal seperti itu.

"Kenapa jadi sedikit sesak nafas
yah?? "

"Iya, aku juga merasakannya."

"Ada apa sebenarnya? "

Bisikan-bisikan dari pelayan wanita yang berdiri tidak jauh dari Crystal Shield, terdengar jelas pada telinga Duff.

Sebenarnya Melody dan Lufi juga mendengar bisikan pelayan-pelayan tersebut. Tetapi tidak dihiraukannya karena mereka tidak merasa sesak nafas.

Namun mendengar kata-kata 'Sesak nafas' membuat Melody teringat pada kekuatan absorbing milik Duff.

Melody memalingkan wajahnya ke belakang mendapati wajah tampan dengan ekspresi dingin dan datar milik Duff.

Mata mereka bertemu sesaat sebelum Melody memutuskan untuk memutar kembali wajahnya ke depan.

"Ini tidak baik untuk kesehatan hatiku. " Gumam Melody tanpa sadar.

Ketika Melody memalingkan wajahnya dari laki-laki bersurai merah maroon itu, asupan oksigen semakin berkurang karena Duff sedikit lepas kendali tanpa ia ketahui.

Kali ini, para anggota Crystal Shield bahkan sampai anggota Xtra Elements merasa sedikit sesak nafas, namun banyak dari mereka yang tidak menghiraukannya, menganggap hal tersebut sebagai hal sepele yang sering terjadi karena faktor alam.

Melody menggigit bibir bawahnya merasa ada yang tidak benar dengan sikap Duff.

Mendengar Axsaro sudah mengakhiri pertemuannya, Melody segera bangkit berdiri untuk mengejar Duff yang sudah berjalan lebih dahulu.

Tangan kurus milik Melody pun sudah terjulur ke depan untuk memanggil Duff.

"Melody. "

Laki-laki bersurai merah orange itu menahan tangan kiri Melody,membuat gadis itu terpaksa menghentikan aktivitas 'mengejar Duff' nya.

Gadis itu terpaku melihat siapa yang menahan lengan kirinya.

"C- S-Stevan? "

Hampir saja Melody menyebut nama 'Cal' di depan laki-laki yang 20 cm lebih tinggi dari padanya.

Stevan menyadari kegugupan dan kebingungan Melody hanya tersenyum menampakan kedua lesung pipi-nya,yang menambah nilai plus pada penampilannnya.

"Boleh bicara sebentar? " tanya Stevan yang membuat Melody lagi-lagi ragu untuk meng-iya-kan ajakannya.

Setelah beberapa saat menautkan kedua alisnya, gadis tersebut mengangguk lalu mengikuti Stevan.

Stevan membawanya ke taman belakang Spelocus yang saat ini menunjukan pemandangan yang indah karena di ujung sana sang surya sudah mulai kelelahan untuk menyinari dunia supranatural.

Warna-warna indah menghiasi langit berkat matahari sore yang belum lelah menyinari dunia.

Namun keindahan itu tidak membuat hati Melody ikut tersenyum.

Keindahan itu datang di waktu yang tidak tepat.

"Mel? "

Melody melirik Stevan menyembunyikan keterkejutannya di bawah topeng datarnya.

Bagaimana tidak? Cal selalu memanggil Melody dengan sebutan 'Mel'.

"Ada apa? " ucap Melody setelah 5 detik hanya bisa berkutat dengan pikirannya sendiri.

"Aku ingin menjelaskan sesuatu-" laki-laki itu membuang nafas perlahan sebelum melanjutkan kata-katanya. "Tentang Cal."

Kini gadis berambut honey itu tidak menyembunyikan ekspresinya lagi. Senyuman miris hadir di wajah cantiknya.

"Pernahkah kau berpikir mengapa kita bisa sedekat itu di sekolah? " tanya Stevan yang sama sekali tidak dijawab oleh Melody.

"Aku di beri tugas untuk melindungimu sampai saat kau mengeluarkan kekuatanmu. " jelas Stevan.

"Jadi kau sudah berhasil membodohiku? " ucap gadis cantik yang melihat langit dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang-layang ke saat ia sama sekali tidak pernah berpikir bahwa dirinya bukan manusia.

Wajah ibunya terpampang jelas dalam pikiran gadis itu.  Membuatnya lagi-lagi mengepalkan tangan menahan rasa rindu,sesak bahkan kecewa yang ia rasakan saat ini.

"Aku... Tidak bermaksud seperti itu. Tapi percayalah ini demi kebaikanmu Mel. "

"Untuk apa kau menerima tugas itu? Bukankah kau tipe yang tidak suka membohongi orang lain. Apakah fakta ini juga suatu kebohongan? " Melody lagi-lagi berbicara tanpa intonasi.

"Tidak. Fakta itu benar. Tapi aku akan melakukan apa pun untuk melindungimu."

Melody tertawa hambar lalu menghadapkan wajahnya ke arah Stevan.

"Untuk apa, kalau sama saja kau membodohiku yang sudah menaruh kepercayaan penuh padamu?"

Stevan mendekat ke arah Melody lalu menggenggam tangan kanan Melody.

"Mel, perasaan ini nyata." ucap Stevan menarik tangan kanan Melody ke dada kirinya.

"Perasaan di sini nyata."

Kali ini Melody tidak dapat berkata apa-apa saat matanya menangkap sebuah ketulusan dan kejujuran pada mata kuning milik Stevan.

"Aku hanya perlu kepercayaanmu."

Stevan tersenyum dan mengembalikan tangan Melody ke tempat asalnya.

"Namun aku tahu diri, sudah tidak ada tempat lagi di dalam hatimu untukku. Aku tidak ingin membuat gadis hebat sepertimu tersakiti hanya karena pria sepertiku. You deserve a better guy. "

"C-Cal?"

"Tolong panggil aku,Stevan. Jangan membuatku gagal menghilangkan perasaanku padamu." Stevan terkekeh sebelum akhirnya ia menjauhkan dirinya dari Melody.

"Semoga kita bisa bekerjasama dengan baik untuk selanjutnya!! " ucap Stevan melambaikan tangan, dengan senyum lebar sambil berjalan meninggalkan Melody yang masih terpaku pada tangan kanan miliknya.

~•°●°•~

Di ujung sana, Matahari masih menampakan sinar-sinar khasnya sebelum ia menyelesaikan tugas dan menenggelamkan diri.

Dentingan piano yang terdengar di dalam suatu aula besar nan mewah untuk ukuran sebuah ruang musik melengkapi keindahan pada saat-saat matahari mulai terbenam.

Jari-jari panjang itu menari dengan lincah di atas tuts-tuts piano menciptakan alunan melodi yang sangat memukau.

Melambangkan suasana hati sang pemain piano.

Alunan-alunan indah itu terdengar jelas di telinga seorang gadis cantik yang berjalan melewati lorong-lorong Spelocus untuk mencari tahu asal musik menawan tersebut.

Gadis beriris cokelat muda itu berhenti tepat di depan sebuah pintu kayu dengan ukiran-ukiran indah berwarna emas dan silver.

Nada-nada yang menghasilkan harmoni itu terdengar sangat jelas.

Tes

Tanpa ia sadari, satu tetes air mata mengalir di pipinya. Ia merasakan perasaan yang dihantarkan dari sang pianis melalui sebuah piano.

Sesak.

Gadis itu menaruh tangan kanannya di depan dada menahan rasa sesak yang melanda hatinya.

Kini ia memiliki alasan untuk menangis.

Rambut panjang bergelombang miliknya berterbangan mengikuti arah angin bertiup.

Tanpa menghapus air mata yang mengalir di kedua pipinya, gadis itu mulai menjulurkan tangan ke depan dan membuka pintu kayu tersebut.

Di sana, seorang laki-laki yang diselimuti cahaya matahari sedang menumpahkan perasaannya pada sebuah alat musik yang membakar panas hati sang pendengar.

Rambut merah maroon yang tertata rapi itu membuat sang gadis mengenali siapa si pemain piano tersebut.

Mengetahui siapa di balik melodi-melodi sedih itu membuat si gadis cantik semakin merasa sesak.

Melodi-melodi sedih yang seakan mempertanyakan Apa perasaanku sebenarnya?

Tidak bisakah aku mengungkap apa yang kurasakan?

Si gadis mulai menangis dalam diam seiring kalimat-kalimat tersebut terus berputar-putar dalam kepalanya.

Membuat sang gadis sadar akan suatu hal.

Perasaan yang ia anggap hanya hadir sementara,perasaan yang ia kira hadir karena sebuah wajah nan rupawan,ternyata nyata dan tetap.

Alunan musik berhenti membuat pianis tersebut menyadari ada seseorang yang berdiri di belakangnya dan memperhatikannya.
Betapa terkejutnya laki-laki itu melihat seorang gadis yang ia kenal menangis dalam diam.

Gadis cantik itu terus menerus menatap wajah tampan milik laki-laki yang berdiri sedikit jauh di depannya.
Gadis itu sudah melepaskan kegengsiannya sejak pertama kali ia meneteskan air mata akibat melodi sedih yang diciptakan oleh seorang pianis nan rupawan.

"Melody? "

Laki-laki itu mulai bersuara memanggil si gadis yang sedang dilanda ketidakpastian.

Melody berjalan perlahan-lahan menghampiri laki-laki tersebut.

"Duff. Aku menyadari sesuatu." suara Melody terdengar sedikit bergetar.

Duff hanya mengerutkan keningnya tanda ia tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Melody.

Melihat air mata Melody terus saja mengalir, Duff mengulurkan tangan kanannya dan mengusap air mata di pipi kiri Melody.

Melody tersenyum dan mengambil tangan kanan Duff yang berada di pipinya dan menggenggamnya dengan kedua tangan.

Tangan ini. Tangan yang sudah menciptakan suatu alunan musik yang sangat indah. Tangan yang kini basah oleh air mataku sendiri.

"Terima kasih telah memainkan musik yang sangat indah. "

Karena musik itu, aku menyadari suatu hal penting.

"Terima kasih... "

Aku memiliki perasaan serius pada laki-laki di depanku ini.





~•°●°•~

Haiii..

Jangan lupa meninggalkan jejak dengan vote,comment dan follownya yaa..

Thank youu ❤

~Viela

Continue Reading

You'll Also Like

358K 48K 52
❝ Keputusan mu akan menjadi penentu masa depan Negeri, Tuan Putri. ❞ Berkisah tentang tiga dari empat kerajaan terbesar yang memperebutkan satu Tuan...
6.6K 533 13
Setelah kematian Hoshino Ai, Aqua bertekad akan membalaskan dendam nya kepada pelaku yang sebenarnya. Tapi- WARNING: Mengandung adegan bromance!! Cer...
Princess Castle By Juni

Historical Fiction

1.1M 158K 58
[SUDAH TERBIT. BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS] Putri kastil. Itulah julukan yang diberikan padanya. Seorang putri kerajaan yang keberadaannya tidak dipe...
2.1M 326K 46
Aku adalah teratai kotor, Yg memiliki hidup tak seindah putri bangsawan, tapi anehnya aku bereinkarnasi kembali setelah kematian tragisku. Tid...