M A N U R I O S - 2 [THE END]

By apeneapple

248K 13.4K 334

[ π‘€π‘Žπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘  βΈ» π΄π‘ˆ ] Manurios : No matter how long it takes, true love is always worth the wait. β€’β€’ Gw... More

Prolog
Part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 19
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
part 31
part 32
part 33
part 34
part 35
part 36
part 37
part 38
part 39
part 40
part 41
part 42
part 43
part 44
part 45
part 46
part 47
P E NG U M U M A N
part 48
part 50
part 51
part 52
part 53
part 54
part 55
part 56
part 57
Manurios + Gwen (End)
part 58
part 59
part 60
part 61
part 62
part 63
part 64
part 65
part 66
part 67
part 68
part 69
part 70
part 71
part 72
part 73
part 74
part 75
part 76
part 77
part 78
part 79
part 80
part 81
part 82
part 83
part 84
part 85
part 86
part 87

part 49

2.5K 163 0
By apeneapple

Manurios.

Saat membuka mata, hal yang aku rasakan pertama kali ada dingin, dan semakin pandangan ku menjadi jelas, aku sangat terkejut saat menyadari diriku sedang terbaring di rumah sakit.

"ah kepalaku,"

"Manu, istirahatlah.. tidak perlu terburu-buru untuk bangun," ujar Adora, ibu Gwen.

"A-Adora?"

"em, kembali lah berbaring Manu.."

"kenapa aku berada di rumah sakit?"

"kemarin Gwen menemukan mu sedang menggigil di kamar, dan ia langsung membawa mu ke rumah sakit untuk segera mendapatkan perawatan.." jelas Adora seraya mengambil pisau dan mulai memotong apel yang berada di atas meja.

"Gwen? Gwen melihat ku menggigil? lalu sekarang kemana ia?"

"beristirahat di rumah.. aku rasa saat ia menemani mu, Gwen tidak henti-henti nya menangis, matanya sembab dan saat aku menyentuh tubuhnya, suhu badannya meninggi.."

"a-apa?"

"tidak apa-apa Manu, ia akan baik-baik saja setelah beristirahat.. namun, hari ini ia tidak aku izinkan untuk menemani mu terlebih dahulu," Adora tersenyum lalu menyetel kasur rumah sakit agar sedikit tegak dan membuatku bisa sedikit terbangun, "makan lah buah ini,"

"ah ya, terima kasih Adora,"

"Manu, untuk pertama kalinya aku melihat anak ku seperti ini.. aku berpikir ia benar-benar sangat mencintaimu,"

Perkataan Adora yang secara tiba-tiba membuatku tersedak. Bagaimana bisa aku makan dengan tenang jika ibu dari pacarku berkata seperti itu?

"aku harap kau tidak akan pernah menyakitinya Manu, aku benar-benar sangat menyayangi Gwen.." tambahnya yang membuatku langsung menggenggam satu tangannya.

"tentu, jangan khawatir Adora, aku tidak akan pernah menyakitinya, sedikit pun.."

***

Saat siang hari, Adora berpamitan untuk pulang terlebih dahulu untuk memasak sesuatu di rumah dan ia akan kembali lagi nanti. Aku tahu aku sangat merepotkan orang lain saat ini, namun, setiap aku berbicara tentang hal ini, Adora selalu saja memarahiku dan menyuruhku untuk diam. Kau tahu sendiri jika Adora adalah seorang dokter yang sangat sibuk, namun saat ini.. Ia malah merawat ku.

Drrrtttt!!

"hei baby," sapaku saat mengangkat telfon.

"bagaimana mungkin kau bisa seceria itu saat sedang sakit Manu?" tanya Gwen di ujung sana.

"memang aku harus bagaimana? bersedih? kenapa aku harus sedih jika pacarku menelfon?"

"Manu berhentilah.."

"okey baby,"

"bagaimana keadaan mu? apa sudah merasa lebih baik?"

"hmm, ya, walaupun kepala ku masih terasa sakit.. sedikit,"

"apa aku mengganggu-mu?"

"tentu saja tidak Gwen, mendengar suara mu malah membuat perasaan ku menghangat.."
Jujur saja, hanya dengan mendengarkan suara Gwen, hatiku sudah bisa menghangat.

"jangan menggombal di saat kau sedang sakit Manu.. berhentilah,"

"aku tidak sedang menggombal Gwen,"

"hmm i miss you.."

"i miss you Gwen,"

"apa kau ingin aku pergi kesana?"

"tidak. beristirahat lah di rumah.. besok kau boleh ke sini,"

"benarkah?"

"tentu baby,"

"baiklah. so, apa kau masih ingin berbicara dengan ku di telfon?"

"Gwen.. tentu saja,"

Aku dan Gwen menghabiskan waktu untuk berkomunikasi melalui telfon. Aku tidak bisa memperbolehkan Gwen untuk pergi ke rumah sakit karena aku tahu apa yang terjadi dengannya semalam.. Dan aku tidak mau jika ia sampai ikut jatuh sakit karena ku.

***

Gwen.

"Gwen..." teriak kakak ku yang sukses membangunkan ku dari tidur lelap.

Knock! Knock!

"Gwen, boleh aku masuk?" pintanya dari luar kamar.

"masuklah.."

Garfield menyalakan lampur kamar ku lalu kemudian berjalan dan duduk di ujung kasurku.

"kau baru bangun?" tanya nya yang aku jawab dengan anggukan. "i'm sorry," tambahnya, "maafkan aku sudah membentakmu tadi pagi, dan maafkan juga karena aku sudah membuatmu menangis,"

Aku tersenyum lalu kemudian mengangguk.

"kau memaafkan ku?"

"tentu saja Garfield,"

"good! kalau begitu bersiaplah, kau akan pergi berkencan dengan ku.."

"hah? kencan? lalu Hayley?"

"ia sedang bertemu dengan kawan lama, jadi kita bisa menghabiskan waktu bersama,"

"benarkah?" tanyaku seraya merangkak menuju kakak ku yang sedang duduk di ujung kasurku.

"ya, kau mau?"

"tentu!" aku langsung memeluk kakak ku dengan sangat senang.

Setelah bersiap-siap, aku langsung turun ke bawah untuk menemui Garfield yang sudah menungguku.

"ayo!" ujarku seraya mengalungkan tangan pada lengannya.

Selama di perjalanan, banyak hal yang kami bicarakan, mulai dari Hayley, saat-saat Garfield berlatih, sampai-sampai saat aku dan Manu bertengkar. Pada awalnya Garfield sangat terkejut dengan apa yang telah terjadi di antara aku, Manu dan juga Harry, namun setelah itu Garfield langsung paham dengan apa yang terjadi, menurutnya hal seperti itu akan wajar jika terjadi pada pasangan yang sudah menjalin hubungan lama sekali, bahkan Garfield dan Hayley pun sempat merasakannya. Namun, beda nya adalah hal ini terjadi pada Garfield, mantan nya datang dengan mengaku-ngaku kalau ia di hamili oleh Garfield. Alasan yang sangat klasik jika seorang wanita ingin menjatuhkan karir seorang laki-laki yang bahkan tidak pernah menyentuhnya sedikit pun.

Sampainya di mall, aku langsung menarik lengan Garfield untuk masuk ke dalam sebuah toko jaket dan memilih jaket dengan model yang sama.

"untuk kau dan Manu?" tanya Garfield. "aku tidak mau membelikannya jika kau akan memberikannya pada orang lain," tambahnya yang membuatku berjinjit lalu kemudian mencium pipinya. "hey! kau ini!" walaupun ia terlihat malu dengan apa yang baru saja aku lakukan, namun ia terlihat sangat senang.

"aku memilih untukku dan juga untukmu," jawabku. "rasanya sudah sangat lama sekali kita tidak seperti ini kak, kau terlalu sibuk pergi keluar rumah dan jarang sekali untuk kembali.. aku sangat merindukan-mu," tambahku seraya mencari jaket yang cocok.

"Gwen..." Garfield memelukku dari belakang dengan mengalungkan kedua lengannya pada perutku, "maafkan aku.." tambahnya yang membuat hatiku menghangat, "aku benar-benar merindukan-mu, jujur saja.. aku merindukan masa-masa dimana kita sering bertengkar hanya karena hal sepele," Garfield merenggangkan pelukannya lalu kemudian mengecup kepalaku, "i love you so much my little sister,"

Setelah mencari dan mencari, akhirnya aku mendapatkan jaket berwarna biru tua yang sangat cocok dengan ku dan juga Garfield. Aku langsung membawanya ke kasir dan..

"kalian pasangan yang sangat serasi sekali," ujar seorang wanita yang sedang menghitung total belanjaan ku.

"benarkah? aaah ya, aku memang sangat beruntung bisa memilikinya," timpal Garfield yang membuat ku refleks mencubit pinggangnya.

"ya tentu, saat memilih pun kalian terlihat sangat serasi.. aku jadi iri,"

"ehem, but he's my brother, not my boyfriend," potong ku dengan cepat sebelum Garfield membuka mulutnya.

"w-what? kalian bersaudara? astaga, hahaha aku sampai tidak memikirkan hal itu karena kalian terlihat seperti sepasang kekasih,"

Aku hanya membalas perkataan kasir wanita itu dengan anggukan dan juga senyuman canggung. Bagaimana bisa ia menyebutku dan juga Garfield seperti sepasang kekasih yang sangat serasi? Astaga.

"silahkan," ujarnya seraya memberikan barang belanjaan ku.

"thank you,"

Dengan menggandeng lengan Garfield, aku langsung keluar dari dalam toko dan mulai mencari sepatu. Hari ini Garfield benar-benar mengajakku berkencan.

"Gwen, sebelum membeli sepatu, apa kau ingin menonton terlebih dahulu?" tanya Garfield.

"tentu," jawabku dengan antusias.

Kami memutuskan untuk menonton film Now You See Me 2 dan kami tidak melakukan perdebatan apapun saat memilih film tadi.

Rasanya sudah sangat lama sekali tidak merasa sedekat ini dengan kakak ku sendiri. Aku jadi semakin takut untuk kehilangannya, terlebih lagi.. Ia akan segera menikah dengan Hayley, apa jadinya aku tanpa Garfield?

Selesai menonton, mencari sepatu dan juga tidak lupa dengan makan malam, akhirnya aku dan Garfield memutuskan untuk segera pulang karena sudah lelah.
Selama di perjalanan, hanya alunan musik dari ponselku yang di sambungkan ke radio yang terdengar, aku dan juga Garfield sama-sama tidak berucap sedikit pun, entahlah.. Ini terasa sangat aneh, namun aku tidak tahu bagian apa yang aneh.

"kita sampai," ujar Garfield saat mobil sudah terparkir di halaman rumah. "Gwen," panggilnya yang aku jawab dengan gumam. "hey, what's wrong?" Garfield memutar tubuhku untuk menatapnya, dan aku tidak bisa untuk menahan air mata ku untuk terjatuh. "hey.. ssstt, what's wrong babe?" tanya nya seraya memeluk tubuhku, "i am wrong?"

"n-no.." aku memeluknya sangat erat seakan enggan untuk melepasnya.

"lalu apa yang membuatmu menangis Gwen? apa kau masih marah padaku?"

Aku hanya menjawab dengan gelengan.

"Gwen, bicaralah, aku tidak akan tau apa yang terjadi jika kau hanya menangis.." Garfield merenggangkan pelukannya untuk mengusap air mataku, "speak," ujarnya.

"Garfield, aku minta maaf jika aku banyak menyusahkan-mu, aku minta maaf jika aku selalu manja dan tidak pernah mandiri, aku selalu bangun siang, aku selalu keras kepala, aku selalu egois, aku tidak suka mendengarkan perkataan mu, aku selalu berteriak, aku selalu meminta ini dan itu, aku selalu mengumpat di belakang mu, aku selalu iri padamu, aku.. aku..." tangisku semakin pecah saat mengutarakan segala hal yang aku rasakan selama ini.

Walaupun merasa sangat dekat dengannya, aku merasa jika aku belum menjadi sosok adik yang baik, sedangkan Garfield? Ia adalah sosok yang sangat baik.

"aku minta maaf.. jangan tinggalkan aku, dan aku mau jika kau terus bersama ku seperti ini, jangan pergi...." aku langsung memeluk tubuh Garfield dengan sangat erat. Aku sangat takut kehilangannya. Sangat.

"hey hahaha kau ini kenapa Gwen, mengapa tiba-tiba seperti ini? aku tidak akan pernah meninggalkan mu, tidak akan pernah," ujarnya dengan menangkup kedua pipi ku dengan kedua tangannya. "Gwen, kau adik ku satu-satu nya, aku sangat mencintaimu, bahkan aku mencintamu terlebih dulu lalu kemudian mom. kau sangat berarti dalam hidupku, selama aku masih bisa bernapas, aku tidak akan pernah meninggalkan mu, tidak akan." tambahnya yang membuatku semakin menangis.
"sudahlah, jangan menangis.."

"kau akan segera menikah, kau akan meninggalkan ku.."

"Gwen, baby.. aku menikah karena aku harus. aku harus mempunyai keturunan dan memberikan mom seorang cucu, memang kau tidak mau mempunyai keponakan?"

Aku terdiam.

"baby-G, menikah bukan berarti kita harus meninggalkan sesuatu.. dan aku tidak akan mungkin meninggalkan mu hanya karena aku menikah Gwen,"

"benarkah?"

"ya, tentu saja.. suatu saat kau juga harus melakukan hal yang sama seperti ku,"

Mendengar ucapannya mengingatkan ku pada sesuatu..
Manu ingin menikahi ku.

"jangan menangis lagi okey?" tanya nya dengan mengusap pipi ku.

Aku mengangguk.

"i love you, baby." kemudian Garfield mengecup keningku.

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 27.8K 27
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
3.3K 160 3
YANG NYARI VALVAS NAMANYA DIGANTI SKARLEN JADI KALIAN GA SALAH CERITA GAS YUKK MARI KITA BACAA.... ini tentang Laskar Sarka Sanjaya iblis pencabut ny...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

2.9M 204K 36
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
6.5M 93.9K 9
[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] ❝ I am here. I am here for you. I am here to protect you. I'm here to love you. ❞ ° ° Rangga Elkavander Carlleond. Co...