Best Part

By mariaulfa17

1.3M 86.4K 5K

You're the one that I desire. Copyright©2016 #2 in relationship (13/09/16) #6 in relationship (19/06/18) #2... More

Prolog
Part 1 : Introduce
Part 2 : Chat
Part 3 : Canteen
Part 4 : The Same Thing
Part 5 : Cousin
Part 6 : Party
Part 7 : Liar
Part 8 : Mood Booster
Part 9 : Satnight
Part 10 : Accidentally
Part 11 : Little Things
Part 12 : Naufal's Girlfriend?
Part 14 : Break Up
Part 15 : Trying
Part 16 : Give Up
Part 17 : Voice Call
Part 18 : Jealous?
Part 19 : Dinner
Part 20 : Hurt
Part 21 : Drunk
Part 22 : Over Again?
Part 23 : Tell Everything
Part 24 : Just A Friend
Part 25 : Fighting
Part 26 : Something Happen
Part 27 : Problem
Part 28 : With You
Part 29 : The Reason
Part 30 : The Other Side
Part 31 : Give Some Help
Part 32 : Take Care of Her
Part 33 : The Feeling
Part 34 : Back to School
Part 35 : Feel Worried
Part 36 : Realized
Part 37 : Somebody Else
Part 38 : Unexpected
Part 39 : Never Felt Like This
Part 40 : Regret
Part 41 : Changed
Part 42 : Let It Be
Part 43 : Should I?
Epilog

Part 13 : Another Girl

28.9K 1.7K 205
By mariaulfa17

Naufal menatap layar ponselnya lekat-lekat seakan ingin memastikan bahwa notifikasi yang baru saja muncul itu benar adanya. Lalu, ia membuka profile picture Aninda untuk memastikan bahwa gadis itu memang Aninda Fradelina yang dulu sempat dekat dengan sahabatnya--Farel.

Hanya dekat karena gadis itu tidak merespon Farel sama sekali membuat sahabatnya mundur secara perlahan dan mencari gadis lain yang lebih menghargai usahanya. Setelah ia melihat profile picture milik Aninda, ternyata itu memang foto Aninda Fradelina yang dikenalnya.

Ryan mendekatkan tubuhnya pada Naufal bermaksud ingin mengetahui apa yang sedang dilihat oleh sahabatnya itu. "Aninda cantik ya, Fal?"

Begitu mendengar suara khas milik Ryan, Naufal langsung menolehkan kepalanya ke samping--di mana sahabatnya berada. "Ya iya lah, dia kan cewe."

Mendengar nama Aninda disebut, Dean pun ikut mengeluarkan suaranya. "Lo serius mau deketin Aninda, Fal?"

Yang ditanya justru mengedikkan bahunya. "Belum tau."

"Belum tau, tapi liatin foto Anindanya serius banget," celetuk Ryan.

"Gue cuma pengen mastiin aja kalau Aninda yang udah ngeadd gue tuh bener Aninda anak 11 IPS 2," jawab Naufal.

"Jadi, dia yang add lo duluan?" Kini giliran Revy yang mengeluarkan suaranya.

Naufal menganggukkan kepalanya. "Tapi gue yakin, kalau dia pasti dibajak sama temennya. Biasalah tipikal cewe."

Revy terkekeh pelan. "Iya sih, lo kalau ngomong suka bener."

"Kita gak akan balik lagi ke sekolah?" Dean melirik ke arah jam tangannya yang berada di sebelah kiri. "Udah jam 12 nih."

Mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Dean barusan membuat Naufal langsung beranjak dari tempat duduknya. "Balik lagi lah."

Ryan menautkan alisnya. "Kemasukan setan apa, Fal? Biasanya lo yang paling gak mau kalo balik lagi ke sekolah."

"Dia pasti mau ketemu Aninda lah, lo kaya gak tau dia aja," timpal Revy disertai tawanya.

Dean pun ikut tertawa akan ucapan yang dilontarkan oleh Revy. Setelah tawanya mulai reda, ia bertanya pada Naufal, "Callista gimana, Fal?"

"Emang kenapa? Dia kan bukan siapa-siapa gue," jawab Naufal dingin membuat ketiganya langsung terdiam seakan bungkam.

**

Begitu Naufal dan ketiga temannya telah kembali ke sekolah, mereka langsung saja masuk ke dalam kelasnya yang terletak di lantai 2. Baru saja Naufal menempati tempat duduknya, Pak Eko selaku guru pengajar dalam mata pelajaran Sosiologi sudah datang. Lalu, Pak Eko membuka buku tebal yang dibawanya. Hal itu menandakan bahwa dirinya akan mulai menjelaskan materi yang akan dipelajari hari ini.

Berhubung Naufal sedang malas untuk mendengarkan materi yang dijelasan oleh Pak Eko, ia pun memutuskan untuk memainkan ponselnya. Baru saja Naufal membuka passcode di ponselnya, muncul notifikasi dari aplikasi Line. Mata Naufal terbelalak secara sempurna begitu melihat siapa yang baru saja mengirimkannya sebuah pesan. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan bagus seperti ini, maka Naufal pun langsung membalas pesan tersebut.

Aninda Fradelina : Sorry, Fal. Yang ngeadd lo itu temen-temen gue. Biasalah handphone gue dibajak.

Naufal Baskara : Justru gue harusnya berterima kasih sama temen-temen lo.

Aninda Fradelina : Loh? Kenapa?

Naufal Baskara : Gue jadi punya kontak lo lagi.

Aninda Fradelina : Gue gak mau ya disangka pho sama pacar lo.

Naufal Baskara : Gue udah putus kali dan dia yang mutusin gue. Jadi, lo tenang aja.

Aninda Fradelina : Serius? Kok bisa?

Naufal Baskara : Udah nemu yang lebih baik, mungkin? Bodo amat lah, gue juga udah gak peduli.

Aninda Fradelina : Itu sih alasan klasik haha.

Naufal Baskara : Nah itu lo tau. Pulang sekolah ada acara, gak?

Aninda Fradelina : Nggak, kenapa?

Naufal Baskara : Jalan, yuk?

Aninda Fradelina : Gimana yaaa?

Naufal Baskara : Gue anggap itu iya loh, Nin.

Aninda Fradelina : Tapi gue gak bilang iya.

Naufal Baskara : Pokoknya nanti gue jemput ke kelas lo. Udah sana belajar yang bener, biar gue makin sayang.

Aninda Fradelina : Apaan sih, Fal.

Apaan sih, Fal. Bilang aja lo salah tingkah, dasar cewe. Batin Naufal setelah membaca pesan terakhir yang dikirim oleh Aninda.

Ryan menyenggol lengan teman sebangkunya yang sedari tadi sibuk memainkan ponsel dengan senyum yang terukir di wajah laki-laki itu. "Lagi ngapain sih, Fal?"

"Gue ngajak Aninda jalan."

"Pulang sekolah? Emang lo gak akan jemput Viola?"

Naufal menganggukkan kepalanya, lalu berkata, "Itu sih gampang."

Ryan hanya bisa menghembuskan napasnya melihat tingkah laku laki-laki yang sudah menjadi temannya sejak di Taman Kanak-Kanak. Memang keduanya sudah saling mengenal sejak kecil dan selalu berada di sekolah yang sama hingga saat ini. Maka sudah tak heran, jika keduanya sangat dekat mengingat pertemanan yang terjalin sudah cukup lama.

Naufal memilih untuk menghiraukan pesan terakhir dari Aninda karena ia ingin gadis itu fokus dalam belajarnya bukan malah memainkan ponsel hanya untuk berbalas pesan dengannya. Sambil menunggu pelajaran sosiologi berakhir, Naufal memutuskan untuk tidur sejenak mengingat bel pulang sekolah yang masih satu jam ke depan.

Bel pulang sekolah mulai berdering yang menandakan bahwa pelajaran sosiologi telah berakhir dan seluruh siswa diperbolehkan untuk pulang. Mendengar suara bel yang begitu nyaring di telinganya membuat ia terbangun dari tidur.

"Udah bel ya, Yan?" tanya Naufal pada Ryan yang tengah bersiap-siap untuk pulang.

"Yoi, bro. Lo jadi pergi sama Aninda?"

"Kayaknya sih gitu, kenapa emangnya?"

"Gak apa-apa, sih. Yaudah, gue sama yang lain duluan, ya," pamit Ryan pada sahabat sekaligus teman sebangkunya itu.

Dean menghampiri Naufal. "Sukses jalan sama Anindanya, bro."

"Iya, bro. Sukses ya, gue sama yang lain kumpul FNE dulu," ujar Revy yang ikut menghampiri Naufal dan kini sudah berada di samping Dean.

Laki-laki itu mengulum senyumnya begitu mendengar semua ucapan yang dilontarkan oleh teman-temannya. "Makasih, bro."

Ryan mengangguk singkat. "Itu gunanya temen, kan?"

"Tumben otak lo bener," kata Dean sambil menoyor kepala Ryan.

"Gue bener salah, gue salah apalagi. Dede jadi serba salah, deh," gerutu Ryan.

"Lo mah hidup juga salah, Yan," ucap Revy diiringi tawanya. "Udah ah gak usah banyak bacot, yuk kita pergi sekarang."

Setelah ketiga temannya pergi dari hadapan Naufal, ia langsung saja beranjak dari tempat duduknya menuju kelas 11 IPS 2 untuk menghampiri Aninda. Karena kelas Naufal dan kelas Aninda itu bersebelahan membuat ia hanya perlu jalan beberapa langkah saja untuk bisa sampai di kelas gadis itu.

Begitu Naufal sampai di kelas 11 IPS 2, ia melihat gadis itu yang masih berada di kelas bersama teman-temannya. Tak mau membuang waktunya, ia langsung saja berjalan menghampiri Aninda.

"Hai, Ninda," sapa Naufal begitu gadis itu sudah berada di hadapannya.

Gadis itu sedikit tersentak akan kehadiram Naufal. "Eh, kenapa, Fal?"

"Kan tadi gue udah bilang, mau ngajak lo jalan," jawab Naufal.

"Lo serius? Gue pikir bercanda."

"Gue gak pernah bercanda kalau urusan ginian." Melihat Aninda yang sudah selesai membereskan buku-bukunya, Naufal langsung menarik lengan gadis itu. "Yuk, kita pergi sekarang."

"Emang kita mau kemana, sih?" tanya Aninda.

Naufal mencolek hidung mancung milik gadis itu. "Rahasia."

**

Kali ini Naufal mengajak Aninda ke salah satu kafe yang terletak di Jalan Progo yaitu Hummingbird Eatery. Kafe ini didominasi dengan furnitur yang terbuat dari kayu serta ornamen dan gambar burung kolibri yang menghias di setiap dindingnya.

Setelah mobil Naufal terparkir secara sempurna, ia langsung saja membukakan pintu mobil untuk gadis yang datang bersamanya dan mengajaknya turun. Lalu, keduanya berjalan memasuki kafe dan memilih tempat duduk yang nyaman. Setelah mendapatkan tempat duduk yang nyaman, keduanya segera memanggil pelayan untuk memesan makanan dan minuman.

Sambil menunggu pesanan keduanya datang, Naufal mengajak bicara gadis yang berada di hadapannya ini. "Gak apa-apa kan kalau gue ngajak lo jalan?"

Aninda menoleh ke arah laki-laki yang telah mengajaknya berbicara. "Emang ada apa, sih? Kok tiba-tiba."

Naufal mengulum senyumnya. "Kalau gue bilang pengen kenal sama lo lebih jauh, boleh?"

"Ya boleh, tapi kenapa?" tanya Aninda bingung.

Laki-laki itu menaikkan sebelah alis matanya. "Bukannya kalau orang suka itu gak perlu ada alesannya, kan?"

Gadis itu sedikit tersentak akan ucapan Naufal barusan. "Maksudnya lo ngomong gitu apa?"

"Gue emang suka sama lo, tapi gue juga gak mungkin nembak lo sekarang kok." Naufal menghela napasnya sebelum mulai berbicara. "Gue pengen bikin lo suka dulu sama gue, kalau udah gitu, baru gue nembak."

Gadis itu hanya tersenyum seakan bingung harus membalas apa mengenai ucapan Naufal barusan. Menyadari keadaan yang berubah menjadi canggung, Naufal berusaha untuk mencairkan suasana.

"Gak usah jadi canggung gitu, santai aja sama gue," ucap Naufal.

"Gue cuma bingung aja harus jawab apa."

Laki-laki itu terkekeh pelan. "Udah gue bilang kan kalau gue gak lagi nembak, jadi lo gak usah jawab apa-apa."

"Iya juga, sih," jawab gadis itu. Lalu, ia beranjak dari tempat duduknya. "Gue ke toilet dulu, ya."

"Mau gue temenin, gak?" tanya Naufal dengan senyum jahilnya.

Aninda mendelik sebal, lalu terkekeh. "Ya kali minta temenin sama lo."

Begitu Aninda izin untuk ke toilet, Naufal mengeluarkan ponselnya dan jari-jarinya mulai mengetikkan sesuatu untuk seseorang. Seseorang yang masih berstatus sebagai kekasihnya yaitu, Viola.

Naufal Baskara : Aku ketiduran, sayang. Soalnya tadi aku bolos, jadi udah di rumah dari jam 10.

Naufal Baskara : Maaf, sayang. Aku bener-bener lupa jemput kamu. Nanti malem, aku bakal ke rumah kamu ya buat jelasin semuanya sekalian kita dinner romantis.

Setelah mengirimkan sebuah pesan untuk gadis itu, Naufal buru-buru memasukkan ponselnya ke dalam saku celana sebelum Aninda kembali.

---

Mulmed : gambar Kafe Hummingbird Eatery. Don't forget to vomments, guys! Thx u -maria

Continue Reading

You'll Also Like

2.4K 188 128
🌹LIRIK LAGU KOREA PT2🌹 (MIMIN BIKIN PT2 NYA SOALNYA DI PT1 PENUH CUMA MUAT 200 CHAPTER, JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT NYA😁) 🌹BY MIMIN JODOHNYA LE...
1.1M 204K 48
(SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA | PART MASIH LENGKAP) Gwen tidak pernah menyangka bahwa kecintaannya pada hewan bisa membuatnya terjerumus unt...
1.5K 107 5
Hidup dengan dua pria tampan membuat Ana membenci takdir hidupnya... tidak, bukan berarti Ana membenci Papa dan adik kembarnya yang memiliki paras ta...
7.5K 718 68
Araya hanya ingin melewati masa SMA dengan tenang, tapi tampaknya hal itu tidak akan ia dapat dengan mudah setelah terlibat dengan 5 cowok yang diseb...