Best Part

By mariaulfa17

1.3M 86.4K 5K

You're the one that I desire. Copyright©2016 #2 in relationship (13/09/16) #6 in relationship (19/06/18) #2... More

Prolog
Part 1 : Introduce
Part 2 : Chat
Part 3 : Canteen
Part 4 : The Same Thing
Part 5 : Cousin
Part 6 : Party
Part 8 : Mood Booster
Part 9 : Satnight
Part 10 : Accidentally
Part 11 : Little Things
Part 12 : Naufal's Girlfriend?
Part 13 : Another Girl
Part 14 : Break Up
Part 15 : Trying
Part 16 : Give Up
Part 17 : Voice Call
Part 18 : Jealous?
Part 19 : Dinner
Part 20 : Hurt
Part 21 : Drunk
Part 22 : Over Again?
Part 23 : Tell Everything
Part 24 : Just A Friend
Part 25 : Fighting
Part 26 : Something Happen
Part 27 : Problem
Part 28 : With You
Part 29 : The Reason
Part 30 : The Other Side
Part 31 : Give Some Help
Part 32 : Take Care of Her
Part 33 : The Feeling
Part 34 : Back to School
Part 35 : Feel Worried
Part 36 : Realized
Part 37 : Somebody Else
Part 38 : Unexpected
Part 39 : Never Felt Like This
Part 40 : Regret
Part 41 : Changed
Part 42 : Let It Be
Part 43 : Should I?
Epilog

Part 7 : Liar

28.3K 2.2K 228
By mariaulfa17

Naufal mengerjapkan matanya karena tak menyangka akan bertemu gadis yang dulu pernah dekat dengannya di sini. Ya, hanya dekat karena memang Naufal belum pernah meminta Viola untuk menjadi pacarnya. Itu karena dulu Naufal telah menemukan gadis lain yang menurutnya lebih baik daripada Viola. Walaupun saat ini, timbul sedikit perasaan menyesal dalam diri Naufal begitu melihat Viola yang jauh lebih cantik.

"Viola, kan?" tanya Naufal berusaha memastikan.

Gadis itu mengangguk pelan. "Emang gue berubah banget, ya? Sampe lo aja kaya gak kenal gitu."

"Berubah banget, jadi makin cantik," goda Naufal dengan tangan yang mencolek dagu gadis itu.

"Apaan sih, biasa aja kok," sergah Viola cepat.

"Gue serius, Vio."

"Iya deh, makasih pujiannya," jawab Viola sambil tertawa pelan. "Cewe lo mana, Fal?"

Sebelum membalas perkataan Viola, laki-laki itu terkekeh. "Gue jomblo kali."

"Bercanda lo gak lucu." Gadis itu melipat kedua tangannya di dada. "Lagian gak mungkin banget Naufal Baskara jomblo."

"Ada yang tau banget tentang gue nih," cibir Naufal.

Viola mendelik sebal pada laki-laki itu. "Siapa sih yang gak tau lo? Cowo playboy yang gak tau diri."

"Cowo playboy yang gak tau diri." Naufal mengulangi ucapan Viola, lalu terkekeh. "Lo bilang gitu, tapi lo suka sama gue."

Kalimat sekaligus pernyataan yang baru saja terucap dari bibir Naufal itu membuat Viola seakan bungkam. Namun, gadis itu tak mau menjatuhkan harga dirinya di depan Naufal, jadi ia berusaha untuk menyangkal perkataan laki-laki di hadapannya ini. "Itu kan dulu dan kayanya gue lagi khilaf deh."

Setelah Viola menyelesaikan ucapannya, Naufal justru tertawa pelan. "Kalau sekarang masih suka juga gak apa-apa. Itu bukan khilaf, lo aja yang gak kuat sama pesona gue."

Mendengar ucapan Naufal yang semakin percaya diri membuat Viola semakin jengkel dan menatap sinis ke arahnya. "Males banget."

"Yakin males sama pesona gue?" Naufal menatap Viola dengan jahil. "Jangan males-males dong, sayang."

"Gue bukan pacar lo, jadi gak usah manggil sayang segala," kata Viola dengan lengan yang memukul bahu Naufal pelan.

Naufal mengusap puncak kepala gadis itu. "Yaudah kalau gitu, pacaran yuk!"

"Fal." Viola menghela napasnya sebelum mulai melanjutkan kata-katanya. "Gue gak mau ya dianggap pho sama cewe lo."

"Gue kan udah bilang kalau gue gak punya pacar, Vio," kata Naufal dengan senyum manis yang terukir di wajahnya. "Lo sendiri gimana? Punya pacar, gak?"

"Nggak, kenapa emang?"

Naufal tersenyum jahil. "Bagus dong, jadi gak ada yang marah kan kalau gue deketin lo?"

Gadis itu mengedikkan bahunya. "Menurut lo?"

Naufal mencubit pipi gadis itu pelan. "Vio gemes deh, jadi sayang."

Dari meja bartender, Ryan melihat Naufal sedang asyik mengobrol dengan seorang gadis. Gadis itu memang membelakangi Ryan, tapi ia yakin jika gadis itu sudah pasti Adella. Maka, ia memutuskan untuk menghampiri keduanya.

Begitu jarak Ryan telah dekat dengan keduanya, ia mengernyit heran karena gadis yang sedang mengobrol dengan sahabatnya itu bukan lah Adella, melainkan gadis lain.

Ryan menepuk pundak Naufal, lalu melirik ke arah gadis yang sedari tadi asyik mengobrol bersama sahabatnya. "Ini siapa, bro?"

"Gue sih maunya pacar," jawab Naufal dengan senyum jahilnya. "Kalau mau tau, kenalan dong, Yan."

Ryan mengulurkan tangannya pada gadis yang berada di samping Naufal. "Ryan."

Viola membalas uluran tangan sahabat Naufal itu sambil tersenyum ramah. "Viola."

"Lo ke sini mau ngapain, Yan?" tanya Naufal to the point.

Ryan menyulut rokok yang berada di tangannya, lalu menjawab, "Gue cuma mau kenalan sama cewe baru lo doang."

"Gak jelas lo! Udah sana ah ganggu aja," gerutu Naufal kesal.

"Iya, iya, ini juga gue mau pergi. Rusuh lo!"

Sebelum Ryan benar-benar pergi dari hadapan Naufal, ia berhenti sesaat di samping sahabatnya sambil membisikkan sesuatu, "Lo bener-bener brengsek, Fal."

Alih-alih menjawab, Naufal hanya tersenyum sebagai jawaban dari ucapan sahabatnya itu. Karena harus ia akui jika apa yang baru saja diucapkan oleh sahabatnya itu memang benar adanya.

"Oh iya, lo ke sini sama siapa? Aldo?" tanya Naufal setelah Ryan pergi dari hadapanya. Sebenarnya, ini bukanlah sebuah pertanyaan karena Naufal pun sudah tahu jawabannya jika Viola pasti datang bersama saudara sekaligus temannya itu.

Viola mengangguk singkat. "Iya, kalau lo?"

"Sendiri lah kan gue jomblo," jawab Naufal santai. "Oh iya, gue anterin lo pulang, ya?"

"Iyain aja deh biar cepet."

Setelah mendengar jawaban Viola, Naufal tertawa pelan. "Bilang aja lo gak mau nolak tawaran dari orang ganteng, kan?"

Viola memutar kedua bola matanya. "Terserah."

**

Dari tempatnya berdiri, Adella tak sengaja melihat sosok mantannya sedang bermesraan dengan gadis yang sudah pasti bestatus sebagai kekasih barunya. Hati Adella sangat sakit menyadari sang mantan yang sudah bahagia dengan kekasih barunya dan dapat semudah itu melupakannya. Adella tak mau mengeluarkan air matanya di sini, jadi ia memutuskan untuk menyuruh Naufal agar dapat mengantarkannya pulang sekarang juga.

Mata Adella menyapu sudut ruangan untuk mencari sosok Naufal. Namun, ia harus mengurungkan niatnya begitu melihat sosok Naufal yang sedang mengobrol dengan perempuan. Maka, Adella memutuskan untuk memakai taxi online saja. Karena Adella cukup tahu diri bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa Naufal, jadi gadis itu tidak ada hak untuk meminta Naufal agar bisa mengantarnya pulang.

Setelah Adella memesan taxi online melalui ponselnya, ia buru-buru ke luar dari ruangan ini. Adella berjalan dengan kepala yang menunduk dengan mata yang sudah berkaca-kaca karena tak kuat menahan tangis yang sudah ia tahan sejak tadi hingga dirinya tak sengaja telah menabrak seseorang.

Adella mendongakkan kepalanya untuk meminta maaf pada seorang laki-laki yang telah ditabraknya. "Sorry, Kak," ucap Adella dengan suara yang sedikit parau.

Laki-laki itu mengangguk seakan berkata tidak apa-apa. Dengan cahaya yang remang-remang, ia menatap lekat-lekat gadis di hadapannya. "Lo gak apa-apa?"

Adella tak mengerti akan pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh seniornya ini. Laki-laki itu buru-buru bertanya lagi melihat raut wajah Adella yang tak paham dengan pertanyaannya. "Maksud gue, kenapa lo kaya mau nangis gitu?"

Gadis itu hanya bisa menggeleng lemah pertanda bahwa dirinya baik-baik saja. Merasa urusan dengan laki-laki yang berstatus sebagai kakak kelasnya telah selesai, Adella memutuskan untuk melanjutkan kembali langkahnya.

Namun, laki-laki itu sudah lebih dulu menahan lengan Adella membuat gadis itu lagi-lagi harus mengurungkan niatnya. "Naufal mana?"

Lagi-lagi, Adella hanya menggeleng sebagai jawaban. Laki-laki itu hanya manggut-manggut seakan sudah tak aneh lagi dengan sikap Naufal yang tiba-tiba menghilang saat sedang di acara seperti ini. Biasanya alasan Naufal menghilang itu karena menemukan gadis lain yang lebih baik daripada gadis yang telah dibawanya.

Sebelum mengeluarkan suaranya lagi, laki-laki itu menghembuskan napasnya kasar sambil berharap jika keputusannya kali ini tidak salah. "Yaudah biar gue anter lo pulang."

**

Baru saja gadis itu akan memasuki kelasnya, sosok Naufal yang sedang berdiri di depan pintu kelasnya sudah lebih dulu menahan lengan Adella. Padahal Adella berharap untuk tidak bertemu dengan Naufal hari ini. Gadis itu hanya malas membahas acara Destroyer kemarin. Tapi, sepertinya Adella melupakan satu fakta bahwa ia dan Naufal berada di sekolah yang sama membuat laki-laki itu dapat dengan mudahnya menghampiri Adella ke kelas.

Keduanya sempat terdiam beberapa detik seakan hanyut dalam pikiran masing-masing tanpa ada yang berani memulai pembicaraan. Merasa tidak nyaman dengan suasana yang seperti ini, Naufal memutuskan untuk mengalah dan memulai pembicaraan.

"Cal, gue mau ngomong."

Adella menoleh ke arah Naufal dengan mengangkat sebelah alisnya. "Itu kan udah ngomong."

Naufal menghela napasnya. "Gue serius, Callista."

"Siapa yang lagi bercanda, sih?"

"Okay, gue mau minta maaf," ucap Naufal yang dibalas dengan tatapan heran dari Adella. "Jadi, kemaren itu bokap gue tiba-tiba nelepon dan bilang ada urusan mendadak. Gue lupa ka--"

Adella sudah muak begitu mendengar alasan Naufal yang terkesan tak masuk akal, jadi ia buru-buru memotong ucapan laki-laki itu. "Kenapa lo gak jujur aja, sih? Gue juga gak akan marah kalau lo jujur karena lo bukan siapa-siapa gue."

Naufal sedikit tersentak karena tak menyangka bahwa Adella akan mengetahui jika dirinya telah berbohong. Hatinya juga langsung mencelos begitu mendengar kalimat terakhir yang diucapkan gadis itu bahwa dirinya bukan lah siapa-siapa bagi Adella. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa ucapan Adella itu memang benar. Seharusnya, Naufal tak perlu berbohong karena Adella pun tidak ada hak untuk melarang dirinya dekat dengan gadis lain.

Namun, Naufal tak mau terlalu larut memikirkan ucapan Adella barusan. Yang ia tahu, ia harus berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Walau pada akhirnya, laki-laki itu lah yang akan meninggalkan duluan. Setidaknya, ia telah berjuang meskipun hanya di awal.

Continue Reading

You'll Also Like

1.8K 123 82
EPHEMERAL Sejenak beralih dari ~Don't Leave Me~ dan ~Psychopath Doctor~, Ucu Irna Marhamah kembali menulis novel romance di tahun ini. Hope you like...
2.5M 341K 76
#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengat...
312K 66.1K 48
#VERNANDOSERIES (last) 🎻 A Spin-Off from Firefly ✨ Biola bagi Rian, adalah cintanya. Ia nyaris tidak pernah mencintai apa pun melebihi lantunan dari...
2.3M 122K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...