Teng teng teng
Bel tanda dimulainya pelajaran berbunyi.
Semua anak berlarian memasuki kelas mereka masing-masing.
Tidak.
Tidak semua. Tentu saja Crystal Shield mendapat perlakuan yang jauh berbeda daripada anak2 lain. Tetapi Crystal Shield selalu menaati peraturan.
Mereka akan sangat malu jika telat masuk kelas.
Di tengah-tengah lorong yang sepi terdengar suara langkah seorang gadis menuju satu ruangan yang jarang dipakai.
Melody.
Ia berhenti tepat di depan sebuah pintu raksasa.
Pintu dari sebuah ruangan istimewa yang akan menjadi tempat berlangsungnya pembelajaran Melody.
Ia mendorong pintu itu dan memasuki ruangan tersebut.
Ruangan itu sangat luas dan dilengkapi dengan semua alat dan bahan yang akan di perlukan dalam proses pembelajarannya.
"Melody?"
Melody menengok ke arah suara feminim itu berasal.
Tampak gadis cantik berambut pink sedang tersenyum ke arahnya.
"Chrisvera Melody Hellgior?" Tanya Chaelyn.
Melody mengangguk dan tersenyum lalu menghampiri guru barunya itu.
"Namaku Eliora Chaelyn Dominic." Jelas gadis itu sambil menjabat tangan Melody.
"Senang bertemu dengan anda Ms. Chaelyn." Jawab Melody sopan,mengingat Chaelyn adalah seseorang yang penting dari kerajaan putih.
"Kamu bisa memanggilku dengan kakak saja."
Chaelyn tersenyum. Ia sangat ingin memiliki adik perempuan. Ketika melihat Melody masuk,Chaelyn merasa Melody berbeda dari pada murid-murid lain.
Melihat Chaelyn tersenyum manis,Melody pun ikut tersenyum dan mengggumamkan kata "Kak Chaelyn".
~•°●°•~
Melody masuk ke dalam kamarnya lalu merebahkan dirinya pada sofa di ruang tengah.
Ia merasa sangat lelah karena pelajarannya yg lebih berat daripada murid-murid lain.
Baru saja Melody akan masuk ke dalam dunia mimpinya,ia dikejutkan oleh Lufi yang melempar bantal tepat ke arah wajahnya.
Melody berdecak kesal lalu melempar bantal itu kesembarang arah.
Lufi mengerucutkan bibir.
"Lody, tidur di kasur jangan di sofa!!" Tegur Lufi.
Melody tetap diam dan menutup matanya.
Lufi yang kesal karena tidak dihiraukan pun mengucapkan mantra yang terdengar rumit.
Lufi mengangkat tangan kanannya yang memegang magic wand.
Cahaya bercampur glitter-glitter cantik itu menari-nari ke arah tubuh Melody. Cahaya itu mengelilingi tubug Melody lalu tubuh Melody terangkat ke atas.
Melody membuka matanya dan terkejut karena dia sudah melayang di udara di kelilingi oleh cahaya yang berasal dari tongkat sihir Lufi.
Melody mulai mengucapkan sumpah serapah karena Lufi membawa tubuhnya ke dalam kamarnya dengan cara seperti ini.
"Lufi!!"
Melody berteriak terkejut saat Lufi menggerakan jarinya bersiap menjatuhkan tubuh Melody dari ketinggian 2 meter tepat di atas kasur empuknya.
Brukkk
Tubuh Melody jatuh dengan aman tetapi membuat tempat tidur Melody agak berantakan.
Lufi menjulurkan lidahnya dan berlari keluar kamar sebelum Melody dapat membalas perbuatannya.
Karena terlalu lelah,Melody jadi tidak terlalu semangat untuk membalas Lufi. Ia menggerakan tubuhnya lalu masuk ke dalam selimut tebal yang hangat dan nyaman.
Tak butuh waktu lama Melody pun tertidur.
~•°●°•~
Chaelyn berjalan melewati lorong-lorong Hevig dengan anggun.
Pikirannya menerawang ke saat dimana dia kembali bertemu dengan pria itu.
Pria yang sampai sekarang masih tetap tinggal di dalam hatinya.
Flashback on
Chaelyn Point Of View
"Levin."
Nama itu. Nama yang selalu kusebut dalam hati. Kini kusebutkan lewat mulutku setelah sekian lama.
Nama yang selalu kurindukan.
Apa aku terlalu bodoh? Mengharapkan dia kembali kepadaku setelah mengetahui rahasianya.
Rahasia itu. Andaikan aku tidak mengetahui rahasia itu. Apakah kami akan tetap menjadi pasangan yang bahagia?
Aku terdiam. Tidak berani menatap mata indah milik Levin yang sedang menatap puncak kepalaku.
Ia memutar badannya.
Berjalan dengan pelan tanpa menoleh kebelakang.
Meninggalkan aku yang masih terpaku menatap tubuhnya yang kian menjauh.
Levin. Levin. Levin.
Ingin sekali aku memanggilnya untuk kembali. Tetapi rasanya mulutku tidak mau terbuka.
"Levin."
Aku mengeluarkan bisikan kecil.
Tetapi Levin sudah tidak terlihat oleh pandanganku.
Aku tahu dia masih bisa mendengar bisikanku.
Apa yang kupikirkan? Apa aku mengharapkan dia untuk kembali?
Ya,aku menyadarinya. Aku mengharapkan dia untuk kembali. Kembali menggenggam tanganku dan berada di sampingku.
Apakah aku egois mengharapkan ini?
Chaelyn POV End
Flashback off
Chaelyn tersenyum nanar mengingat kejadian kemarin.
Ia menggelengkan kepalanya dan mulai memasuki lift.
Lift itu dengan otomatis berjalan naik menuju lantai 8.
Chaelyn keluar dari lift dan berjalan ke arah kamarnya.
Ia tidak menyadari ada sepasang mata yang memperhatikannya dari tadi.
~•°●°•~
BRAKK
Terdengar suara gebrakan meja di dalam salah satu ruangan.
"Bagaimana bisa?!! Eliora Chaelyn Dominic. Anak itu akan menghambat rencana hancurnya Crystal Shield!!!"
Seorang laki-laki berambut biru tua kehitaman mengepalkan tangannya mendengar amukan si raja kegelapan.
Alven Lucifer.
Mungkin tidak akan ada yang percaya kalau Alven Lucifer adalah seorang raja kegelapan.
Bagaimana tidak?
Ia memiliki paras di atas rata2 dengan garis wajah tegas dan hidung mancung yang indah. Belum lagi dengan rambut hitam pekatnya dan matanya yang semerah darah.
Sedangkan dalam bayangan seseorang,sang raja kegelapan pastilah memiliki wajah yang menakutkan.
"Mungkin anda dapat membuat rencana lain untuk mendapatkan Crystal Crown tanpa menghancurkan Crystal Shield?"
"Hahahaha apakah sekarang kau ingin membela Crystal Shield??" Jawab sang raja kegelapan dingin.
"Tidak tuan,saya hanya memberi saran pada anda." Tak kalah dingin laki-laki berambut biru tua kehitaman menjawab.
Alven memicingkan matanya.
"Apa yang membuatmu terlalu hormat kepada kakakmu sendiri?" Alven bertanya dengan gaya angkuhnya.
"Karena kakakku sendiri sangat gila hormat."
"Kau benar. Tetapi tentu saja kau pengecualian adik tersayang. Hahahaha"
Laki-laki berambut biru tua itu menatap Alven dengan pandangan tidak suka.
"Oh ayolah adik kecil kenapa kau tidak suka aku berbicara padamu seperti seorang saudara? Toh kita memang saudara kandung." Kata Alven dengan santainya.
"Kau seorang raja dan aku seorang pangeran,bukankah aku harus menghormatimu?" Jawab laki-laki berambut biru tua itu melupakan tata kramanya.
"Ya memang benar,aku hanya mengingatkan tentang hubungan darahmu dan aku sehingga kau seharusnya tidak peduli dengan Chaelyn lagi."
Laki-laki berambut biru tua itu menggertakan giginya dan mengepalkan tangannya.
"Kuakui Chaelyn memiliki paras yang sangat cantik. Kepintaran dan kekuatannya memang menarik hati setiap orang. Bahkan kalau dia berada di pihak yang sama dengan kita,aku akan menjadikannya sebagai ratuku. Tapi sayangnya dia sekarang membantu Crystal Shield." Kata Alven dengan senyuman miring.
"Jadi jangan peduli dengannya lagi. Levin."
Levin menatap tajam Alven yang membuatnya semakin murka karena mengancamnya dengan membawa nama Chaelyn.
Sama seperti dahulu.
Tapi yang paling Levin takutkan adalah
Kakaknya yang sebenarnya tertarik pada Chaelyn.
Ia tahu,kakaknya akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan Chaelyn.
"Chaelyn milikku."
~•°●°•~
Haii akhirnya aku update jugaa...
Maaf lamaaa... karna tugas tugas dari sekolah numpukk,belum lagi ulangan-ulangannya...
Thank you untuk readers yang setia membaca Hexa Vigrause.
Jangan lupa vote dan commentnya setelah selesai membaca...
Jangan jadi sider yaa :p
~Viela