Hari ini adalah jadwalku pergi bersama Latanya, tetapi ia belum juga membalas pesan ku. Dasar menyebalkan.
"kau tidak pergi kemana-mana?" tanya ibuku seraya duduk di kursi yang berada di sebelahku.
"entahlah, Latanya ingin bertemu denganku hari ini namun ia belum juga menghubungiku," jawabku tanpa membuka mata yang sedang tertutup.
"Gwen.." panggilnya
"ada apa mom?" tanyaku seraya menatap wajahnya.
"apakah hubungan mu dan Manu baik-baik saja?" pertanyaan nya membuat ku sangat terkejut, mengapa ia tiba-tiba saja bertanya mengenai hal itu?
"mengapa kau bertanya seperti itu?"
"semalam, kau mengigau dan mengatakan tidak mau melanjutkan hubungan mu dengan Manurios, aku dan juga Garfield mendengarnya dari luar kamar mu." jelas Mom dengan menatap kolam, "aku bertanya pada Garfield namun ia berkata ia tidak tahu apa-apa mengenai hubungan mu dengannya.. sebab itulah aku memutuskan untuk bertanya langsung padamu,"
"aku sedang tidak ingin membicarakannya," kembali menatap langin dan menutup kedua mata ku.
"Gwen.." panggil ibuku seraya mengusap rambutku.
"aku sedang tidak ingin di ganggu dengan hal yang bersangkutan dengan Manurios, aku benar-benar serius," ujarku.
"baiklah, ibu tidak akan bertanya tentang nya lagi.. tapi, siapakah laki-laki yang kau peluk itu Gwen?" lagi-lagi pertanyaan ibu membuatku terkejut.
"s-siapa maksud mom?"
"hmm, kalau tidak salah, namanya adalah Byun Baekhyun," jawabnya dengan tersenyum jahil.
"mom, he's just my closest friend," bangkit dari tidur lalu kemudian duduk bersila. "jangan berpikir macam-macam," tambahku.
"tapi kau nampak sangat bahagia saat berfoto dengannya.." goda mom lagi.
"mom.. stop it," memeluk mom dan kemudian tertawa bersamanya, "mom, rasanya sangat menyenangkan saat aku berada di Korea, bertemu dengan orang-orang baru, terutama Baekhyun,"
"apakah ia seseorang yang baik?" tanya mom.
"ya! tentu, ia sangat baik, hangat, perhatian dan juga tampan.. aku benar-benar menyukainya mom," jawabku dengan sangat bersemangat.
"ah i see, pantas saja kau sampai repot-repot mencetak foto mu dengannya dan memajang foto itu di kamar,"
"mom, jangan menggodaku.."
Tring.. Tring..
Ponselku berbunyi.
"hallo?"
"GWEN AKU AKAN MENJEMPUTMU SEKARANG BERSIAPLAH!" teriak Latanya dari ujung telfon, dan lalu kemudian ia mematikannya.
"keterlaluan.." ujarku.
"segeralah bersiap, ia akan sampai.." bahkan mom bisa mendengar ucapannya. Astaga, kenapa ia masih tetap saja sama.
Berganti pakaian dan memasukan segala sesuatu yang aku butuhkan ke dalam tas kecil yang akan aku bawa nanti. Rasanya aku harus membawa polaroid baru ku untuk berfoto bersama Tanya. Ah ya, oleh-oleh untuk tanya juga sepertinya aku belikan..
Setelah semuanya siap, tidak lama bunyi bel pintu masuk berbunyi. "ah pasti Latanya.."
Aku langsung membawa barang-barang yang sudah aku siapkan untuk turun ke bawah.
Namun..
"Ma-Manu?"
"uhm, Gwen.. ternyata Manu pulang lebih cepat dari Indonesia, dan ia ingin bertemu dengan-mu," ujar mom dengan ekspresi yang tidak bisa aku jelaskan.
Kenapa ia datang sekarang?
"hey, bagaimana kabarmu?" tanya Manu dengan memelukku. "aku benar-benar sangat merindukan mu Gwen.. aku sangat senang saat aku tiba di rumah, ternyata balkon kamar mu sudah terbuka," tambahnya dengan memelukku semakin erat.
"aku baik-baik saja, maaf tidak memberimu kabar apapun saat aku masih disana, dan saat aku sudah pulang," jawabku seraya melepaskan pelukan dari tubuhnya. "ah ya, oleh-oleh untukmu dan juga keluarga mu ada di ruang televisi, kau bisa langsung mengambilnya," kemudian aku berjalan melewatinya dan hendak keluar dari dalam rumah.
"hanya itu yang kau katakan Gwen?" ujarnya tanpa menoleh padaku. "aku menunggumu selama satu bulan, hanya ini yang ingin kau katakan padaku?" Manu berbalik dan ia menatapku. Tatapan itu, dan ekspresi wajahnya.. "apa kau benar-benar sudah melupakan ku? bahkan kau tidak memelukku saat aku sedang memelukmu?"
"stop it! kenapa kau jadi banyak bertanya sih?" teriakku.
"Gwen..." ia mencoba mendekat namun aku menghentikan langkah kakinya. "tidak usah mendekat," ujarku.
"apa yang terjadi padamu Gwen? aku tidak mengerti.. apa aku melakukan kesalahan? apa salahku? tolong beri tahu agar aku bisa memperbaikinya.." Manu kembali mendekat dan memegang kedua bahuku. "speak.."
"hentikan.." melepaskan kedua tangannya dan lalu kemudian mendorongnya menjauh, "aku harus segera pergi, Latanya sudah menungguku." kemudian aku melangkahkan kaki keluar dan meninggalkan Manu di dalam rumah ku.
"Gwen!" teriak Latanya dari dalam mobilnya. Aku langsung berlari agar segera masuk ke dalam mobilnya.
Selama di perjalanan Latanya hanya diam dan tidak berbicara apapun, begitu juga dengan ku. Kami hanya diam dan diam.. Sampai akhirnya Latanya berteriak tidak tahan.
"apa yang sedang terjadi?" tanya nya.
"tidak ada apa-apa," jawabku tanpa menoleh padanya.
"Gwen.. seriously, Manu come to your home and you go out with run, and come to my car with fucked face like that. dan kau berkata tidak ada apa-apa?!"
"Tanya, stop it.."
"SPEAK!"
Aku pun menceritakan apa saja yang aku rasakan beberapa hari ini pada Latanya. Pada awalnya ia sangat terkejut saat aku mengatakan kalau aku sudah tidak merasakan apapun pada Manu. Latanya memahami hal itu.. Bercerita dengannya di suatu cafe memanglah sangat membantu karena biasanya Latanya tidak akan fokus jika aku bercerita di tempat lain.
"lalu apa yang ingin kau lakukan?" tanya nya seraya menyesap segelas coffee late kesukaannya.
"aku tidak tahu, aku hanya ingin terus berjauhan dengannya dan tidak lagi berhubungan.." jawabku seraya menatap keluar jendela.
"putus saja kalau begitu," perkataan Latanya membuatku terbelalak, bagaimana mungkin ia mengatakan hal itu?
"ke-kenapa begitu?" tanyaku.
"untuk apa kau mempertahankan suatu hubungan tanpa adanya perasaan apapun? hal itu hanya akan menyiksamu, dan menyakiti dirinya. hubungan kalian tidak akan sehat jika seperti itu.. lebih baik putus saja," jelas Latanya. "berbeda jika kau hanya membutuhkan waktu, kau akan tetap kembali padanya dan akan merindukannya karena waktu yang kau pinta itu. tetapi, mendengar ceritamu, aku rasa kau sudah jatuh kepada orang lain, maka dari itu kau bosan terhadap hubungan lama mu dan tidak ingin bertemu dengan nya." tambahnya.
Aku merenungkan pertanyaan Latanya, dan semua ada benarnya. Namun, jika aku putus dengan Manu apakah hubungan keluarga kami akan baik-baik saja?
"bagaimana dengan hubungan keluarga ku dan juga dia jika kami putus? aku tidak bisa membayangkan jika keluarga kami jadi tidak memiliki hubungan yang baik.."
"idiot, kau memikirkan hal itu? Gwen, kau ini sudah menjadi mahasiswa yang sebentar lagi akan melakukan skripsi, dan pemikiran mu masih idiot? astaga!" Latanya memijat keningnya sebentar seraya bersender pada sofa cafe, "Gwen, hubungan ini adalah antara kau dan juga Manu, jika hubungan kalian berakhir, itu tandanya hanya hubungan kalian yang berakhir, dan bukan hubungan antara keluarga kalian. keluarga mu dan juga keluarganya tidak ada sangkut paut dalam hal ini.. mereka bisa saja memberikan pendapat, namun, mereka tidak dapat memerintah kalian untuk selalu bersama,"
Aku hanya diam seraya meminum cokelat panas pesanan ku, namun tiba-tiba ponselku bergetar tanda adanya pesan masuk..
Byun Baekhyun
Gwen, kau sedang apa?
apa kau tahu jika EXO akan konser di New York?
15:33 pm
Read
Membancanya dan tiba-tiba saja perasaan ku menghangat, apa tandanya aku bisa bertemu lagi dengannya?
Gwen
aku sedang minum kopi bersama sahabatku
benarkah? kapan konser itu akan di adakan?
15:34 pm
Read
Ia langsung membaca pesan ku.
Byun Baekhyun
bulan depan, apakah kau bisa datang?
15:34 pm
Read
Gwen
seriously? tentu saja! aku pasti akan datang
berikan aku tiketnya? :p
15:35 pm
Read
Byun Baekhyun
aku tidak bisa memberimu tiket
tetapi aku bisa memberikan mu id card Gwen ;)
15:35 pm
Read
Gwen
maksudmu dengan id card?
15:35 pm
Read
Byun Baekhyun
kau akan menjadi bagian dari kami
dan kau juga bebas untuk berkeliaran dimana-mana saat konser nanti
menyenangkan bukan?
15:37 pm
Read
Gwen
benarkah?! wah aku sangat senang!
15:38 pm
Read
Byun Baekhyun
Gwen, saat kami di NY nanti.. mau kah kau menjadi tourguide kami?
EXO sangat ingin jalan-jalan disana
15:40 pm
Read
Gwen
dengan senang hati tuan Baek :)
15:42 pm
Send
Me-lock ponselku dan menaruhnya di atas meja. Rasanya aku benar-benar senang saat mengetahui jika aku akan bertemu lagi dengan EXO, lebih tepatnya Baek.
"jadi ia yang kau sukai saat ini?" tanya Latanya menatapku serius.
"si-siapa maksudmu? tidak ada.." jawabku tanpa menatapnya.
"tidak usah mengelak. aku mengenalmu lebih dari siapapun.. aku tahu kau orang seperti apa. melihatmu membalas pesannya dengan ekspresi seperti itu, sama persis saat kau masih jatuh cinta kepada Manu,"
Tentu saja tidak mungkin.
"Latanya.."
"pikirkan baik-baik kemana hatimu jatuh saat ini.. jangan buang banyak waktu untuk menyakiti hati seseorang, dan menyakiti hatimu. karena hal itu tidak ada guna nya."
"bagaimana jika Manu sakit hati?! apa kau tidak memikirkannya?" tiba-tiba saja aku berteriak pada Latanya.
"aku balik. apa kau tidak memikirkan perasaannya saat tadi ia datang ke rumah mu namun kau pergi begitu saja? Gwen.. kau sudah terlanjur membuatnya sakit hati. lalu ingin sampai kapan?"
Aku tidak tahu.
Tolong hentikan!