Best Part

By mariaulfa17

1.3M 86.4K 5K

You're the one that I desire. Copyright©2016 #2 in relationship (13/09/16) #6 in relationship (19/06/18) #2... More

Prolog
Part 1 : Introduce
Part 2 : Chat
Part 3 : Canteen
Part 4 : The Same Thing
Part 5 : Cousin
Part 6 : Party
Part 7 : Liar
Part 8 : Mood Booster
Part 9 : Satnight
Part 10 : Accidentally
Part 11 : Little Things
Part 12 : Naufal's Girlfriend?
Part 13 : Another Girl
Part 14 : Break Up
Part 15 : Trying
Part 16 : Give Up
Part 17 : Voice Call
Part 18 : Jealous?
Part 20 : Hurt
Part 21 : Drunk
Part 22 : Over Again?
Part 23 : Tell Everything
Part 24 : Just A Friend
Part 25 : Fighting
Part 26 : Something Happen
Part 27 : Problem
Part 28 : With You
Part 29 : The Reason
Part 30 : The Other Side
Part 31 : Give Some Help
Part 32 : Take Care of Her
Part 33 : The Feeling
Part 34 : Back to School
Part 35 : Feel Worried
Part 36 : Realized
Part 37 : Somebody Else
Part 38 : Unexpected
Part 39 : Never Felt Like This
Part 40 : Regret
Part 41 : Changed
Part 42 : Let It Be
Part 43 : Should I?
Epilog

Part 19 : Dinner

25.9K 1.8K 93
By mariaulfa17

Vino sedang terdiam di kamarnya memikirkan rencana yang akan dilakukannya malam ini. Semua memang sudah berjalan sesuai dengan rencana, hanya satu yang kurang. Ia membutuhkan Farel dan anggota komunitas FNE lainnya untuk meramaikan suasana. Maka, ia pun mengambil ponsel hitam yang berada tak jauh dari dirinya dan mulai mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.

Arvino Gardana : Rel, mau bantuin gue, gak?

Arvino Gardana : P

Arvino Gardana : P

Farel Mahardika : Sabar elah, gue baru bangun. Kalo gue bisa, pasti gue bantu lah. Emang apaan, Vin?

Arvino Gardana : Bentar, gue ceritain di telepon deh biar jelas.

Laki-laki itu pun membuka kontak di ponselnya dan mencari nama Farel di sana. Setelah kontak---nama dan nomor telepon milik temannya itu muncul di layar, ia langsung saja melakukan panggilan pada Farel dan menjelaskan semuanya di telepon secara rinci. Karena waktu yang dimilikinya tak banyak, jadi ia hanya memberitahukannya pada Farel saja. Biar nanti, Farel lah yang memberitahukan lagi pada yang lainnya.

**

Gadis itu sedang menghabiskan hari liburnya dengan menonton salah satu film favoritnya yaitu, Harry Potter. Ketika film akan memasuki klimaks, ponsel milik gadis itu berbunyi. Tangannya bergerak untuk mengambil ponsel dan menggeser layanya ke arah kanan. Tak lama, suara berat milik Vino mulai terdengar di seberang sana.

"Sore, cantik," sapa Vino.

"Sore juga, Kak Arvin," jawab Adella. "Kenapa, Kak?"

"Malem ini kamu ada acara, gak?"

"Nggak kok, Kak," jawab Adella.

Vino menghembuskan napasnya dulu sebelum mulai berbicara. "Kalo Vino ngajak dinner, mau gak?"

"Dinner dimana, Kak? Boleh aja sih."

Vino mengulum senyumnya begitu mendengar ucapan Adella yang menerima ajakannya. "Rahasia dong biar kejutan, okay deh nanti jam 7 Vino jemput. Gak perlu dandan yang berlebihan, Vino lebih suka kamu yang tampil natural. Oh iya, kalo bisa dressnya jangan yang terlalu terbuka ya, Del."

Gadis itu sempat mengerutkan dahinya sebelum memebalas ucapan Vino. "Dress? Jadi, aku harus pake dress, Kak?"

"Bisa dibilang gitu, emangnya kenapa, Del? Ada masalah atau gimana?"

"Oh nggak bukan gitu, Kak," sergah gadis itu cepat. "Aku pikir kakak cuma mau ngajak makan martabak greentea. Makanya, aku bingung kalo perginya cuma ke tempat martabak, ngapain harus pake dress."

"Oh iya ya, waktu itu Vino ngajaknya makan martabak bukan dinner." Vino tertawa dari seberang sana. "Gak apa-apa kan kalo makan martabaknya diundur jadi minggu depan?"

"Ya, gak apa-apa kali, Kak. Kalo aku sih gimana kakak aja mau kemana juga, kan kakak yang ngajak," sahut Adella. "Yaudah aku siap-siap dulu, ya."

"Iya deh, dah cantik."

"Dah, Kak Arvin," jawab Adella sebelum sambungan telepon dimatikan lebih dulu oleh Vino.

Begitu sambungan telepon terputus, Adella segera mematikan film yang tadi sedang diputar di Macbook Pronya. Setelah itu, ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sudah cukup menghabiskan waktunya sekitar 15 menit di kamar mandi, kini gadis itu sedang sibuk mencari dress yang sederhana namun tetap terkesan formal.

Kali ini, Adella memang ingin mengenakan sesuatu yang berwarna nudes mulai dari dress, flat shoes, hingga clutchnya. Mengingat waktu yang telah menunjukkan pukul 6, ia pun segera memoles wajahnya dengan make up yang natural. Lalu, ia merias rambutnya yang dibuat sedikit curly di bagian bawah.

Tak lama dari itu, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang membuat ia harus bangkit dari tempat duduknya untuk membukakan pintu. Saat pintu kamarnya terbuka, Bi Tini--pembantu rumah tangga yang telah bekerja untuk keluarganya selama 3 tahun berada di hadapannya.

"Kenapa, Bi?" tanya Adella langsung.

"Itu Non, ada temennya nunggu di bawah," jawab Bi Tini.

"Bilangin ke dia suruh tunggu sebentar ya, Bi."

"Oh iya, Non," ucap Bi Tini. Lalu, ia segera melangkahkan kakinya menuju ruang tamu dan menyampaikan kepada teman Adella sesuai yang diperintahkan oleh anak majikannya tadi.

Adella buru-buru memakai flat shoesnya dan mengambil clutch yang akan dikenakannya malam ini. Setelah melirik sekali lagi dirinya di cermin, gadis itu segera beranjak dari kamarnya menuju ruang tamu untuk menghampiri Vino yang sudah menjemputnya.

Saat gadis itu memasuki ruang tamu, Vino menatapnya dari ujung kaki hingga kepala tanpa berkedip sedikitpun. Adella yang merasa tak nyaman diperhatikan hingga seperti itu oleh seorang laki-laki, langsung saja berdeham sambil mengeluarkan suaranya.

"Aku aneh ya, Kak?"

Mendengar suara Adella, laki-laki itu pun segera tersadar dari lamunannya. "Aneh dari mana coba? Kamu cantik banget, Del."

"Gombal nih," cibir gadis itu.

"Serius, Del. Kamu cantik pake dress itu," kata Vino. "Dressnya juga gak terlalu terbuka, jadi badan kamu gak segampang itu diliat orang."

Senyum manis pun terukir di wajah gadis itu begitu mendengar pujian dari Vino. "Iya deh, makasih ya, Kak."

"Samasama, cantik." Vino menatap gadis dihadapannya. "Pergi sekarang?" tanyanya yang dibalas dengan sebuah anggukan dari Adella.

Selama di perjalanan, Adella terus saja bertanya mengenai tujuan keduanya pergi kali ini. Namun, Vino pun terus memberikan jawaban yang sama bahwa dirinya tidak akan memberitahukan tempatnya dan menyuruh gadis itu untuk bersabar agar bisa mengetahui dengan sendirinya.

Tak membutuhkan waktu lama untuk bisa sampai di tempat yang dimaksud oleh Vino. Adella sempat mengerutkan dahinya saat mengetahui bahwa laki-laki itu ternyata membawanya ke The Trans Luxury Hotel---sebuah hotel bintang lima yang terletak di Jalan Gatot Subroto.

Setelah Vino memarkirkan mobilnya di basement, ia segera turun dari mobilnya dan membukakan pintu untuk gadis yang duduk di jok penumpang. Lalu, ia menggenggam lengan gadis itu dan menuntunnya hingga ke rooftop hotel ini yang berada di lantai 18.

Begitu sampai di rooftop, Vino mengajak gadis itu untuk duduk di tempat yang telah dihiasi dengan lilin-lilin cantik. Adella sangat tercengang dengan apa yang baru saja dilihatnya. Selain pemandangan kota Bandung yang sangat indah jika dilihat dari atas sini, lilin cantik beserta taburan bunga yang mengelilingi tempat duduknya pun menjadi nilai tambah.

Adella menoleh pada laki-laki itu. "Maksud Kak Arvin itu dinnernya di sini?"

"Iya, kenapa emang? Kamu gak suka? Kalo kamu gak suka kita bisa pindah ke tempat lain."

"Nggak bukan gitu, aku suka sama tempat ini, suka banget malah. Tapi, aku gak enak sama Kak Arvin."

Laki-laki itu mengernyitkan dahinya. "Gak enak kenapa?"

Adella menundukkan kepalanya, tak berani menatap laki-laki yang kini tengah duduk di hadapannya. "Kak Arvin pasti ngeluarin banyak uang buat bisa dinner di sini."

Vino tertawa pelan setelah mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh gadis itu, lalu ia menangkup wajah Adella. "Kan udah Vino bilang kalo kamu itu spesial, Del. Jadi, wajar kalo Vino juga kasih dinnernya yang spesial. Dan masalah uang kamu gak usah khawatir, Vino nabung kok buat bisa ngajak dinner kamu di sini."

"Makasih, Kak. Makasih banget, belum pernah ada cowo yang memperlakukan aku sespesial ini," ucap Adella dengan senyum manis yang terukir di wajahnya. "Tapi, kenapa? Kenapa kakak lakuin ini semua buat aku?"

Belum sempat Adella mendengar jawaban dari Vino, tiba-tiba lampu padam membuat ia sedikit bingung dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Beberapa menit kemudian, lampu kembali menyala dan Vino sudah tidak lagi duduk di hadapannya. Ia sempat bertanya-tanya kemana Vino pergi hingga sebuah lampu menyorot ke arah laki-laki yang sedang duduk di atas panggung kecil---panggung yang sengaja dibuat oleh Vino dengan gitar di pangkuannya.

Sebelum mulai menyanyikan lagu yang akan dibawakannya malam ini, ia berbicara dulu pada Adella. "Sorry, kalo suara Vino gak bisa sebagus penyanyi aslinya. Lagu ini buat kamu, Del."

Vino mulai memetik gitarnya sambil menyanyikan lagu The Way You Look at Me milik Christian Bautista. Ia memilih lagu ini karena liriknya sangat tepat seperti yang dirasakan oleh hatinya pada gadis itu.

No one ever saw me like you do
All the things that I could add up too
I never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything
Without a single word

'Cause there's somethin' in the way you look at me
It's as if my heart knows
You're the missing piece
You make me believe
That there's nothing in this world I can't be
I never know what you see
But there's somethin' in the way you look at me

Begitu Vino telah selesai menyanyikan lagunya, ia turun dari panggung kecil tersebut dan menghampiri gadis yang masih setia duduk di kursinya itu. Setelah ia duduk di hadapan Adella, ia menggenggam kedua tangan milik gadis itu.

Vino mengambil napas dalam-dalam melalui hidung, kemudian mengeluarkannya dari mulut secara perlahan. "Vino tau ini terlalu cepet, tapi Vino juga gak mau keduluan sama yang lain. Kamu cantik, pasti banyak yang suka sama kamu. Dari situ, Vino mikir buat cepet-cepet nembak kamu karena Vino gak mau kehilangan kamu. Kedengerannya lebay, tapi emang itu yang Vino rasain. Vino sayang sama kamu, Del, sayang banget. Kamu mau gak jadi pacar Vino?"

Adella sempat terdiam sesaat, tak menyangka jika seorang Arvino Gardana benar-benar menyatakan perasaan kepadanya. Ia pikir Vino hanya ingin membuatnya jatuh cinta, lalu Vino akan meninggalkannya begitu saja. Bukannya gadis itu terlalu cepat dalam menilai seseorang, namun begitulah tipikal laki-laki zaman sekarang.

Belum sempat gadis itu menjawab, tiba-tiba di panggung kecil---tempat Vino bernyanyi tadi muncul sebuah lampu-lampu kecil yang menyala dengan membentuk tulisan 'Will you be mine?'. Tentu saja, itu membuatnya lagi-lagi tak menyangka dengan semua kejutan yang sudah diberikan oleh Vino malam ini.

Tak perlu berpikir panjang untuk Adella menemukan jawabannya mengingat gadis itu telah menaruh perasaan pada Vino sejak awal laki-laki itu mendekatinya. Karena tak mau membuat Vino menunggu terlalu lama, maka ia pun segera menjawab, "Iya, aku mau, Kak."

Setelah Adella menyelesaikan kalimatnya, laki-laki itu sangat senang sekali karena tak pernah terlintas sedikitpun di pikirannya jika Adella akan menerima pernyataan cintanya. Karena terlalu senang, ia pun langsung berhambur ke dalam pelukan Adella. "Makasih, Del. Makasih udah mau nerima Vino."

Adella pun membalas pelukan seorang kakak kelas yang kini berstatus sebagai pacarnya itu. Namun, pelukan tak berlangsung lama saat teman-teman Vino keluar dari tempat persembunyiannya seraya bersorak kegirangan.

"Selamat, bro. Perjuangan lo gak sia-sia," ucap Farel sambil menepuk pundak Vino pelan.

Rio ikut menghampiri Vino. "Selamat, bro!"

"Gue lega karena lo udah taken lagi, gue kira lo homo. Kalo iya lo homo, gue kan takut lo jadi suka sama gue. Karena kegantengan seorang Ryan yang tak bisa dipungkiri lagi hingga lawan jenis mungkin saja menyukainya," celetuk Ryan yang dibalas dengan tawa dari semuanya.

"Bacot lo, anjing!" seru Revy sembari menoyor kepala sahabatnya itu. "Selamat ya, bro!"

Tak lama dari itu, seseorang muncul dari arah pintu masuk dengan tergesa-gesa. "Sorry, gue telat," ucap Naufal begitu melihat acara yang sepertinya sudah selesai.

Ada satu hal yang membuat laki-laki itu tak mengerti yaitu saat matanya menangkap sosok Adella di sini. Sudah pasti ini bukan sekedar acara kumpul komunitas FNE, terlebih dengan taburan bunga dan lilin yang banyak bertebaran. Jangan lupakan fakta bahwa Vino tengah merangkul pundak Adella dengan mesra.

"Sebenernya, ini acara apa, sih? Lo gak bilang Rel kalo acaranya bakal romantis gini," ujar Naufal berusaha menyuarakan pertanyaan yang berada di pikirannya.

"Gue lupa bilang kalo ini bukan acara FNE, Fal. Lagian, tadi juga lo bilangnya kan gak akan ikut." Farel menghembuskan napasnya sebelum melanjutkan ucapannya karena takut menyakiti hati Naufal. "Jadi, ini acara Vino buat nembak Adel."

Mata Naufal sedikit terbelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja didengar oleh telinganya barusan. Hatinya benar-benar sakit, sebelumnya tak pernah ada yang berani menyakiti hati Naufal hingga seperti ini. Hanya gadis yang sedang dirangkul oleh Vino lah yang mengajarkan bagaimana rasanya sakit hati.

Namun, ia tak mau menurunkan harga dirinya dengan terlihat lemah di hadapan teman-temannya. Maka, ia pun bermaksud untuk mengucapkan selamat pada sepasang kekasih yang baru saja resmi berpacaran hari ini.

"Selamat, bro. Gue ikut seneng," ucap Naufal pada Vino. Lalu, ia menoleh pada gadis yang berada di samping Vino. "Selamat ya. Vino cowo baik-baik, jadi dia gak mungkin nyakitin lo."

----

A/N :
Di mulmed ada gambar tempat dinnernya, anggap aja kaya gitu ya. Itu gak sama banget kaya yg aku deskripsiin di cerita sih, ya kurang lebihnya kalian bayangin aja sendiri. Aku kasih gambarannya kira-kira gitu hehe ada lagunya juga loh dimulmed, siapa tau mau diplay, ngga jg gapapa wkwk -maria

Continue Reading

You'll Also Like

148K 22.3K 42
Siapa yang tak mengenal Shanindya Violetta? Gadis berparas menawan dengan kepala berhias rambut ungu terangnya itu, tentu sangat mudah untuk dikenali...
3.8M 226K 59
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
299K 32.8K 58
"Perasaan memang kadang kayak tulisan. Sulit dibaca kalo jaraknya terlalu deket." *** Malam itu untuk pertama kalinya Saga mendengar Jeje mengeluh te...
75.4K 11.4K 56
Cover by : @ssinze Park Shin Hye adalah sosok wanita yang cantik, menarik, memiliki tubuh memukau dan yang paling penting kaya raya. Statusnya seba...