Best Part

By mariaulfa17

1.3M 86.4K 5K

You're the one that I desire. Copyright©2016 #2 in relationship (13/09/16) #6 in relationship (19/06/18) #2... More

Prolog
Part 1 : Introduce
Part 2 : Chat
Part 3 : Canteen
Part 4 : The Same Thing
Part 5 : Cousin
Part 6 : Party
Part 7 : Liar
Part 8 : Mood Booster
Part 9 : Satnight
Part 10 : Accidentally
Part 11 : Little Things
Part 12 : Naufal's Girlfriend?
Part 13 : Another Girl
Part 14 : Break Up
Part 15 : Trying
Part 16 : Give Up
Part 17 : Voice Call
Part 18 : Jealous?
Part 19 : Dinner
Part 21 : Drunk
Part 22 : Over Again?
Part 23 : Tell Everything
Part 24 : Just A Friend
Part 25 : Fighting
Part 26 : Something Happen
Part 27 : Problem
Part 28 : With You
Part 29 : The Reason
Part 30 : The Other Side
Part 31 : Give Some Help
Part 32 : Take Care of Her
Part 33 : The Feeling
Part 34 : Back to School
Part 35 : Feel Worried
Part 36 : Realized
Part 37 : Somebody Else
Part 38 : Unexpected
Part 39 : Never Felt Like This
Part 40 : Regret
Part 41 : Changed
Part 42 : Let It Be
Part 43 : Should I?
Epilog

Part 20 : Hurt

24.3K 1.7K 24
By mariaulfa17

Setelah mengucapkan selamat pada sepasang kekasih yang baru saja resmi berpacaran hari ini, Naufal menghampiri teman-temannya dan duduk di sebelah Ryan. Lalu, ia mengambil pemantik yang tergelatak di meja untuk menyalakan rokoknya. Setelah itu, ia pun menghisap rokoknya lamat-lamat dan mengepulkan asapnya ke udara. Kali ini, Naufal benar-benar menghayati rokoknya karena ia ingin mengalihkan rasa sakit hati yang sedang dirasakannya.

"Lo dari mana aja, Fal? Kok telat datangnya?" tanya Vino yang membuka sebuah pembicaraan di antara mereka.

"Biasa lah, Vin. Malam mingguan," jawabnya berusaha sesantai mungkin walau kenyataannya tidak seperti itu.

"Lo kaya gak tau Naufal aja, Vin," timpal Dean.

"Emang lo lagi deket sama siapa, Fal?"

"Banyak, Vin. Semua cewe juga dideketin kalo sama Naufal," celetuk sahabat yang duduk di sebelahnya itu---Ryan.

"So tau lo!" Naufal menoyor kepala Ryan. "Gue cuma deket sama satu cewe kok, Vin. Gue kan setia."

Begitu mendengar ucapan Naufal barusan, Randy yang sedang meminum beernya, tiba-tiba saja tersedak. Lalu, ia berkata, "Setia ih, anjing!"

"Seorang Naufal setia? Mana ada anjir," ucap Farel.

"Kemasukan setan apa lo bisa bilang kaya gitu, Fal?" tanya Revy yang kini ikut menimpali pembicaraan teman-temannya.

"Setia ya, Fal? Setiap tikungan ada lo mah, goblok!" seru Aldo.

Vino tertawa terbahak-bahak, lalu ikut menimpali pembicaraan. "Gue setuju tuh sama singkatan dari Aldo. Stok cewe lo kan banyak, Fal."

"Tapi, yang gue sayang cuma satu, Vin."

"Oh, bagus dong. Terus kenapa gak lo tembak aja cewe yang lo sayang itu? Siapa tau dia bisa ngerubah lo biar gak jadi playboy lagi."

Naufal mengedikkan bahunya. "Cewe itu gak punya perasaan yang sama kaya gue."

Entah gadis yang dimaksud Naufal itu untuknya atau bukan, tetapi Adella merasa tersindir dengan perkataan yang baru saja keluar dari mulut Naufal mengingat laki-laki itu beberapa hari yang lalu baru saja menyatakan perasaannya.

Mata Vino sedikit terbelalak. "Serius lo, Fal? Kok bisa?"

Naufal pun merutuki dirinya sendiri karena ia tak seharusnya mengucapkan hal itu di depan Adella. Ia takut gadis itu justru tersinggung akan ucapannya. Maka, ia pun segera mengalihkan pembicaraan ini. "Udah lah gak usah dibahas, Vin."

"Sabar ya, bro. Gue yakin nanti pasti ada yang lebih baik dari cewe itu," ujar Vino.

Naufal mengulum senyumnya. "Thanks, Vin."

Vino mengangguk sebagai jawaban dari ucapan Naufal. Lalu, ia menoleh ke arah gadis yang kini telah menjadi pacarnya itu dan mengusap puncak kepalanya pelan. "Makan dulu, yuk? Kan tadi belum sempet makan."

Adella mengangguk singkat. "Tapi, Kak Arvin juga makan."

"Iya lah, sayang," sahut Vino sambil mencubit pipi gadis itu pelan.

"Jadi, pengen punya pacar deh. Biar bisa ada yang dipanggil sayang," celetuk Ryan.

"Cari makanya, jangan jomblo terus," cibir Aldo.

Ryan menautkan sebelah alisnya sebelum membalas ucapan Aldo. "Lo ngomong gitu kaya lo sendiri udah punya pacar aja, setan!"

"Lah? Suka-suka gue lah mau ngomong apa juga, ini mulut-mulut gue."

Di saat yang lain tengah asyik berbicang, berbeda dengan Naufal yang justru tidak memperhatikan pembicaraan teman-temannya karena perasaan cemburu yang terlalu mendominasi dalam dirinya.

Baru saja Vino melakukan hal kecil seperti itu pada Adella di depan matanya, Naufal sudah muak dan tak sanggup untuk melihatnya. Belum lagi, Adella memberikan panggilan yang berbeda untuk Vino, seperti yang dilakukannya pada gadis itu.

Tak mau lebih lama menyaksikan keromantisan sepasang kekasih yang berada di hadapannya ini, maka ia memutuskan untuk segera pergi dari sini. Karena ia sudah tak kuat lagi untuk bertindak seolah semuanya itu baik-baik saja walau kenyataannya tidak.

Yang ia butuhkan saat ini, hanya satu, alkohol. Hanya dengan alkohol lah semua penat di pikirannya akan terlupakan untuk sesaat.

"Gue cabut duluan ya, Vin," ucap Naufal membuat semua orang menoleh ke arahnya.

"Loh buru-buru banget, Fal. Lo baru juga dateng," sahut Vino

"Gak apa-apa, gue duluan ya."

Rio menghentikan aktivitasnya dulu---yang sedang merokok untuk bertanya pada Naufal. "Emang lo mau kemana, Fal?"

Naufal memilih untuk menghiraukan ucapan Rio seperti angin lalu dan terus berjalan ke arah pintu keluar. Karena untuk saat ini, ia hanya membutuhkan waktu untuk sendiri tanpa diganggu oleh siapapun termasuk teman-temannya.

Melihat Naufal yang benar-benar pergi dari sini membuat Farel sedikit khawatir dengan apa yang akan dilakukan oleh laki-laki itu. Karena Naufal merupakan tipikal orang yang nekat dalam melakukan suatu hal, ia hanya takut terjadi sesuatu dengannya. Maka, ia memutuskan untuk mencari keberadaan teman yang sudah seperti adiknya itu.

"Kayaknya gue juga harus cabut deh, Vin. Gue mau nyusul Naufal. Pikiran dia lagi kacau, gue takut dia kenapa-napa," ujar Farel dan diblas sebuah anggukan oleh Vino. Vino sudah tak heran lagi dengan sikap Farel yang sangat melindungi Naufal. Karena Farel pernah mengatakan padanya jika Naufal itu sudah seperti adiknya sendiri.

"Gue juga ikut, Rel. Walaupun Naufal brengsek, tapi dia udah kaya saudara gue sendiri. Jadi, gue gak mau kalo dia kenapa-napa." Ryan menoleh pada teman-temannya yang lain. "Lo pada gimana mau ikut atau diem di sini?"

"Ikut lah," jawab Dean sambil beranjak dari tempat duduknya. Yang lainnya pun memberikan jawaban yang sama seperti Dean.

Melihat semua teman-temannya yang ingin ikut dengannya untuk mencari Naufal, maka Farel pun meminta izin terlebih dahulu pada Vino. "Tugas kita udah selesai kan, Vin? Gak apa-apa kan kalo kita semua pergi?"

"Iya, Rel. Gak apa-apa kok." Vino menolehkan kepalanya pada anggota komunitas FNE yang lain. "Thanks ya, kalian semua udah bantuin gue."

"Santai aja lah, Vin. Kaya ke siapa aja, yaudah kita pergi dulu ya," ucap Rio yang kali ini angkat bicara dan mewakili teman-temannya.

Begitu semua orang---semua anggota komunitas FNE telah meninggalkan tempat ini, tinggal lah Adella dan Vino yang sedang menyantap menu makan malamnya. Ketika Adella sedang memotong tenderloin steaknya, tiba-tiba saja Vino menggenggam kedua lengan Adella membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya.

"Makasih ya, Del," kata Vino dengan senyum manis yang terus terukir di wajah tampannya.

"Makasih buat?"

"Udah nerima Vino. Masih gak nyangka kalo sekarang kamu itu udah jadi pacar Vino."

Adella tertawa pelan sebelum mulai berbicara. "Harusnya aku yang bilang kaya gitu, Kak."

"Kenapa?" tanya Vino bingung.

"Kak Arvin kan terkenal di sekolah, sementara aku bukan siapa-siapa."

Vino mencolek hidung gadis itu. "Kalo kamu bukan siapa-siapa, gak mungkin Vino bisa tau kamu, sayang."

Ada perasaan senang yang susah untuk dijelaskan saat Vino memanggilnya dengan sebutan sayang. Hal itu membuat pipi Adella memanas dan berubah menjadi merah merona.

"Cie blushing dipanggil sayang," goda Vino.

Adella mendelik sebal pada laki-laki yang berstatus sebagai pacarnya itu. "Nggak kok, males banget deh!"

"Males banget, tapi sampe blushing gitu ya," goda Vino lagi.

"Udah ah jangan bahas itu, malu tau," ucap Adella. "By the way, makasih ya, Kak. Makasih udah bikin aku jadi cewe yang spesial sekaligus paling beruntung di hari ini."

"Gak usah malu kan sama pacar sendiri," sahut Vino. "Iya sayang, samasama. Selfie yuk, nanti Vino masukkin instagram."

Gadis itu menganggukkan kepalanya. "Biar apa di masukkin instagram?"

"Biar semua orang tau kalo kamu itu pacar Vino, jadi gak akan ada cowo yang berani ganggu kamu," jawab Vino sembari mencolek hidung pacarnya itu.

Hanya karena ucapan seperti itu dari Vino, namun mampu membuat Adella terbang setinggi-tingginya dan tak mau menghilangkan senyuman yang sedari tadi telah menghiasi wajahnya.

"Bisa aja nih, Kak Arvin," ujar Adella yang diiringi dengan tawanya.

Lalu, Vino mengeluarkan kamera yang sudah dibawanya dan mulai berfoto ria dengan kekasih barunya. Di sela-sela foto, keduanya juga saling melemparkan candaan satu sama lain membuat suasana di sini semakin hidup ditambah pemandangan indah dari kota Bandung yang menjadi saksi bisu.

**

Laki-laki itu memberikan identitas palsunya---mengingat umurnya belum menginjak secara genap 17 tahun pada 2 satpam yang sedang berjaga di pintu masuk. Biasanya, ia tak pernah diminta untuk menunjukkan identitasnya jika datang ke club biasa---yang sering dikunjungi dan telah menjadi langganan bagi komunitas FNE.

Malam ini, Naufal memang memilih club yang berbeda dari biasanya. Hal itu karena ia tak mau ada yang mengetahui keberadaannya. Ia berharap pilihannya ini tepat dan dapat meminimalisir kemungkinan agar tidak ada salah satu pun temannya yang menemukan laki-laki itu di sini.

Saat Naufal telah diperbolehkan untuk masuk ke dalam club, ia segera menghampiri meja bartender untuk memesan sebotol minuman keras.

"Ada yang bisa dibantu, Mas?" tanya seorang bartender berjenis kelamin laki-laki yang kira-kira usianya pun tak jauh beda dengannya.

"Kasih gue Vodka," sahutnya.

Tak membutuhkan waktu lama, bartender tersebut menyodorkan sebotol minuman keras yang tadi dipesan oleh Naufal. Lalu, ia pun segera meneguk minuman tersebut tanpa dituangkan dulu ke gelas.

"Baru pertama kali ke sini ya, Mas?" tanya seorang bartender yang tadi memberikannya minuman.

"Panggil gue Naufal," jawab laki-laki itu. "Iya, karena gue biasanya bukan ke sini. Ini juga cuma kebetulan doang."

"Oh gitu, pantes saya baru liat."

"Santai aja lah kalo ngomong sama gue, gak usah kaku gitu. Umur kita juga kayaknya gak beda jauh," ucap Naufal sambil terkekeh.

Seorang bartender tadi menganggukkan kepalanya. "Lagi ada masalah ya, Fal?"

"Iya, biasa lah cewe. Oh iya, kalo nama lo siapa?"

"Nama gue Beni. Lo bisa cerita sama gue, itu juga kalo lo mau sih."

Laki-laki itu memang butuh seseorang agar bisa meluapkan seluruh emosinya, tapi apakah mungkin seorang bartender yang baru saja dikenalnya dapat dijadikan teman untuknya bercerita? Bahkan, bartender yang katanya bernama Beni ini dapat dengan mudahnya bertingkah seolah-olah teman yang telah mengenal dirinya sejak lama.

Setelah dipikir-pikir lagi, tak ada salahnya juga jika ia bercerita pada Beni. Mungkin saja bartender itu pendengar yang baik. Lagipula, Beni pun tak akan mengenal dengan orang-orang yang nanti berada di dalam ceritanya.

"Jadi, gue itu--"

Belum sempat Naufal mengeluarkan suaranya, suara seorang gadis sudah lebih dulu memotong pembicaraannya membuat ia harus menunda untuk menceritakan masalahnya pada Beni.

"Naufal?" tanya gadis itu sembari berhambur ke dalam pelukan Naufal. Sementara Naufal yang tidak tahu dengan gadis ini, hanya diam saja tanpa membalas pelukannya. Tak lama, gadis yang sedang memeluk Naufal itu berkata lagi, "Gue kangen, Fal. Kangen banget sama lo."

----

A/N:

Tadi siang aku liat cerita ini ada diurutan ke 88, terus barusan aku iseng liat lagi udah di peringkat ke 69. Seneng banget yaampun, thanks a lot, guys❤ -maria

Continue Reading

You'll Also Like

312K 66K 48
#VERNANDOSERIES (last) 🎻 A Spin-Off from Firefly ✨ Biola bagi Rian, adalah cintanya. Ia nyaris tidak pernah mencintai apa pun melebihi lantunan dari...
57.6K 8K 23
Zeke Ercrest. Seorang anak manja yang berkelimpahan kasih sayang, harta, dan juga popularitas. Anak manja yang selalu mendapatkan apa yang ia inginka...
377K 9.5K 10
Cover by : @dreamilea .: ++ :. Muda, tampan, kaya, perfeksionis, namun dingin. Itulah gambaran yang paling tepat untuk Dylan Pradipta Lafewa. Namun...
2.5M 341K 76
#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengat...